4 - 5 - 12 - 1 - 16 - 1 - 14

924 115 14
                                    

Jika ada yang tanya apakah Aldian menyesal telah menembak Lubi? Jawabannya iya. Aldian sangat, sangat, sangaaaaaaaat menyesal. Ia kira Lubi adalah cewek polos yang bisa ia manfaatkan, namun nyatanya polos nggak barbar iya.

Baru kali ini dalam sejarah Aldian datang pagi-pagi ke sekolah. Bukan untuk ingin belajar, bukan. Tapi Aldian sengaja karna ia tak ingin berangkat bersama Lubi, Aldian takut jika kejadian kemarin terulang lagi, sudah uangnya habis terkuras dan imagenya turun akibat malu dikeroyok emak-emak.

Aldian berjalan cepat menuju kelasnya ia berdoa agar hari ini dia tidak dipertemukan dengan manusia ter barbar didunia siapa lagi kalau bukan Lubi. Sesekali Aldian menoleh kebelakang memastikan agar Lubi benar-benar belum datang kesekolah. Namun, ketika Aldian menatap kedepan ia dikejutkan oleh cewek yang sangat-sangat ia hindari. Cewek itu tengah berdiri tersenyum lebar.

Aldian menatapnya sebal, ia kemudian berputar balik pergi meninggalkan Lubi. Namun bukan Lubi namanya jika membiarkan mangsanya lepas. Lubi menarik tas belakang Aldian yang malah membuat Aldian mendengus kesal. Aldian pasrah ia memutarkan tubuhnya lagi kehadapan Lubi.

"Kenapa lo ninggalin gue hah, cape-cape gue dateng kerumah lo tapi lo nya malah dah pergi. Ngabisin bensin tau gak?" kata Lubi yang sudah berkacak pinggang.

Aldian memutarkan bola matanya ia malas mendengar ocehan Lubi. Lagi pula bukan salah Aldian jika bensinnya habis, toh Aldian saja tidak menyuruh Lubi untuk menjemput.

"Mau lo tuh apa sih?" tanya Aldian yang mulai sengit.

"Mau gue? Mulai dari besok dan seterusnya lo harus jemput gue ok."

Aldian terbelak kaget, mana bisa ia harus mengantar jemput Lubi bisa-bisa ia dibuat gila olehnya.

Baru saja Aldian angkat bicara tapi Lubi sudah mendahuluinya. "Eitss ... Gue gak nerima penolakan, lo tinggal jawab iya, ok atau fine? . Tanya Lubi menirukan kata-kata Aldian tempo hari .

"Kalo gue nolak gimana? ".

"Ohh gampang, lo gak inget kata tante Intan waktu itu?" tanya Lub.

"Lubi, kalau Aldian gak nurut sama kamu. Kamu tinggal ngomong aja sama tante biar Tante ambil jatah uang jajannya," ucap Intan tempo itu.

Membayangkanya saja Aldian sudah bergidik ngeri, ia paling anti kalau uang jajannya diambil. Bisa-bisa ia di tertawai banyak orang jika mengetahui bapaknya kaya tapi anaknya kere gak punya duit.

Untuk mencegah itu Aldian terpaksa menuruti keinginan Lubi. "Ok, gue jemput lo besok. Puas?" putus Aldian meninggalkan Lubi.

Lubi terkekeh melihat kelakuan Aldian, Aldian sangat menurut pada bundanya. Dan sepertinya kata-kata bundanya bisa Lubi pakai untuk mengancam pria itu.

______

"Gue yang ditengah," kata Navin ngotot

"Gue yang di tengah," ucap Kristal tak kalah ngotot.

"Ck, biar adil gue aja yang di tengah," Putus Lubi menengahi.

"Lo sih," Navin menyenggol badan Kristal.

"Lo!! "Balas Kristal menyenggol.

"Lo!! Kampret!! ".

"Bisa mulai gak?" bentak Lubi yang membuat keduannya langsung diam.
"Bagus!"

"Al ikutan yuk!" ajak Kristal pada Aldian.

Aku pergi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang