ASO2-O2-H2-OH

1.1K 142 13
                                    


Lubi berjalan menuju parkiran motor. Melihat sang pacar hendak pulang Lubi menghampiri Aldian. Ia memberhentikan motornya tepat di hadapan Aldian yang membuatnya terpenjal kaget.

"Woy pacar, " sapa Lubi. Aldian melirik sinis menatap Lubi. Ia tak balik membalasnya moodnya kini benar-benar hancur karnanya.

"Ganteng-ganteng sombong!"

Lubi melanjutkan perjalanan menuju rumahnya. Setelah sampai ia membuka pintu dan melihat abangnya yang tengah menonton TV.
Lubi menghampiri abangnya dan menjadikan kaki abangnya sebagai bantal .

"Ngapain lo main tidur seenak jidat?" tanya Catur lalu melipat kembali kakinya.

" LPinjem kakinya bentar! Dasar Qorun."

"Assalamu'alaikum," Sapa wanita paruh baya yang familiar dimata Lubi dan Catur.

Keduanya melirik sekilas. "Waalaikumsalam, Mama!!" Jawab Lubi dan catur.

Lubi berdiri dan menghampiri mamanya.

"Hai sayang," panggil mamanya yang ingin memeluk

"Hai mam–" ucapan Lubi terpotong di kala pelukan itu bukan tertuju pada Lubi. Lubi membalikan badanya mendapati mamanya sedang memeluk abangnya__catur. Ia masih diam lalu menghampiri mamanya seraya ingin memeluk erat namun tubuhnya sudah didorong terlebih dahulu oleh mamanya.

"Saya cape," katanya dingin sarah__mamanya lubi dan catur.

Sarah merubah ekspresinya ia menatap kembali catur dengan penuh kasih sayang. "Mama kekamar dulu, " ucap Sarah pada catur.

Disisi lain Lubi masih diam ditempat. Dadanya terasa sakit namun ia tahan agar air matanya tak keluar.

Catur mencoba menenangkan sang adik. Ia tahu bahwa Lubi adalah anak tiri Sarah dan Sarah tak suka pada Lubi. Mengingat ia anak dari perselingkuhan suaminya __Ganesha. Sarah terpaksa menerima Lubi dalam keluarganya, karena ini adalah amanat terakhir dari Ganesha ketika ia meninggal akibat kecelakaan. Ibu kandung Lubi namanya Sinta ia berada dirumah sakit jiwa sudah lama.

"Bi–"

"Udah tau. Lo tenang aja gue gak papa," sela Lubi. Ia sudah biasa diperlakukan dingin oleh mamanya. Lubi menaiki tangga dan melemparkan tubuhnya ke kasur miliknya.

"Mendapatkan perhatian Mama itu sulit," lirih Lubi.

Lubi menghapus air matanya kasar. Ia merogoh ponsel Lalu mengetikan beberapa pesan pada seseorang.

________

"Al gimana sekolah kamu? " tanya pria berbadan kekar yang duduk di samping wanita.

"Baik pah," balas Aldian sambil duduk.

Pria berbadan kekar itu adalah papah Aldian, namanya Austrin Durga Wijaya. Meskipun sudah mulai tua tapi ketampanannya sebelas dua belas dengan Aldian. Sedangkan di sampingnya adalah mamanya Aldian namanya Intan langit ayu. Aldian adalah anak dari pengusaha ternama dan terbesar. Jadi, apapun yang Aldian inginkan tinggal tepuk tangan satu kali maka pembantu atau bodyguard nya akan datang dan menanyakan 'aden pengen apa'.

"Nilai kamu masih bagus? " tanya Intan tanpa mengalihkan tatapanya pada TV.

Aldian menghela napas pelan. Sudah berapa kali mamanya menanyakan hal ini. "Nilai Al masih bagus. Kalo bunda gak percaya bunda tinggal tanyain sama guru Al."

Bukanya apa, tapi Intan cukup khawatir tentang Aldian. Melihat tingkah anaknya yang amburadul selalu saja mengganjal di pikiranya

Ting.... Tingg... (Suara notifikasi)
Ting.. Ting..

Aku pergi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang