.-../../--/.-/-..././.-../.-/...

830 98 38
                                    

Aldian mengambil kunci motor yang tergeletak di nakas. Rasa keingin tahuanya semakin besar setelah menerima pesan dari cowok yang mengaku tunangan Lubi.

Hanya butuh beberapa menit ia sampai ditempat perjanjian. Ia mengedarkan pandangannya keseluruh bascam. Tatapan Aldian berpindah dikala Navin becekcok dengan Kristal.

"Lo lagi ngapain kampret?" tanya Navin heran.

Kristal masih Berkutat dengan ponsel.
"Lagi nanya sama mbah google dimana cowok itu."

"Pulang yuk! Kadar goblokmu semakin parah. Tuhan malu liat hambanya kaya gini!"

"Gue pinter salah, gue bodo juga salah. " keluh Kristal.

"Emang lo pernah pinter?"

"Pernah. Gue pinter nggak dibidang pelajaran doang, diurusan cewek gue juga pinter. Terbukti dari mantan-mantan gue gak keitung" bela Kristal.

"Gak keitung apa nggak ada yang diitung?" cibir Navin.

"Mulut lo ya!!"

Aldian memutarkan bola matanya. Salahkah ia mengajak Navin dan Kristal bersamanya? Dan bisa-bisanya ia masih berkawan baik dengan dua setan haus hujatan ini.

"Bagus. Kalian datang tepat waktu!"
ucap seseorang dari belakang.

Aldian menoleh kebelakang.Kedua tanganya terlipat didada melihat segerombolan geng the trigger mengarah padanya.
"Gue udah nepatin janji gue. Jadi, mau lo apa sekarang?"

"Jauhin Lubi!"

"Lo siapa nyuruh-nyuruh gue."

Navin dan Kristal Cengo ditempat. Jadi, masalahnya hanya ini. Ia kira masalah the trigger dan Aldian serumit apa, ternyata hanya karena satu gadis.

"Perlu gue ingetin sama lo lagi, gue Catur tunangan Lubi. Lo gak ada hak buat deket dia, dia sepenuhnya milik gue"

Aldian mengepalkan kedua tanganya. Disini ia seperti pria bodoh bagaimana bisa ia bertahan dengan orang yang sudah bertunangan.
"Lo gak ada bukti kalau lo itu tunangan dia" alih Aldian.

Catur menyeringai. "Lo perlu bukti? Ok, gue tunjukin ke elo seberapa deketnya gue sama Lubi." Catur menyodorkan ponsel kehadapan Aldian. "Lo liat foto-foto kedekatan gue."

Aldian menatapnya segera bergantian. Raut mukanya berubah tak bersahabat setelah menggeser-geser foto yang ada digaleri. Tidak, ini tidak mungkin kenapa bisa sedekat itu?

Catur mengambil ponselnya kembali.
"Ini peringatan terakhir buat lo, jauhin Lubi! Percuma lo deket sama dia ujung-ujungnya Lubi milik gue!" peringat Catur lalu pergi disusuli anak the trigger.

Aldian tak tinggal diam ia menarik kerah belakang Catur membuat sang pemilik berbalik. Dan ketika berbalik Aldian langsung menghantam wajah Catur.

Catur jatuh terhuyung. Anak-anak the trigger ikut menyerang balik, melihat itu Navin dan Kristal ikut bertindak membantu melawan the trigger.

"Jangan bego Al kita cuma bertiga kalah Jauh sama mereka, lo mau kita mati disini?" omel Navin masih fokus dengan lawan-lawanya ini.

"Jangan banyak bacot bantu Kristal tuh, dia kewalahan kayaknya!" tunjuknya menggunakan dagu.

"Dibelakang Al!" Kristal berteriak dari Jauh.

Telat. Hantaman Catur berhasil mengarah kearahnya. Aldian memegangi kepalanya yang berdenyut sangat kuat hingga perlahan pandangannya mengabur dan berakhir tumbang.

________

Perlahan Aldian membuka matanya seraya memegangi kepalanya yang masih terasa sakit. Hal yang pertama ia lihat adalah kamar dengan cat berwarna biru, Aldian tak lupa ia tahu tempat ini. Rumah Kristal.

Aku pergi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang