"Caranya? "
Aldian mendekatkan kursi miliknya ke kursi teman sablengnya sembari celingak-celinguk tak jelas.
"Gue tau dia gak bakalan nolak kalo caranya gini."
"Ya apa???" pekik Navin.
"Lo liat aja besok."
______
Bagi anak sekolahan waktu pulang adalah waktu yang mereka nantikan, mereka berhamburan menuju parkiran untuk siap pulang. Begitupun dengan Lubi hari ini adalah hari yang menyenangkan baginya, meskipun ini hari pertama di sekolahnya ia sudah sangat akrab dengan temannya yang baru.
"Motor gue yang paling unyu-unyu lama ya? Maaf ya lo kepanasan 'kan disini," ucapnya dramasir.
Lubi menaiki sepeda motornya dan mengikatkan helem di lehernya. Ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang sembari menikmati pemandangan-pemandangan indah yang ia lewati dari tadi.
Lubi sampai dirumah ia turun dari motornya dan berjalan masuk ke rumah yang berlantai dua itu, sederhana namun nyaman untuk di tempati.
"Assalamu'alaikum Lubi cm alias cantik manis udah pulang," ucap Lubi
"Sepi gak kaya biasanya, ada yang ilang tapi apa ya? " lanjutnya yang tengah berpikir .
"Cari gue?" ucap leleki dari belakang.
"Awww bang lepasin gak?rambut gue nanti copot bego."
Lubi mengaduh sakit kala rambutnya di tarik kuat oleh abangnya. Mustahil jika abangnya itu berhenti untuk menjaili adiknya.
Dia adalah kakak Lubi namanya Catur Ganesha. Umurnya dengan Lubi hanya beda 1 tahun, Catur 17 tahun sedangkan Lubi 16 tahun. Catur memiliki wajah yang tampan, hidung mancung dan alis tebal.
"Lebay, gitu aja sakit" ucap Catur yang berjalan ke kamar miliknya tanpa rasa bersalah.
"Libiy, giti iji sikit," kata lubi menye-menye.
______
Pagi hari Lubi sudah siap. Ia memakai pakaian sekolah barunya yang di berikan bu Berlian kemarin.
"Bangcat!!!!" teriak Lubi menuruni anak tangganya dan berjalan menuju ruang makan yang sudah ada Catur disana.
"Bang cat, di spasi inget!!!" ucap catur mengingati.
"SSG (suka-suka gue)," sinis lubi
"Sok gaul lo."
"Bang, mama belum pulang?" tanya Lubi sambil menyodok satu centong nasi.
"Muama pulangnya buesok,"
Sebaga jawaban Lubi mangut-mangut paham.
Setelah puas Lubi segera mengambil tas pink miliknya dan berjalan keluar menghampiri motor kesayangan. Abangnya? Jangan ditanya dia sedang apa. Kelakuan Catur sebelas duabelas dengan Lubi. Ia tengah mengelap motor ninjanya, menciumnya, bahkan ia rela tidur diluar demi memastikan motor ninjanya aman. Bisa dibilang catur lebih lebay dari Lubi.
"Bang gue berangkat, " pamit lubi. Langkah Lubi terhenti ia menatap flat Catur. Bagaimana bisa motor dicium hingga sepuluh kali? Perlukah Lubi jail pada Catur?
"Woyy anjing!!" teriak Catur tak terima tatkala Lubi menendang ban motornya.
"Sorry bang, gue cuma mastiin ban lo kuat apa nggak." Dengan watadosnya Lubi berjalan songong.
"Gue sumpahin motor lo bocor!"
Catur menghela napas berat. Satu tanganya mengusap kepala motor.
"Lo yang tenang oke."Tapi baru saja selang dua menit terlihat seorang gadis yang begitu sangat catur kenal sedang menuntun motor matic nya. Gadis itu menghentak-hentakan kakinya kasar dan sedikit memajukan bibir mungilnya dua centi.
"Ffttt hahahahahaha." Tawa Catur pecah kala gadis itu adalah Lubi.
"Ketawa terus." Ketus lubi.
Catur mencoba bertanya pada lubi, ia menghampiri adiknya dan berusaha untuk menahan tawa.
"Lo kenapa?"
"Motor gue bocor," balas lubi dingin.
"Ffttt haha__"
Catur berhenti tertawa ketika melihat tatapan sinis, ia tahu bahwa Lubi sedang memperingatinya untuk tidak tertawa.
"Bang anterin gue ke sekolah yaa?" bujuk Lubi yang tanganya terkepal menjadi satu di dadanya, mengembangkan pipinya dan menunjukan pupy eyesnya.
"Hah apa?"
"Bang plis, nanti gue telat. Kalo telat mau taruh dimana muka gue, masa iya sekolah baru dua hari udah di cap jadi anak gak disiplin," jelas Lubi.
"Taruh di lantai aja Bi. Gini ya, kalo gue nganterin lo bisa-bisa gue yang telat."
"Kurang ajar lo bang, tega sama adik sendiri!"
Ok, mau tak mau ia harus jalan kaki. Lubi terus berjalan berharap ada angkot yang lewat, namun sayang seribu sayang satu angkotpun tak ada yang lewat.
"Baiklah, itung-itung olahraga gue harus lari" batin Lubi.
Sudah hampir 30 menit Lubi berlari. Akhirnya ia pun sampai dengan selamat sentosa menghantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan. Kok jadi ngasal ya?.
Salam manis dariku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku pergi (On Going)
Подростковая литератураBagaimana tanggapanmu berpacaran hanya satu hari lalu putus tanpa ada sebab? Dan bagaimana perasaanmu dikala tahu bahwa itu hanya taruhan saja? ________ "Gue gak mau, gue gak mau kita putus, yang berhak mutusin itu cuma gue. jadi, mau sampai kapanp...