Kata orang, harapan itu ada meskipun sangat sulit untuk manusia harapkan. Tetapi jika Tuhan berkehendak, apapun yang mustahil untuk di wujudi pasti terjadi.
Air hujan yang identik dengan rindu Kini tengah membasahi bumi. Seakan tahu suasana seorang gadis yang sedang duduk hatinya kian teriris.
Takdir Tuhan itu memang sangat unik, kadang mampu mempertemukan dua orang kekasih dan kadang pula memisahkanya.
Dengan tatapan kosong seolah tidak tahu apa yang harus di lakukanya sekarang, gadis itu terus mencabut-cabut kelopak bunga.
"Hampir berakhir." Ia terus berucap seperti itu."Semuanya nggak berakhir,"
Lubis hanya tersenyum kecil tanpa memandang orang yang tiba-tiba muncul di pinggirnya.
"Lo gak tahu bagaimana takutnya gue waktu itu. Gue hancur!" Air beningnya melolos.
"Gue baik-baik aja,"
"Jangan tinggalin gue. Gue takut, kalau lo pergi gue gak punya harapan lagi buat hidup karena... Semua orang benci gue." Lubi tidak melanjutkan kalimat terakhirnya. Ia langsung memeluk pria yang ada di sampingnya.
"Gue gak akan pernah pergi, karena gue sayang lo. Lo sayang kan sama gue?"
Lubi mengangguk pelan. "Gue sayang sama lo Al, gue bohong selama ini. Gue gak bisa bohong lagi,"
Aldian tersenyum teduh. Ia berhasil menghadapi masa kritisnya. Sekarang dirinya sedang berada di luar, padahal Dokter sudah melarangnya namun bukan Aldian jika tidak membakang.
"Sekarang kita masuk ya, lo masih lemes banget," ujar Lubi.
"Temenin gue," pinta Aldian.
Lubi menghela napas berat. "Iya... Dasar manja,"
Lubi mendorong kursi Aldian untuk masuk ke dalam lagi. Sesampai di sana banyak orang yang sudah menunggu contohnya Navin dan Kristal dengan mata sedikit bintit akibat terlalu banyak mengeluarkan air mata.
"Bro, tadi sempet liat neraka nggak?" Pertanyaan yang di lontarkan Kristal sangat tidak masuk akal.
"Gajelas," ketus Aldian. "Lo nangis?"
"Hahaha nangis? Gue nangis? Ya nggak lah," bohong Kristal.
"Halah bukanya lo yang paling nangis kejer ya?" sindir Navin.
"Lo juga nangis kejer."
"Gue kira lo bakalan pulang ke yang maha Kuasa Al," ujar Kristal.
"Lo doain gue?" cibir Aldian. "Bun, aku mau pulang,"
"Jangan dulu Al, kamu belum pulih sepenuhnya." terang Intan.
"Tapi Bun-"
"Al dengerin kata bunda lo," tegas Lubi. Aldian mendengus pasrah.
"Besok! Besok aku mau pulang. Jangan ada yang larang aku lagi,"
______
"Liat kelakuan adik kamu Catur, bilangnya mau Sekolah tapi kata gurunya dia gak masuk tanpa keterangan. Mau jadi apa dia? Sia-sia aja Mama nyekolahin." dumel Sarah.
"Mungkin ada suatu hal yang penting." Jawabnya sedikit khawatir mengenai keberadaan Lubi dan sedikit kecewa gadis itu tidak masuk sekolah.
"Dan Liat jam segini belum pulang, memangnya keperluan penting apa ha?" geram Sarah.
Catur memposisikan duduknya menjaga sempurna. Memandang pintu utama dan berfikir ia harus mencari Lubi. Saat hendak berdiri tiba-tiba pintu rumah terbuka menampilkan sosok gadis yang akan ia cari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku pergi (On Going)
Подростковая литератураBagaimana tanggapanmu berpacaran hanya satu hari lalu putus tanpa ada sebab? Dan bagaimana perasaanmu dikala tahu bahwa itu hanya taruhan saja? ________ "Gue gak mau, gue gak mau kita putus, yang berhak mutusin itu cuma gue. jadi, mau sampai kapanp...