"Bi, lo liatin siapa?" tanya dena memecahkan lamunan Lubi.
"Bentar girls gue mau kesitu," ucap Lubi yang sudah berlalu pergi.
Dena dan Kimberly menatap arah tujuan yang ingin Lubi datangi.
"Jangan bilang kalo lo mau-"
__________
"Udah ya Kris lo yang sabar. Dan tolong muka lo di kondisikan, gue jijik liat lo," ledek Navin dengan watadosnya membuat Kristal menatap sengit.
"Gue heran sama bokap gue, sama anak sendiri aja pelit. Orang tinggal kasih tau jawabannya apa," kata kristal sembari meneguk es lemon tea nya.
Navin hanya mangut-mangut pasrah percuma jika dilanjutkan. Perdebatan antara keduanya tak kan pernah selesai tujuh turunan delapan tanjakan sembilan pengkolan.
Terdapat keheningan diantara mereka.
"Al, gimana berhasil?" tanya navin mencari topik pembicaraan.
Aldian menyerngitkan alisnya.
"Ck yang nembak cewek itu."
Kini Aldian mulai mengerti. "Ohh tentu."
"Kok bisa? Caranya?? " Kompak Navin dan Kristal.
Aldian mengangkat kakinya satu menempatkan di paha kanannya.
"Pertama, di halaman rumahnya gue simpen paku yang banyak. Supaya apa? Supaya motornya bocor. Dan gue tau kelemahanya dia anak pinter dan biasanya anak pinter tuh paling gak suka kalo di hukum apalagi diskors.""Lo yang lakuin sendiri?" tanya kristal heran.
"Nggak, pengawal gue yang lakuin"
Sudah kristal duga pasti bukan Aldian.
Sedangkan diposisi belakang seorang gadis tengah mendengarkan percakapan mereka ,gadis itu berkacak pinggang sambil melototkan matanya ke arah Aldian.
"Ohhh," Paham Navin dan Kristal, "terus tuh cewek gak naik angkot?" tanya Navin.
"Angkotnya gue sewa supaya gak lewat kesitu, kan udah gue bilang gue pengen cewek itu telat supaya gue bisa kasih pilihan yang mungkin gak akan pernah ditolak sama dia."
"Dan hari ini gue mau mutusin dia. karena taruhan kita udah selesai, kan?"
"Salut gue sama lo," kata kristal memuji.
"Ya iya dong kar___"
BRAKKKK!!!!! .
"Anjir!!! Be___lo!!! " Kata Aldian dengan mata melongo kaget.
"Iya, gue Alana Archa Lubi gadis yang lo tembak di depan gerbang tadi." ucap Lubi dengan gaya angkuhnya.
Aldian mencoba menormalkan sikapnya, dia mencoba berdiri mendekati Lubi. "Ohhh baguslah jadi gue gak perlu susah-susah nyari lo. Gue mau bilang kita P. U. T. U. S," ucap Aldian penuh penekanan pada kalimat putus.
Tak Terima harga dirinya di perlakukan seperti itu Lubi melangkah maju ke hadapan Aldian yang kini jarak keduanya mungkin hanya sekitar dua jengkal.
"Gue gak mau, gue gak mau kita putus. Yang berhak mutusin itu cuma gue. Jadi, mau sampai kapanpun jika gue belum ngeluarin kata putus gue-lo gak akan pernah putus," perjelas Lubi.Di sisi lain Kimberly dan Dena hanya menonton perdebatan antara Lubi dan Aldian.
"Temen lo tuh," ucap Kimberly menyenggol lengan dena
"Bukan temen gue sumpah!! BI, BI nekat banget sih,"kata dena sembari menutupi mukanya dengan koran.
Aldian menunjukan smirk di wajahnya. "Bilang aja kalo lo udah suka sama gue?"
"Kalo iya emang kenapa?".
Aldian terkekeh sinis " Gak tau malu."
PLAKK!!! satu tamparan mendarat dipipi kanan Aldian.
"Lo bilang apa tadi gak tau malu?! LO YANG GAK TAU MALU UDAH BERAPA CEWEK YANG DIGINIIN SAMA LO?!" Kata Lubi dengan nada amarahnya, "Gue ingetin sama lo, kita gak pernah bakalan putus," lanjutnya yang langsung meninggalkan kantin .
