🔹02🔹

5.7K 701 78
                                    

🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁

🍁

🍁

🍁🍁🍁🍁🍁
     
    

"Kau yakin mau bekerja?"

"Ya, eonni. Aku sudah izin empat hari, tidak enak pada boss."

"Tapi hari ini aku off, Lisa. Kau tidak masalah sendiri?"

Chaeyoung datang bergabung, menarik kursi disebelah Jisoo dan duduk disana. Tatapannya terkunci pada Lisa yang sedang menikmati nasi goreng buatan Jisoo, dia sangat khawatir pada Lisa, meski sebenarnya sisi lain dari gadis itu mampu melindungi dirinya sendiri.

Tapi tetap saja, mereka berempat tidak bisa sembarangan bertindak.

"It's okay, Chaeng." sahut Lisa setelah mulutnya kosong. "Aku bisa menjaga diri."

Chaeyoung mengangguk meski masih khawatir. "Lalu bagaimana dengan lukamu?"

"Jennie eonni sudah memeriksanya tadi pagi, mengering dengan baik dan menutup dengan sempurna."

"Jangan bekerja terlalu keras, takut jahitannya terbuka lagi." peringat Jisoo.

"Minta bantuan pada Mingyu, dia masuk malam ini." celetuk Chaeyoung. "Dan jangan lupa, kalau kau terluka kar'na ditusuk preman."

Lisa mengangguk paham, meneguk air minumnya lalu tersenyum. "Tenang saja, kalian seperti tidak mengenalku saja."

"Justru kar'na kami mengenalmu, makanya kami mengingatkanmu." ucap Chaeyoung gemas, lalu menyentil pelan dahi Lisa.

"Chaeng benar, Mingyu itu cukup cerewet. Pasti dia akan bertanya macam-macam. Dan kau, kalau berhadapan dengan orang cerewet pasti menjawab dengan asal." sambung Jisoo.

Lisa terkekeh saat mengingat salah satu teman kerjanya di Club, Kim Mingyu.

Pemuda tinggi dengan kulit eksotis itu memang cukup dekat dengan Lisa dan Chaeyoung, selain ramah pemuda itu memang cukup cerewet untuk ukuran seorang pria.

Tapi Mingyu pribadi yang baik dan setia kawan, dia cukup sering membantu Lisa dan Chaeyoung dalam hal pekerjaan. Bahkan Mingyu juga sering memberi mereka tumpangan saat pulang, kar'na jam kerja mereka dimulai dari pukul 8 malam sampai pukul 2 dini hari.
    

🍁🍁🍁🍁🍁
    

Suara musik yang memekakkan telinga, bau alkohol dan kepulan asap rokok yang menyeruak keseluruh penjuru.

Sejauh mata memandang, ada begitu banyak wanita-wanita berpakaian minim serta pria-pria hidung belang berdompet tebal. Well, mungkin tidak semuanya.

Destiny [TAELICEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang