🍁
🍁
🍁
🍁🍁🍁🍁🍁
"Kenapa kau merahasiakannya dariku?"
Hening, tidak ada jawaban. Lawan bicaranya tetap setia menundukkan kepalanya.
"Sudah merasa hebat? Merasa bisa menyelesaikan semuanya sendiri?"
Kali ini, gelengan kepala yang ia dapatkan sebagai jawaban, membuatnya geram kar'na tak kunjung mendapatkan jawaban.
"JAWAB AKU, MARK LEE!"
Tersentak, kedua tangan Mark mengepal erat kar'na rasa kaget yang ia terima. Ini pertama kalinya Lisa membentaknya.
"Noona, aku----"
Kalimatnya menggantung, Mark sekarang bingung, tidak tahu harus mulai dari mana menjelaskan apa yang telah terjadi.
"Bukan seperti itu."
Menyesal, Mark benar-benar menyesal. Sejak awal seharusnya dia mengatakan segalanya pada Lisa. Tapi sekarang sudah terlambat.
"Lalu apa?" tanya Lisa, kembali menurunkan nada bicaranya. "Kau bahkan memberitahu Chaeng dan meminta bantuannya, dia tidak mengenal Hyunjin, aku yang mengenalnya. Aku noona-nya kalau kau lupa." cecarnya.
"Aku hanya tidak ingin menambah bebanmu, sudah cukup beban yang diberikan orang itu."
Haruskah Lisa menangis haru? Kar'na ternyata sebelum mengambil keputusan Mark lebih dulu memikirkan dirinya, menjadikan dirinya prioritas utama.
Orang itu. Ck! Rasanya Lisa ingin mencekik batang lehernya, atau mungkin ia patahkan sekalian. Tapi sayang, itu hanya angan semata.
(Jungkook keparat!) maki Lisa dalam hati.
Menghelakan nafas panjang, Lisa perlahan menekuk kedua kakinya. Gadis bersurai blonde itu berlutut di hadapan Mark, menangkup pipi si pemuda Lee lalu mengangkatnya perlahan.
"Kau baik-baik saja? Mana yang sakit? Bilang padaku."
Bukannya menjawab, Mark malah memeluk leher Lisa dan menenggelamkan wajahnya di sana.
"Maaf." lirih Mark.
Lisa hanya diam, mengangguk pelan meski sedikit kesulitan dan membalas pelukan Mark, mengusap punggung tegap adiknya itu dengan sayang.
"Jangan diulang." peringat Lisa lembut. "Kau adalah tanggung jawabku, Hyunjin juga. Ingat ini baik-baik, kalian itu bukan beban, kalian adik-adikku."
Melepas pelukannya, Mark menatap Lisa dengan mata berkaca-kaca. "A--aku tidak bisa melindungi Hyunjin. Aku gagal." sesalnya.
Lisa menggeleng pelan. "Kau sudah berusaha, lawanmu memang tidak seimbang." hiburnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [TAELICEKOOK]
FanfictionRated M : untuk kata-kata kasar dan tindakan yang mengandung unsur kekerasan || bahasa frontal || mature contents dalam batas aman || disarankan untuk usia 15+ ✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘✘ Lalisa Manoban, gadis cantik dengan dua sisi kehidupan yang be...