🔹11🔹

4.9K 577 42
                                    

🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁

🍁

🍁

🍁🍁🍁🍁🍁
                 
               

Suara ketukan pintu membuat perhatian Jungkook teralihkan, tak lama setelahnya pintu ruang kerjanya terbuka dan menampilkan sosok Yuta dengan sebuah amplop coklat ditangannya.

"Leader." Yuta membungkuk hormat.

"Ada apa?" tanya Jungkook to the point, dia sedang tidak ingin basa-basi, ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya.

Ya, bersyukurlah, setidaknya Jungkook sedikit berubah akhir-akhir ini. Meskipun perubahannya masih terlalu sedikit, tapi setidaknya Jungkook mulai mengurus Black Wings.

"Aku membawa laporan tentang pemuda itu, Hwang Hyunjin."

Gerakan tangan Jungkook terhenti saat mendengar nama Hyunjin, diletakkannya pena yang sejak tadi berada dalam genggamannya. Dengan gerakan pelan, punggung lebarnya kini sudah bersandar penuh pada sandaran kursi kerjanya.

"Katakan." titah Jungkook.

Yuta menarik nafas panjang, diliriknya sang pimpinan dan amplop ditangannya bergantian. Setelah ini, sepertinya Yuta harus bersiap menerima kemarahan Jungkook yang lain.

Dan kali ini, bukan lagi tentang pemuda bernama Hwang Hyunjin.

.
.

"Sial sekali."

Lisa, Chaeyoung dan Jennie saling melirik.

"Kenapa harus bertemu dengannya, sih!"

"Eonni, ada apa?" tanya Chaeyoung.

Jennie mengambil inisiatif untuk mem-pause drama yang sedang mereka tonton, sementara Lisa sudah berlalu ke dapur untuk mengambil minuman untuk Jisoo.

"Aku bertemu dengan-nya." keluh Jisoo penuh penekanan, lalu menghempaskan tubuh lelahnya ke sofa.

"Nya?" Jennie dan Chaeyoung membeo.

"Siapa eonni?"

Lisa datang dari dapur dengan secangkir teh hangat, disodorkannya cangkir itu pada Jisoo, sebelum akhirnya dia duduk disebelah eonni tertuanya itu.

"Terima kasih, Lisa. Chamomile tea memang sangat pas diwaktu seperti ini."

"Biasa saja, eonni." Lisa tersenyum, lalu menatap Jisoo penasaran. "Jadi, siapa yang eonni temui? Kenapa eonni terlihat kesal?"

Jisoo mendesah, memijit pangkal hidungnya untuk meredakan rasa nyeri pada kepalanya.

Hari ini seperti hari sial untuk Jisoo.

Destiny [TAELICEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang