🔹29🔹

1.4K 280 58
                                    

🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁

🍁

🍁

🍁🍁🍁🍁🍁
              
             

"Sial."

Menggeram pelan, Alice mengisi glock 20 kesayangannya dengan tergesa. Matanya sesekali melirik sekitar, melihat keadaan rekan-rekannya yang sama terpojok.

"Aku akan menghajarnya setelah ini."

Membuang kasar nafasnya, Alice menatap balutan di paha kanannya. Bagian kemeja dengan motif kotak-kotak, ia terkekeh saat melihatnya.

"Entah sudah berapa banyak kemeja yang kau rusak."

Menegakkan kembali tubuhnya, Alice lalu menghentak kaki kanannya beberapa kali. Ringisan kecil lolos dari belah bibirnya, ia bahkan dapat merasakan lubang dibagian pahanya yang terisi peluru.

"Tetap di sana, aku akan membereskan ini."

Alice mengangkat kepalanya saat suara itu terdengar, bola matanya bergulir mencari sosok si pemilik suara. Dan tak lama, Alice mendapati orang yang ia cari tengah sibuk menembaki musuh mereka.

Lee Taeyong, dia adalah pemimpin tim untuk operasi kali ini.

"Aku masih bisa bertahan."

Suara decakan terdengar, setelah melepaskan tembakan terakhirnya Taeyong pun menoleh. Tatapan tajamnya menghujam manik kelereng Alice, ia menggeleng tegas.

"Aku tidak mau membawa pulang mayatmu."

Alice mendecih. "Kalau begitu tinggalkan saja."
          

Bip!

Sreet~
      

Alice mengantongi earpiece miliknya setelah ia memutus sambungannya. Gadis itu membuang jauh wajahnya, berusaha menghindari tatapan tajam Taeyong yang sirat akan kemarahan.

Sebut saja Alice keras kepala, kar'na bahkan disaat Taeyong mengkhawatirkan dirinya ia justru mengabaikan pemuda itu. Hanya satu hal yang terlintas dalam benak Alice, ia tidak boleh lemah dan kalah dari Jungkook.

Benar, Jungkook.

Pria itulah yang mengirim Alice jauh-jauh ke Gyeongju, kota yang berada 370 kilometer di tenggara Seoul. Membutuhkan waktu empat jam untuk tiba di kota ini.

Dan rasanya tidak perlu dijelaskan lagi alasan apa yang Jungkook buat kali ini, kar'na hanya ada satu alasan yang mampu membuat Alice patuh pada pria itu.
         

Bruk!
            

Alice menatap nanar tubuh salah satu anggota timnya yang jatuh tak bernyawa, entah sudah berapa banyak rekannya yang gugur.
          

Destiny [TAELICEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang