20 - 21 - 10 - 21 - 8

977 127 9
                                    

Jam istirahat sudah berbunyi kini Aldian bersama kedua sahabatnya sudah berada di kantin.

"Aldian!! " teriak cewek dari pintu kantin sembari melambai-lambaikan tangannya.

Aldian berdecak dalam hati, ingin rasanya bumi menelan cewek bar-bar ini.

"Pacar?" sapa Lubi namun tak ada sahutan dari Aldian.

Lubi langsung saja duduk tanpa menghiraukan tatapan tajam dari Aldian.

"Al kemana?" tanya Navin mendapati Aldian akan pergi.

"Balik ke kelas," ucap Aldian yang langsung pergi.

Kristal dan Navin saling tatap lalu keduanya melemparkan tatapan pada Lubi.

"Ngapain natap gue kaya gitu," ketus Lubi sambil memakan makanan Aldian yang belum sempat dimakan.

"Tadi lo berangkat bereng Aldian? " tanya Navin yang mendapat anggukan dari Lubi. "Di perjalanan lo ngapain aja?" lanjutnya yang malah mendapat ketukan sendok dari Lubi.

"Gue bukan cewek murahan dodol."

"Maksud gue lo udah ngelakuin apa sampai Aldian jutek banget sama lo?" perjelas Navin dengan tangan yang hendak memukul saking geramnya.

Lubi menghentikan suapan kedalam mulutnya lalu menyimpanya kembali di atas piring. Lubi memegang dagunya menatap langit-langit kantin seraya mengingat-ngingat.
"Tadi pagi gue gak sengaja ketemu mamanya di jalan terus__".

"Gak usah bahas yang itu. Yang ada Aldian nya aja," potong Kristal.

Lubi kembali berpikir. "Tadi pagi gue berangkat bareng sama Aldian. Sempat ada penolakan sih, tapi untung aja tante Intan maksa Aldian buat setuju. Terus gue suruh Aldian pake helem pink hello kitty gue dan yang nyupirinnya juga gue."

"Terus?"

Lubi melanjutkan ceritanya." Terus di perjalanan gue gak sengaja nyerempet emak-emak yang mau nyebrang tuh, gue minta Aldian buat tanggung jawab tapi Aldiannya gak mau. Ya auto di gebukin massal sama emak-emak di pasar. Setelah puas dipukul, emak-emak nya minta balik ganti rugi. Karena mungkin Aldian takut digebukin lagi, akhirnya Aldian ngeluarin 5 lembaran ratusan ribu terus kasih deh ke emak-emak yang gue serempet tadi," ucap Lubi dengan santainya ia melahap kembali makanan yang sempat terhenti.

"Emang waktu Aldian digebukin lo kemana?" tanya Kristal.

"Gue ngumpet," ucap Lubi dengan entengnya.

Mendengar itu Kristal dan Navin meggelengkan kepalanya. Cowok mana yang tidak kesal jika di perlalukan seperti itu. Dasar Lubi.

"Tabahkanlah sahabatku ini dari setan Tuhan," kata Kristal menengadahkan tanganya keatas yang malah mendapat jitakan dari Lubi.

"Lo kira gue setan hah?" bentak Lubi. "Udah ah, ngomong sama kalian bikin cape mulut gue, " putus Lubi lalu berdiri dari kursi.

"Bi yang bayar makanan si Aldian siapa?" tanya Navin jangan sampai uangnya yang harus keluar.

Lubi melirik makanan yang ia makan "Ohh jadi ini belum di bayar?"

"Lo aja deh yang bayar itung-itung neraktir cewek cantik," lanjutnya.

"Kok gue?" tunjuk Navin pada dirinya "Noh si kristal aja yang bayar," lempar Navin pada Kristal.

Kristal melirik Lubi sekilas kemudian menatap Navin bingung."Lah kenapa harus gue, emang yang makan siapa? Lubi kan, dia aja yang bayar."

Lubi memutarkan bola matanya jengah. "Ck, tinggal patungan aja apa susahnya sih," ucap Lubi meninggalkan Navin dan Kristal.