Aldian memegangi pipinya yang masih terasa panas, jika saja yang ada dihadapanya ini cowok mungkin sudah Aldian hajar sampai babak belur. Aldian kembali duduk menatap kedua sahabatnya yang masih ternganga.
"Anjir hebat banget tuh cewek." Kristal geleng-geleng takjub.
"Sama, baru kali ini gue liat ada cewek yang berani nampar Aldian," Sambung Navin.
Aldian tak mempedulikan ucapan sahabatnya ia meneguk air di hadapanya sampai habis.
"Nomor HP lo? " ucap seorang gadis yang datang tiba-tiba sambil mengulurkan satu tangannya ke hadapan Aldian.
Uhuk... Uhuk....
"Lo !! Mau ngapain? Mau nampar gue lagi ? Nih tampar nih!" tunjuk Aldian ke arah pipinya.
"Gak perlu, tangan gue terlalu lembut buat nampar lo! " ucap Lubi yang masih mengontrol diri.
Ya, gadis yang ada di hadapan Aldian ini adalah Lubi.
"Nomor HP? " Lubi mengulangi perkataanya.
Aldian mengangkat alisnya. "Nomor siapa? ".
"Nomor HP lo lah masa iya nomor bapak lo."
"Gak! "
"Lama!" Lubi merebut handpone Aldian dari sakunya. Membacanya seraya mengingatnya.
"Sini!"
"Nih," ucap Lubi menyerahkan. "Makasih." Lanjutnya yang tak menghiraukan amarah Aldian yang sudah sampai keubun-ubunya.
Banyak tatapan mata yang tertuju pada Lubi. Namun, Lubi tak menghiraukan ia terus melanjutkan langkahnya. Lubi tak langsung masuk kelas ia ingin mencuci mukanya terlebih dahulu tapi seseorang berhasil menarik tangan Lubi.
"Maksud lo apaan tadi hah? " tanya cewek berambut sebahu tanpa basa-basi.
Masih bersikap tenang, Lubi berusaha bersikap sopan. "Maaf, kakak siapa ya? "
Perempuan itu mengalihkan tatapannya seraya berdecih. "Putusin Aldian!! " ucap perempuan itu.
"Emang kakak siapa berani ngatur-ngatur urusan saya?" tanya Lubi bersedekap dada.
"Ohh lo gak tau? Kenalin gue anabel mantan pacar Aldian ke 89 dan baru putus minggu kemarin," Balas anabel membuat Lubi sedikit ternganga.
What?? 89. Parahhh!
"Ohh sekarang giliran saya. Kenalin Kak saya Lubi, pacar barunnya Aldian." Lubi membalas jabatan Anabel namun detik itu pula Anabel menipisnya dengan kasar.
Kesal dengan perkataan Lubi anabel melayangkan satu tamparan kearah Lubi. Namun, ia tak berhasil tanganya sudah dicegah oleh Lubi dan dengan refleks Lubi melintirkan tangan anabel.
"Awww!!" jerit Anabel.
"Kak saya bisa bela diri loh kak, jadi kakak jangan macam-macam sama saya. Tadinya saya mau langsung hajar kakak pas kakak narik tangan saya. Tapi saya gak ngelakuin itu, karna apa? Karna kakak lebih tua dari saya." Lubi menghempaskan tangan anabel. Anabel masih merasakan sakit ditanganya ia menatap punggung Lubi yang mulai menghilang.
"Tunggu pembalasan gue."
Udah ahh segitu dulu
Jangan lupa vote ya..
Follow instagram author:naya_aryanda165
Maaf kalo banyak typo bertebaran karna masih baru aku tuh guys😁Salam manis dari author.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku pergi (On Going)
Novela JuvenilBagaimana tanggapanmu berpacaran hanya satu hari lalu putus tanpa ada sebab? Dan bagaimana perasaanmu dikala tahu bahwa itu hanya taruhan saja? ________ "Gue gak mau, gue gak mau kita putus, yang berhak mutusin itu cuma gue. jadi, mau sampai kapanp...