QHN GHWHU

579 67 7
                                    

Seluruh peserta lomba kini tengah mempersiapkan diri untuk penampilanya nanti. Mereka di tempatkan di ruangan kelas satu Ips 2 yang kebetulan tempat itu berdekatan dengan panggung.

Lubi menatap dirinya di pantulan cermin. Menunggu si tukang rias menyelesaikan tugasnya, gadis itu berpesan banyak agar tukang rias tidak memedokkan dandananya.

Ia hanya menatap kosong tanpa senyuman sedikitpun. Sungguh miris di saat anak lain di tonton langsung oleh kedua orang tuanya, akan tetapi Lubi tidak.

Pagi tadi, ia juga sempat berdebat dengan Sarah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi tadi, ia juga sempat berdebat dengan Sarah. Lubi memohon sekali lagi berharap keputusan Sarah berubah. Namun, lagi-lagi itu hanyalah mimpi.

Terlihat seorang pria berdiri di belakang Lubi lewat pantulan cermin.
Pria itu mendekati Lubi dan senyuman manis dia kembangkan.
"Lo keliatan beda,"

"Lo juga beda, Ian."

Kedua insan itu tersenyum lebar. Ian memegangi bahu Lubi membuat Lubi sedikit terkejut. "Baju lo ada yang lipet"

 "Baju lo ada yang lipet"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lubi tersenyum tipis. "Semuanya udah siap?"

"Hmm," balasnya. "Capek ngurusin orang."

Cowok itu mendudukan bokongnya di lantai, tidak perduli dengan bajunya yang mungkin akan kotor. Lubi juga ikut berjongkok sembari menyodorkan botol minuman ke hadapan Ian.

"Beruntung yang jadi pacar lo nanti, lo pinter dan pekerja keras," tutur Lubi.

"Kalau orangnya lo gimana?" ujar Ian sangat pelan dan mungkin hanya dia dan Tuhan lah yang tahu.

"Hah?"

"Nggak."

Di sisi lain seorang pria tengah memperhatikan Lubi dan Ian. Langkahnya ingin mundur, namun Navin menepuk bahunya mengisyaratkan untuk terus maju.
Aldian di ikuti Navin dan Kristal menghampiri Lubi. Mengabaikan jeritan alay dari cewek-cewek yang ada di sana.

Aldian di buat takjub dengan penampilan Lubi yang jauh berbeda. Sangat cantik.

Rambut yang di ikat lebih bawah membuat helaian rambut Lubi keluar dan itu menambah lebih dari cantik. Di tambah bandu dengan manik mutiara terpasang indah di kepala gadis itu.

Aku pergi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang