QHN ORYNF

892 96 13
                                    

Pagi-pagi sekali Lubi sudah berada disekolah ini dikarenakan Catur yang keukeuh ingin mengantarnya. Gadis itu lantas turun dari motor lalu berdiri tepat disamping Catur.

"Makasih karena...." Lubi memotong ucapannya dikala Catur melepaskan helem full face miliknya seraya membenarkan sedikit rambutnya di kaca spion.

"Ehh ngapain buka helem?" Gadis itu memasangkan kembali helem tepat dikepala Catur.

Catur melepaskan kembali helemnya seraya menautkan alisnya.
"Kenapa? Salah?"

"Ya ng-nggak gitu. Udah pergi sana!"

"Lo ngusir gue?".

"Bukan!!! Takut abang telat mending cepetan pergi sana!!"

"Gue mau nganter lo ke kelas."

"Gak usah!!" tolak Lubi cepat.

"Kenapa?"

"Lubi bisa sendiri!"

"Yu!" Pria itu main nyolonong masuk tanpa seizin Lubi, Lubi hanya menghela napas pasrah lalu mengikutinya dari belakang.

Banyak tatapan mata yang tertuju pada dirinya yang membuat Lubi merasa heran sendiri. Ia menyeleksi setiap penampilanya dari ujung kaki sampai kepala memastikan apakah yang ia kenakan ada yang salah.nggak ada pikirnya.

Sesekali Lubi melirik Catur pria itu masih setia memasukan tanganya kedalam saku.
________

"Minggu depan kita ada tanding pak Fajar nyuruh kita buat latihan di istirahat pertama."

"Lawan kita sekolah mana Al?" tanya Navin.

"Gue belum mastiin lawan kita dari sekolah mana yang pasti siapapun lawannya kita harus menang!"

"Oke"

Ketiganya berjalan menuju kelas mereka. Banyak sapaan yang di sanjungkan, kedipan mata di genit kan dari yang kurus sampai yang aduhai terus berebutan, tapi Aldian hanya acuh tak peduli.

"Pagi ka Al."

"Pagi!"

"Hai Ka Al!"

"Hai juga."

"Kak Al makin ganteng!"

"Hahaha baru nyadar!"

Tuk....

"Sakit bego!!" kristal merintih sakit seraya memegangi kepalanya yang masih hangat diketuk.

"Ngapain bales sapaan mereka? Emang itu buat lo? Hahahaha dasar pd."

"Dari pada nganggur kan kasian ,iya nggak dek?" tanya Kristal pada siswi yang memakai kacamata siswi itu mengangguk kikuk.

Saat berjalan Navin menghentikan langkahnya matanya tak sengaja menangkap seorang gadis dengan pria yang tak ia kenali. ia mengucek-ngucek matanya mencoba memastikan apakah yang dilihatnya benar.

Aku pergi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang