Enam Belas (Retas)

256 54 33
                                        

Hay aku kembali,,,, kembali dengan kang ilham yang masih menyeret ku untuk segera melanjutkan kisah yang ingin dikisahkan. Terimakasih buat kalian yang selalu mendukung aku dan nungguin kisah "Melody". baca komen kalian buat si kang Ilham makin meronta-ronta hahahahaha.. (ini pas hari Rabu kemarin, tapi ternyata ada sesuatu jadi di tunda dulu,, maafkan)

Aduh kalau disini ada yang namanya Ilham, maafkan aku memakai namamu untuk membuat aku mempertahankan benang merahnya..

ah sudahlah tak usah bercuap-cuap ria,, monggo dilanjut bacanya..

***

"Maksud loe?" tanya Angga, "Loe gak perlu tahu, tapi makasih ya buat semuanya" Tulus Al, Angga tersenyum pada sahabatnya seraya memberikan acungan jempol pada Al. "Dan loe harus tahu. Kalau idola loe di komunitas pemanah itu, "Hunter" dia adalah Azzura, atau gue anggap Yuki saat itu" AL memberitahu Angga dan benar Angga terkejut dengan ucapannya "Apa? Hunter itu Azzura" Teriak Angga, dan ia terduduk dalam keterkejutannya, "Sumpah! yang satu "hunter" yang satu "Melody". Saudara kembar yang luar biasa" Batin Angga.

***

"Al, tadi pas loe ketemu sama Yuki dimana?" tanya Angga, "Kan loe yang ngasih tau di cafe dia" jawab Al, "Dia engga bilang mau pergi?" tanya Angga lagi, "Yuki pergi?" Al balik tanya. Angga menatap Al, sahabatnya ini ternyata ga tahu Yuki pergi. Angga menganggukan kepalanya, "Kemana?" tanya Al lagi, "Tadi gue ke rumahnya, dan Bibi yang disana bilang kalau Yuki lagi perjalanan Dinas ke Ausi. Tapi kok mendadak banget, padahal sebelum ketemu sama Loe, dia gak bilang apa-apa" jelas Angga. "Yuki lagi ada masalah?" tanya Al pada Angga. Angga diam sesaat, apakah ia harus menceritakannya pada Al apa yang terjadi pada Yuki. "Ngga" ucap Al lagi, "Yuki ada yang neror, dan kita lagi cari tahu" Ucap Angga. Al mengerutkan keningnya, "Neror gimana?" Tanya Al. "Ada yang kirim email yang aneh sama Yuki, dan dia kaya yang tahu siapa Yuki sebenarnya. Email itu juga kirim foto makam Azzura sama Yuki" Jawab Angga.

Al mengingat-ngingat sesuatu, ia seperti pernah mendengar sebuah email yang aneh yang diceritakan Yuki dulu, ah bukan Azzura padanya. "Sejak kapan Yuki dapet email itu?" tanya Al, "Yang gue baru tahu seh setelah pertemuan keluarga gue sama Yuki. Dan kayanya dia baru tahu keberadaan Yuki. Seolah dia pernah bertemu dengan Azzura sebelumnya, Kenapa emangnya?" Ucap Angga. Al menganggukan kepalanya, "Azzura dulu pernah cerita sama gue, kalau dia sering terima email aneh setelah jamuan yang biasa kita hadiri waktu itu. Dan anehnya, pesan email itu selalu sama "bergabung, menghilang atau mati", selalu kata itu diakhir email yang terkirim" Jelas Al.

"Ini aneh banget. Kenapa ada email yang seolah ia menginginkan Yuki tanpa tahu kalau Yuki itu kembar. Dan kalau memang itu selalu setelah pertemuan keluarga kita dulu, bisa jadi itu berasal dari orang yang ada di circle kita. Bener gak seh?" analisis Angga. Al seperti berpikir dan menimbang semua yang dikatakan Angga. "Kalau gitu, kita harus selidiki siapa aja yang ada saat acara itu, setiap acara itu tepatnya" Ucap Al. "Bisa juga tuh, loe inget siapa aja yang selalu ikut dalam pertemuan orang tua kita?" tanya Angga, Al mulai berpikir kembali "Orang tua kita, orang tua Yuki, asisten pribadi bokap kita semua dan beberapa pelayan. Itu yang seinget gue" Angga pun sepemikiran sama AL.

Angga mulai memikirkan kemungkinan kalau itu ada di keluargnya, atas motif apa kalau orang tuanya menginginkan Yuki dan menghilang dari keluarganya?, "Gue gak bisa bayangin kalau salah satu orang tua kita atau orang-orang kita ngelakuin hal ini" ucap Angga, "Gue juga berpikir kaya gitu" Al menyetujuinya.

Angga memegang kepalanya, "Kalau kaya gini, gue jadi butuh ngobrol sama Jessy" gumam Angga yang masih terdengar sama Al, "Jessy?" heran AL. Angga yang sadar gumamannya didengar Al membuatnya kikuk. "Bentar, sejak kapan loe deket ma Jessy?" todong Al. "Gue.... semenjak terbuka sama Yuki, Gue otomatis berinteraksi sama Jessy. Dan yang gue tahu, dia bisa mengotak-ngatik hal yang sulit kita jamah" Ucap Angga, "yakin cuma itu? selidik Al, "Gue yakin!" tegas Angga, "Lagian gue masih nunggu Yuki buat berpaling ke gue" jujur Angga. "Gue hargain kejujuran loe, tapi jangan banyak berharap ya" ucap AL sedikit menekan seolah memperingatkan.

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang