🔹36🔹

1.3K 209 35
                                    

🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁

🍁

🍁

🍁🍁🍁🍁🍁
           
            

Lisa sudah terlalu terbiasa dengan jalan cerita kehidupannya, yang jujur saja cukup tidak adil baginya.

Tumbuh besar di sebuah panti asuhan tanpa tahu siapa orang tuanya, yang meninggalkan Lisa kecil di depan pintu asuhan pada malam akhir musim semi dalam keranjang bayi. Dan setangkai bunga matahari menjadi pengingat sekaligus satu-satunya kenangan, membuat si gadis Manoban begitu jatuh cinta pada bunga berwarna cerah itu.

Lalu ketika akhirnya ia bisa merasakan hidup bersama orang yang bisa ia panggil Appa dan Eomma, Lisa harus kembali menelan pil pahit karena kehidupan yang indah itu menghilang begitu cepat. Appa dan Eomma-nya, orang tua angkatnya, mereka mulai menyiksa Lisa kecil dan berujung menjualnya.

Dan saat itulah Lisa bertemu kembali dengan sang father, Jeon Doyoon. Pria yang tidak lagi Lisa ingat setelah pertemuan tidak disengaja keduanya, tapi ternyata pria itu sudah cukup lama mencarinya.

Malam itu, Jeon Doyoon menyelamatkan Lisa kecil dari sebuah pelelangan pasar gelap. Dia dibeli, namun untuk dibebaskan.

Dan malam itu juga, Lisa memutuskan untuk menolak kebebasannya.

Tanpa ragu atau takut, si gadis kecil yang baru berusia dua-belas tahun itu mengatakan kalau dia akan ikut dengan Jeon Doyoon. Membayar semua uang yang sudah dikeluarkan oleh pria itu dengan bekerja untuknya.

Dan sejak itu, meski kepahitan dalam hidupnya tidak juga usai, setidaknya ada manis yang bisa Lisa cecap.

Miris, tapi setidaknya tidak tragis.

Malang, tapi setidaknya tidak kepalang.

"Kau tidak keluar? Lagi?" Jisoo menatap Lisa serius. "Ada apa? Sikapmu sedikit aneh sejak kemarin."

Lisa menggeleng pelan. "Tidak ada apa-apa." bohongnya. "Luka Eonni bagaimana?"

"Hanya luka kecil."

Mendesah pelan, Lisa melirik lengan Jisoo lalu menatapnya. "Maaf, kalian jadi ikut terlibat."

"Bicara apa sih!" protes Jisoo. "Kita ini keluarga kalau kau lupa."

Lisa mengangguk. "Terima kasih." tanggapnya tulus.

"Begini lebih baik, terluka bersama tanpa ada rahasia." ucap Jisoo jenaka. "Aku keluar dulu."

Helaan nafas panjang melewati celah bibir si gadis Manoban, netranya menatap lekat daun pintu kamarnya yang sudah kembali tertutup.

"Kenapa juga Kai oppa tidak jadi membatalkan liburan ini." Lisa mengacak rambutnya. "Tidak tau. Masa bodoh!" sungutnya.

Destiny [TAELICEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang