🍁
🍁
🍁
🍁🍁🍁🍁🍁
"Alice akan pergi bersama kalian."
Si pemilik nama hanya menatap datar pria yang duduk dihadapannya, sementara dua pemuda yang juga ada disana menatap Jungkook tidak percaya.
"Tapi Alice baru saja kembali, leader." Ten buka suara sembari melirik Alice. "Aku bahkan yakin dia belum cukup tidur setelah misi kemarin malam."
Jungkook mendengus. "Lalu masalahnya dimana? Itu memang sudah tugasnya, dan tugas kalian. Cidera Taeyong belum pulih, tidak mungkin aku mengirim dia untuk pergi 'kan."
Alice mendecih keras, sama sekali tidak berniat untuk memelankan suaranya. Berani sekali dia mengungkit soal cidera Taeyong, pikir Alice. Tapi, sedetik kemudian gadis itu sadar akan sesuatu.
Jungkook sengaja melakukannya.
"Kau benar, itu memang tugas kami. Tapi masih ada Lucas dan Yuta. Mereka sedang tidak ada tugas, bahkan sejak sore mereka berkeliaran di markas." Johnny ikut bersuara.
"Apa maksudmu dengan berkeliaran?" tanya Jungkook tidak suka. "Mereka sedang menjaga markas ini, kau pikir markas ini tidak perlu dijaga?!"
"Maks----"
"John, it's okay." sela Alice. "Ayo, kita pergi."
"Tapi Al----"
"Ten, please."
Lagi, Alice memotong ucapan rekannya sebelum berhasil menyelesaikan kalimatnya. Bahkan kali ini gadis itu menatap Ten memohon.
Alice hanya ingin segera pergi, dia sudah muak melihat wajah Jungkook dan segala keangkuhan yang ditunjukkan oleh pria itu.
Melihat Jungkook membuat darah Alice mendidih, dia sebenarnya ingin memberi pelajaran pada mantan kekasihnya itu kar'na sudah membuat Taeyong cidera dengan cara yang kotor. Tapi sayangnya Alice tidak bisa melakukan itu kar'na dia mengingat sosok Jeon Doyoon, orang yang sangat ia hormati.
"Baiklah." Ten mengedik acuh. "Lagipula apa yang harus kami khawatirkan. Kau itu Alice, malaikat Jeon Doyoon." ucap Ten.
"Ya, benar. Tidak tidur dan tidak makan selama berhari-hari sepertinya tidak masalah untukmu." timpal Johnny.
Alice memutar malas bola matanya, dia tahu kalau kedua rekannya itu sedang menyindir halus dirinya.
"Kami pergi, leader."
.
."Ada pergerakan diluar gedung."
V, Suga, dan RM saling melirik. Ketiga pria itu bisa mendengar jelas ucapan Jim, tapi mereka masih memasang wajah biasa, seolah tidak terjadi apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [TAELICEKOOK]
FanfictionRated M : untuk kata-kata kasar dan tindakan yang mengandung unsur kekerasan || bahasa frontal || mature contents dalam batas aman || disarankan untuk usia 15+ ✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘ Lalisa Manoban, gadis cantik dengan dua sisi kehidupan yang be...