Matematika. Satu pelajaran mengundang banyak umpatan. Itulah yang di rasakan oleh semua murid saat berhadapan dengan matematika.
"Kenapa Bapak ngasih tugas pak?" tanya Lubi membuat seisi kelas menoleh berjamaah. Tumben.
"Bapak gabut, jadi saya kasih tugas. Kerjakan ya, besok di kumpulkan."
"Ada yang mau ditanyakan?" tanya Pak Gono.
"Pak, soal matematika Bapak selalu membangkitkan asma saya pak. Bengek," seru Bagas.
"Pak, mengapa di matematika selalu Ada x dan y ya pak. Emang keistimawaan mereka apa sih pak? Saya suka kesel kalau di suruh nyari mereka," tanya Ucup.
"Liat matematika berasa liat mantan pak. Bawaannya istighfar mulu. Itu kenapa ya Pak? " tanya Bunga.
Pak Gono memijat keningnya. Pertanyaan macam apa itu?
"Sudah-sudah kalian pikirkan sendiri. Saya pusing mendengar pertanyaan kalian," ucap Pak Gono. "Jangan lupa tugas besok."
"Asyuwww pak!" seru Tono.
"Apa kamu bilang?!"
"Eh asyiap maksudnya."
"Ohh yasudah bapak pergi dulu," putus Pak Gono kemudian keluar.
Lubi bernapas lega. Mendorong buku yang sudah ia isi di LKS. Tidak payah lagi dirinya mengerjakan PR di rumah, toh di sekolah pun ia bisa.
______
"Ini ngadain apalagi sih sekolah. Udah tahu gue gak punya bakat masih aja ngadain yang kaya beginian," dumel Kristal memperhatiakan brouser yang terpajang di mading. "Mana wajib lagi."
"Bener banget. Gue harus nyanyi? Tapi gue gak bisa nyanyi. Gue nari? Gue bisanya goyang patah-patah ala tik tok. Pidato? Gak ada bakat buat membacot panjang lebar. Puisi? Penonton bukannya terhanyut sama puisi gue, nantinya malah pada bengek geura." Navin mengehela napas panjang membaca semua daftar yang harus siswa pilih salah satunya.
"Lo mau ikutan yang mana Al?" Aldian mengangkat bahunya tak tahu.
"Eh tapi bentar, lombanya bisa dua orang. Artinya kalau kita milih lomba nyanyi kita bisa ngajak kawan gitu loh. Ngerti kagak?" tanya Navin tersadar.
"Nggak." Kristal menggeleng polos.
Tak
"Di jelasin malah nggak ngerti." Navin menjitak kepala Kristal membuat sang empu mendelik tajam. "Kalau gitu, Aldian colab sama gue. Gimana Al?"
"Gue nurut aja," jawab Aldian.
"Terus gue?" Kristal memandang lirih pada sahabatnya.
"Itu sih DL."
"Baku hantam yuk Vin! Liat muka lo bawaanya pengen nampol," kata Kristal menggulung lengan bajunya sampai ke atas.
"Nantang nih ceritanya? Okeh," balas Navin tak terima.
Aldian membiarkan dua manusia itu saling beradu tonjok. Lebih baik membaca lagi brouser itu ketimbang meleraikan mereka yang tak berguna.
Matanya menyipit. "Dua orang dalam artian pria dengan wanita. Bukan pria dengan pria," ujar Aldian membuat Navin dan Kristal langsung cengo di tempat.
"Apa?!"
_______
"Sayang, lo sakit?"
Lubi mengerjap beberapa kali mengumpulkan nyawa. Ia menoleh ke samping, yang sudah ada Bagus di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku pergi (On Going)
Teen FictionBagaimana tanggapanmu berpacaran hanya satu hari lalu putus tanpa ada sebab? Dan bagaimana perasaanmu dikala tahu bahwa itu hanya taruhan saja? ________ "Gue gak mau, gue gak mau kita putus, yang berhak mutusin itu cuma gue. jadi, mau sampai kapanp...