🔹32🔹

1.5K 217 80
                                    

🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁

🍁

🍁

🍁🍁🍁🍁🍁
               
                

Melempar asal handheld game console-nya, Jungkook menguap sembari merentangkan kedua tangannya setelahnya.

Sepasang manik kelamnya menerawang jauh. Lagi, Jungkook mengenang gadisnya, mantan gadisnya tepatnya.

"Cih!"

Membenci kenyataan, Jungkook masih belum bisa menerima keadaan. Ia akui kalau dirinya brengsek, tapi mengakhiri hubungan dengan Lisa tidak pernah tersirat dalam benaknya.

Cinta? Tentu saja, sangat.

Egois? Mungkin, tapi Jungkook tidak perduli.

Obsesi?

Lagi, Jungkook mendecih seraya bangkit dari kursinya. Untuk hal terakhir dia sendiri tidak yakin, bahkan Jungkook baru terpikir setelah mendengarnya dari mulut Lisa.

"Apa yang salah dengan itu."

Meraih kunci mobilnya, Jungkook keluar dari kamarnya diiringi siulan, memutar kunci tadi di ujung jari telunjuknya.

"Mau ke mana?"

Pertanyaan itu diajukan sang ayah, membuat Jungkook menghela nafas pelan dan berjalan menghampirinya.

"Appa belum tidur?" tanya Jungkook, melirik jam tangannya yang menunjuk angka dua.

Jeon Doyoon melepas kacamatanya. "Jangan mengalihkan topik." ucapnya.

"Mencari udara segar." sahut Jungkook. "Ini sudah hari kedua aku hanya berdiam diri di rumah, seperti permintaan appa."

Ya, Jungkook pulang ke kediaman utama Jeon satu hari sebelum hari natal. Seperti biasanya, ia akan menginap sampai perayaan natal. Dan khusus ditahun ini, Jeon Doyoon dengan tegas memintanya untuk tetap tinggal di rumah dan tidak pergi kemanapun tanpa izin sang ayah.

Kasarnya, Jungkook dikurung.

"Sepertinya kau tidak senang."

Jungkook menggeleng, meskipun ingin tapi dia tidak pernah melawan sang ayah. Bukan takut, tapi hormat.

Meski kerap merasa diperlakukan kurang adil oleh Jeon Doyoon, Jungkook tidak pernah lupa dengan pengorbanan sang ayah.

Tidak mudah membesarkan anak seorang diri, ditambah dengan status mafia yang melekat.

"Aku hanya bosan." aku Jungkook. "Dan hanya akan pergi jalan-jalan, mungkin keliling kota."

Jeon Doyoon mendesah pelan. "Aku seperti ini kar'na sayang padamu, kau putraku. Mungkin kau merasa aku terlalu keras padamu, tapi ini untuk kebaikanmu, aku ingin kau berubah."

Destiny [TAELICEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang