🔹22🔹

2.5K 396 60
                                    

🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁

🍁

🍁

🍁🍁🍁🍁🍁
              
              

"Noonaaa~~"

Bibir pucat itu melengkungkan sebuah senyum tipis, jari-jarinya menyisir lembut helaian rambut yang kini berwarna serupa dengan miliknya.

"Berhenti menangis."

Teguran lembut yang hampir serupa dengan bisikan itu memaksa Mark menegakkan punggungnya, tangannya bergerak kasar mengusap wajahnya, berusaha untuk menyingkirkan butiran kristal bening yang membasahi mata dan pipinya.

"Aku takut." cicit Mark.

"Kenapa hm?" Mark tidak menjawab, ia meraih tangan kecil itu lalu mengecupnya berulang-ulang. "Aku disini, tidak ada yang perlu kau takuti lagi."

Bibir Mark mengerucut. "Dua hari noona tidak sadarkan diri, mana mungkin aku tidak takut." rengeknya manja.

Lisa terkekeh pelan, sangat pelan. Meskipun tubuhnya masih terasa agak lemas, tapi ia tetap melayani adik tersayangnya.

"Maaf."

Mark menggeleng. "Yang penting noona baik-baik saja sekarang." tanggapnya.

Lisa tersenyum. Jemarinya kembali bergerak menyisir helaian rambut blonde Mark, sementara Mark tampak menikmati sentuhan lembut dari sang kakak sembari memejamkan kedua matanya, dengan posisi kepala yang setengah bersandar diatas perut Lisa.

Dari posisinya, Lisa bisa melihat jelas lingkaran hitam dibawah mata Mark, yang diperparah dengan sembab pada kelopak matanya kar'na Mark tidak mau berhenti menangis sejak Lisa sadar satu jam yang lalu.

Ada banyak hal yang ingin Lisa tanyakan, tapi ia harus menahan diri kar'na Jennie sudah memberi ultimatum padanya.
        

"Jangan banyak bicara, apalagi bergerak. Kalau kau sampai melanggarnya, akan kupastikan kau terkurung disini untuk waktu yang lama."
           

Kalau sudah begini, tidak ada pilihan selain menuruti perkataan Jennie. Kadang Lisa heran, bagaimana bisa orang segalak eonni-nya itu menjadi dokter. Meskipun kemampuannya tidak diragukan, tapi Lisa pikir Jennie terlalu galak dan kaku untuk ukuran seorang dokter.
           

Ceklek.....
           

Pintu ruang rawat Lisa terbuka, lalu dua orang dengan pakaian tertutup melangkah masuk. Lisa bisa langsung mengenali keduanya setelah tatapan mereka bertemu.

Itu, Jaehyun dan Taeyong.

"Akhirnya dia tidur nyenyak juga." ucap Jaehyun, lalu menarik turun maskernya dan mengusap kepala Mark.

Destiny [TAELICEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang