"Elsa," panggil Ana dari ambang pintu.
Elsa membulatkan matanya dan langsung berlari memeluk Ana.
"Tumben malam-malam datang kesini?" tanya Elsa."Katanya mau liat bintang, ya liatnya harus malam dong," jawabnya berakhir kekehan kecil.
Ana langsung menggenggam tangan Elsa. "Liatnya sebentar doang ya,"
Elsa mengerucutkan bibirnya mengapa Ana menjadi menyebalkan. "Tapi jangan suruh Elsa buat inget foto itu lagi."
"Kok gitu? Harus inget dong."
"Iya deh," nyerah Elsa. "Ana sebenarnya itu foto apa?"
Ana terdiam sebentar. "Seseorang yang berarti bagi Elsa, semua yang ada disitu masih berkaitan dengan Elsa."
"Aku?"
"Iya. Makannya sedikit-sedikit Elsa harus inget." Sudut mata Ana bercucur air mata. "Yaudah kita berangkat sekarang, nanti keburu malem."
Ana mengajak Elsa sampai ke depan Rumah sakit. Mereka duduk bersamaan seraya memandang bintang diatas langit.
"Bintangnya cantik kayak Ana."
"Cantikan Elsa," balas Ana.
"Diantara bintang itu ada seaorang yang kita sayangi," Lanjutnya.
"Siapa?"
"Lelaki yang ada di foto itu," tunjuk Ana menggunakan ekor matanya. Elsa mengikuti.
"Ini?" Ana mengangguk. "Elsa mengamati foto itu otaknya bagaikan kepingan puzle yang terpecah-pecah tidak mau tersambung. Ia memagangi kepalanya sembari tangan yang satunya memegangi Ana. "Ana, kepala Elsa .... "
"Kamu gak papa kan?" tanya Ana sedikit berjongkok di hadapan Elsa. "Kita balik aja gimana?"
Elsa menggeleng. "Nggak mau, Elsa udah agak baikan kok. Nggak tahu kenapa serpihan-serpihan album di otak Elsa pada berkeliaran. Tapi itu ngeblur,"
"Itu sebabnya aku gak ngasih tahu kamu secara gamblang. Aku ingin, kamu inget secara perlahan."
"Boneka Frozenya mana?" tagih Elsa teringat pada janji Ana yang ingin membelikannya.
"Ada, lengkap sama tetek bengeknya." balas Ana seraya mengeluarkannya dari kresek hitam.
"Makasih Ana!" seru Elsa kegirangan memeluk Ana sangat erat.
"Masih suka ngamuk sama suster?" tanya Ana berhasil membuat Elsa terdiam sejenak. "Kok diem? Masih ya?" tuding Ana.
Elsa berdehem. "Iya, karena mereka jahat."
Ana menghela napas pelan. "Makannya Elsa harus sembuh. Coba inget-inget foto itu, kalau udah inget aku bakal seneng banget. Udah berapa tahun loh aku nungguin kamu sembuh?"
"Ana sama aja kaya suster, jahat!"
"Bukan gitu Elsa aku cuma ... "
"Ana mau bilang aku gila? Iya?! Dan secara gak langsung Ana mau bilang itu!"
"Aku nggak gila!!"
"Aku nggak gila kan?"
Elsa terkekeh kehilangan kesadaran.
"Elsa gila?" racaunya.
Buru-buru suster menghampiri Elsa, memegangi tanganya supaya tak mengacau.
"Elsa pliss jangan kayak gini," ucap Ana serak.
"Pergi!"
"Ana pergi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku pergi (On Going)
Teen FictionBagaimana tanggapanmu berpacaran hanya satu hari lalu putus tanpa ada sebab? Dan bagaimana perasaanmu dikala tahu bahwa itu hanya taruhan saja? ________ "Gue gak mau, gue gak mau kita putus, yang berhak mutusin itu cuma gue. jadi, mau sampai kapanp...