🔹26🔹

2.4K 321 31
                                    

🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁

🍁

🍁

🍁🍁🍁🍁🍁

Berjalan bersisian dengan Jungkook bukanlah hal yang diinginkan oleh Alice, apalagi saat Jungkook lebih fokus padanya daripada jalan di depannya.

Tapi, saat ini dia adalah Alice, bukan Lalisa. Meski setengah malas, tidak ada pilihan lain baginya. Ini adalah tugasnya. Yah, meskipun Alice cukup yakin kalau keberadaan Ten dan Lucas sudah lebih dari cukup untuk mengawal Jungkook. Tapi tentu saja, seorang Jeon Jungkook selalu memiliki alibi yang tidak terbantahkan untuk menyeret Alice.

Benar-benar menyebalkan manusia satu ini, rutuk Alice dalam benaknya.

"Akhirnya, yang ditunggu-tunggu datang juga."

Jungkook tertawa sumbang mendengar sambutan sarkas itu, maniknya menatap lurus pria tinggi yang menyambut kedatangannya.

"Tadinya aku tidak berniat datang." sahut Jungkook sembari memutar bola matanya. "Tapi kar'na nama V disebut, aku datang kemari." sambungnya sambil menatap si pemilik nama.

"Haruskah aku tersanjung."

Sarkas dan retoris, hanya sebatas kata. Bahkan V tidak menunjukkan perubahan ekspresi.

Pria Kim itu bangkit dari kursi, melangkah tenang mendekati Jungkook, sebelum akhirnya berhenti dihadapan si pria Jeon dengan menyisakan jarak sekitar dua langkah. Setelahnya, V menatap lekat manik Jungkook.

"Selamat datang, Jeon Jungkook."

Menatap balik yang lebih tua, Jungkook mengulum senyum sembari mengulurkan tangannya. "Terima kasih, V."

Genggaman tangan keduanya mengerat dibarengi dengan tatapan intens dari keduanya, durasi yang cukup lama untuk sekedar berjabat tangan.

"Terjadi sesuatu diantara kalian?"

Celetukkan Park Sung membuat Jungkook dan V menoleh kompak. V hanya menunjukkan seringai kecil, sementara Jungkook mendecih keras. Lalu, tautan tangan keduanya terlepas setelahnya.

"Bukan urusanmu." ketus Jungkook.

Mengedik acuh, Park Sung tampaknya tidak begitu ambil pusing dengan sikap angkuh yang Jungkook tunjukkan. Leader dari kelompok Ivy itu hanya ingin segera menyelesaikan masalah yang sudah dibuat oleh salah satu anak buahnya. Yang sialnya adalah kekasihnya, Hera.

"Ekhem! Bisa langsung ke inti masalahnya."

Itu Alice. Gadis dengan masker full-face itu berujar santai sambil melirik jam tangan yang dipakainya, sebelum akhirnya menatap tiga pimpinan tertinggi yang ada disana tanpa segan.

Destiny [TAELICEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang