🍁
🍁
🍁
🍁🍁🍁🍁🍁
Ting!
Mark melirik ponsel berwarna gold itu tanpa minat, ini sudah yang kesekian kalinya ponsel itu berdenting.
Ting!
Ting!
Ting!
"Ck!"
Dengan malas, Mark meraih benda persegi itu dengan tangan kirinya yang bebas, sementara tangannya yang lain sibuk mengusap punggung tangan Lisa.
"Orang ini----"
Mark menghela nafas setelah membaca rentetan pesan di ponsel tadi, lalu menatap sendu si pemilik ponsel.
"Noona, cepatlah bangun." ucap Mark. "Aku tidak tau harus memberi balasan apalagi." keluhnya.
Ponsel itu ia letakkan begitu saja diatas nakas, Mark memilih untuk melipat tangan kirinya untuk ia jadikan tumpuan kepala. Dan berakhir menatap wajah pucat gadis cantik kesayangannya, Lisa.
Ceklek.....
Jisoo menggeleng pelan saat melihat posisi Mark yang belum berubah sama sekali sejak ia pergi satu jam yang lalu. Tidak, bahkan sudah sejak kemarin pemuda itu duduk disana.
"Mark, makan dulu." titah Jisoo.
"Nanti saja noona, aku belum lapar."
Jisoo berdecak, berjalan tenang menghampiri Mark lalu menepuk pundaknya. "Terakhir kau makan tadi malam, itupun hanya beberapa suap." remasan kecil ia berikan dipundak pemuda itu. "Lisa tidak akan suka melihatmu seperti ini, saat dia bangun dan melihatmu seperti ini, dia pasti sedih dan kecewa."
Mark tidak menjawab, tapi perlahan ia menegakkan tubuhnya, lalu sedikit mendongak agar ia bisa menatap Jisoo.
"Kapan noona akan sadar?" tanya Mark dengan mata berkaca-kaca. "Ini sudah lewat tiga-puluh-enam jam."
Jisoo memeluk kepala Mark, memberi usapan lembut untuk menenangkannya. Meski Mark adalah adik Lisa, tapi dia dan kedua adiknya yang lain juga menyayangi pemuda ini. Bagi mereka, Mark juga sudah seperti adik mereka sendiri.
Dan, tentang Lisa. Gadis cantik bermata bulat itu kini terbaring diranjang rumah sakit. Seperti yang Mark katakan, sudah lebih dari tiga-puluh-enam jam Lisa tak sadarkan diri.
Kekacauan yang terjadi saat Lisa menjalani harinya sebagai Alice membuat dia nyaris kehilangan nyawa, racun yang digunakan musuhnya adalah racun buatan jenis baru yang cukup berbahaya. Beruntungnya Lucas dan Yuta segera membawa Lisa ke tempat Jennie, dan Jennie dengan sigap bisa mencegah peredaran racun itu. Kalau tidak, racun itu mungkin sudah mencemari darah Lisa dan merusak organ penting gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [TAELICEKOOK]
FanfictionRated M : untuk kata-kata kasar dan tindakan yang mengandung unsur kekerasan || bahasa frontal || mature contents dalam batas aman || disarankan untuk usia 15+ ✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘ Lalisa Manoban, gadis cantik dengan dua sisi kehidupan yang be...