Keduanya menatap punggung Lubi bersamaan. "ck, tinggil pitingin iji ipi sisihnyi sih," kata Navin mengulangi perkataan Lubi sambil menye-menye.

________

"Marah sama gue?" tanya Lubi

"Gak."

"Gue minta maaf."

Aldian berhenti berjalan ia menatap Lubi dalam-dalam. "Bisa gak sehari aja lo gak ngikutin gue?".

"Gak bisa."

Aldian berdecak pelan, percuma ia menyuruh Lubi untuk tidak mengekorinya lagi. Bukannya malah pergi, Lubi justru semakin nempel. Aldian meneruskan langkahnya.

"Sayang tungguin gue," ucap Lubi menyamai langkahnya dengan langkah Aldian.

"Al bilang sayang dong sama gue," bujuk Lubi menghadang langkah Aldian namun Aldian malah terus berjalan sedangkan Lubi berjalan dengan cara mundur .

"Gak."

"Ok, kayaknya gue harus pake jampi-jampi dulu deh." Ia merentangkan tangannya menyuruh Aldian untuk berhenti, Aldian menurut pasrah.

"Kang Aldian kalo Lubi bilang sayang, sayang yah," ucap Lubi menggunakan suara khas penyanyi pantura. Lubi berjoget memutar di tempat tangan kananya di atas sedangkan yang kiri dibawah kemudian memutarkan pergelangan tanganya. "Sayang, sayang, sayang, telelelele ah".

"Udah?" tanya Aldian dengan mata malas menatap Lubi.

Lubi berhenti berjoget. "Udah. Al udah sayang sama gue? ".

"Belum," jawab Aldian singkat lalu melanjutkan langkahnya lagi ia ingin bel segera berbunyi agar gadis yang ada dihadapanya ini cepat-cepat pergi namun dewi Fortuna tidak berpihak pada Aldian, kini kelas keduanya tengah jam kosong yang biasanya Aldian sangat senang tapi ini malah membuatnya semakin kesal.

"Kalo belum berarti bakalan sayang dong?" tanyaLubi, tanganya ia simpan di belakang dan berjalan meyilang.

Aldian menghela napas pasrah. Sepertinya jika berada didekat gadis bar-bar ini Aldian harus banyak menghela napas," Terserah lo".

"Heh.. Itu kata-kata cewek."

"Tabahkanlah hambamu ini ya Tuhan," batin Aldian dalam hati.

Aldian kini sampai dikelas 11 IPS 2. Lubi? Tak payah ditanya dirinya dimana ,sekarang Lubi tengah duduk disamping Aldian ia terus saja membujuk Aldian lebih tepatnya memaksa agar Aldian pulang bersamanya.

"Gimana Al mau ya?" bujuk Lubi dengan mata memelas.

"Gue__" ucapanya terpotong dikala ponsel Lubi berdering ia segera merogoh ponselnya dari saku. Lubi menggeser tombol hijau untuk mengangkatnya.

"Apa kim?"

".............."

"AAAAA AAAA!!!!!" Teriakan Lubi sukses membuat seisi kelas menutupi telinga mereka masing-masing.

"Maaf-maaf," ucap Lubi cengengesan pada semua orang.

Dengan terburu-buru Lubi berlari secepat kilat meninggalkan kelas Aldian.

"Cewek lo kenapa sih?" tanya Kristal pada Aldian. Aldian mengangkat bahunya acuh, ia bersyukur akhirnya cewek yang ada dihadapanya ini sudah pergi.

Tiba-tiba Lubi kembali masuk membuat heran seisi kelas. " Lupa mau bilang ini." Lubi berjalan menghampiri Aldian. "Besok berangkat sekolah bareng sama gue, gue yang jemput lo!" ucap Lubi berlari lagi meninggalkan kelas Aldian.

Maaf kalo ada yang salah atau gimana karna aku tuh lagi masa-masa belajar.
Follow IG:naya_aryanda165

Aku pergi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang