BBI 23

362 37 3
                                    


ASSALAMU'ALAIKUM

COMENT YUK COMENT!!

VOTE YUK! MANA VOTE NYA NIH?

SELAMAT MEMBACA🙆🙆
================================


Hufftt

"Hujan nya gede banget," ucap Aisyah sambil mengusap kedua tangannya. Akhir-akhir ini hujan selalu lebat di tambah angin yang sangat kencang.

Hari ini hari minggu, hari yang paling menyebalkan. Bagi sebagian orang hari minggu adalah hari yang paling di tunggu tunggu. Mereka meluangkan waktunya dengan rebahan, berkumpul dengan keluarga, refreshing bersama teman, ke mall dan hal banyak lainnya yang menyenangkan. Apakah kalian juga begitu?

Sedangkan Aisyah? Ia harus mengerjakan setumpuk tugas dalam satu hari, bosan menghitung waktu, menonton film? Sayangnya Aisyah tidak terlalu suka. Membaca novel, stok bacanya sudah habisBermain dengan Karin Hanum pun pasti tidak bisa karena jadwal mereka latihan bela diri. Berkunjung ke rumah Umi atau Bunda mereka pasti tidak ada di rumah karena selalu ada saja kesibukan mereka.

Ia di rumah hanya seorang diri tidak ada yang menemani. Iya dia sendiri, seperti hidup sebatang kara. Rizal memang jarang di rumah. Mungkin jika malam  ia akan pulang.

Mengingat Rizal, teringat kembali kejadian tempo lalu. Rizal sepertinya bahagia jika bersama Putri. Selama dua bulan menjadi istri Rizal, ia tidak pernah melihat tawa Rizal. Jangankan  tertawa tersenyum pun tidak.

Putri, wanita yang memiliki wajah yang cantik, penampilan yang modis, bahkan menjadi ratu di sekolahnya. Siapa coba yang tidak kenal Putri, anak dari perusahaan terkenal se Indonesia dengan bisnis dimana-mana ia juga bergelimang harta. Apa yang kurang coba?

Sedangkan ia, hanya wanita biasa yang berusaha untuk menjadi muslimah yang baik. Memang tidak secantik Putri tapi ia berusaha untuk mempercantik hati. Memang ia tidak semodis Putri demi menjaga pandangan dari lelaki dan auratnya.

Jika di bandingkan dengan Putri memang ia yang akan lebih unggul. Pantas saja para lelaki berlomba-lomba mengejarnya. Termasuk Rizal mungkin. Apa ia harus seperti Putri agar bisa di anggap sebagai istrinya? Tidak mungkin, karena itu bukan keinginannya. Lebih baik apa adanya daripada berubah hanya demi makhluk.

Aisyah memang sudah tahu kalau Rizal memiliki hubungan dengan Putri. Jujur dulu ia tidak terlalu menjadi fikiran ataupun menyinggung perasaannya. Namun seiring berjalannya waktu rasa itu mulai tumbuh entah itu karena selalu melihatnya apalagi kan, mereka satu rumah.

Sikapnya yang selalu dingin, acuh tak acuh, tidak menganggap dirinya ada. Haha, lagian memang harusnya begitukan dari awal pun Rizal sudah bilang anggap pernikahan ini tidak ada dan tidak saling kenal. Tapi akhir-akhir ini tatapan mata Rizal terlihat berbeda pada dirinya. Entah kenapa ia pun bingung. Kadang sikap nya pun berubah-ubah.

Tapi sepertinya perasaan ini akan ia simpan sendiri, tidak mungkin Rizal akan membalasnya toh di dalam hatinya pun ada wanita lain.

Aisyah tertawa miris, takdir memang seperti ini ia harus menerima apapun resikonya.

Dug dug dug

Lamunannya tersadar Aisyah menoleh ke arah jendela yang terbuka tertiup angin.

Di hadapan jendela terbuka ia memejamkan mata menghirup udara sedalam dalamnya. Air hujan yang terbawa angin menerpa wajah Aisyah. Tak terasa air mata turun. Ia menumpahkan rasa sakit yang ada di hatinya. Tak apa, hujan menjadi saksi atas apa yang ia rasakan saat ini.

Sebentar, mengapa seperti ada yang memperhatikan dirinya. Aisyah kaget bukan kepalang ia hampir terjatuh ke belakang. Melihat Rizal yang tubuhnya menjulang tinggi sedang memperhatikan Aisyah  dengan baju yang basah dan sekantong kresek di tangannya.

Bad Boy InsafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang