Aku kembali...
Selamat membaca....****
Yuki dan Dimas pun meninggalkan mereka. Tangan Dimas tak lepas menggenggam Yuki, Yuki pun tak melepaskannya. Yuki merasa nyaman, setidaknya ia memiliki tangan hangat yang terasa melindunginya. Yuki yakin akan perasaanya yang menyayangi Dimas, Dimas orang yang bisa membuat Yuki tenang dan mau menerima semua sikap Yuki. Meski terkadang Yuki merasa ia masih berlaku tak adil pada Dimas, karena masih belum bisa terbuka sepenuhnya.
Setelah mengantar Yuki, Dimas kemudian kembali pada teman-temannya melanjutkan obrolan tentang Bandnya. Yuki yang terduduk di ruangannya membuka ponselnya untuk mendengarkan kembali aransemen yang dikirim oleh Band Dimas, tepatnya oleh Al. Dan aransemen ini seperti tidak asing ditelinganya, seperti pernah mendengar dibeberapa bagian dalam aransemen ini.
***
Hari keberangkatan pun tiba, Yuki memilih hari yg sama dengan keberangkatan ke Lombok. Yuki datang bersama Dimas. Semua orang tersenyum melihat kedatangan mereka. Banyak yg belum Yuki kenal salah satunya perempuan yang kini menatapnya bersama Dimas. Yuki menoleh kearah Dimas, ada pandangan yg seolah mengungkapkan sesuatu yg tak biasa.
"Yuk, loe berangkat hari ini juga?" Tanya Angga, "iya, soalnya acaranya nanti malam" ucap Yuki. Jessy yang sejak tadi ngobrol sama Rian pun mendekat.
"Kayanya kita harus masuk duluan" ucap Jessy. Yuki menganggukinya dan menatap Dimas, "Aku berangkat duluan ya? Kamu hati-hati di sana dan aku titip temen-temen ya!" Ucap Yuki pada Dimas. "Pasti sayang, kamu juga hati-hati ya" ucap Dimas seraya memeluk Yuki. Yuki hanya diam dan membalas pelukannya namun sedikit kaku karena semua orang melihatnya. "Jagain belahan jiwa gue ya!" Ucap Dimas pada Jessy, "loe kaya ga percaya aja ma gw!" Ucap Jessy seraya memegang tangan Yuki.
Mereka pun saling berpamitan dan mereka hanya melihat kepergian Yuki dan Jessy. Dimas mengantar Yuki sampai pintu masuk. Sesekali Yuki menoleh kerah Dimas, dan selalu direspon dengan senyuman dan lambaian dari Dimas. Dimas yang penuh energi keceriaan selalu membuat ia tenang. Yuki dan Jessy sudah ada di kursi tunggu sebelum panggilan keberangkatannya.
Jessy memperlihatkan iPad yang ia bawa pada Yuki, di sana ada sebuah email Yang dikirim dari email pribadi. Isinya adalah harapan untuk bisa bertemu dengan "Melody" di acara malam ini, dan itu email dari akun pribadi. Yuki menatap Jessy, "gw baru buka tadi pagi, sebenernya gw nyuruh loe masuk sekarang buat ngomongin ini dulu" Yuki memperhatikan apa yang Jessy katakan, jujur ia merasa gelisah.
"Yang tau jati diri "Melody" cuma kamu sama om Lucas kan? Terus ini siapa?" Tanya Yuki mulai cemas, "bukan itu maksud gw Kuy. Loe liat ga siapa yang kirim email itu?" Tanya Jessy yang tau kayanya saudaranya ini salah menafsirkan. Yuki melihat email itu lagi, disitu tertera sebuah nama "Al Ghazali" ucap Yuki. Jessy menganggukinya, "Yes, itu Al. Gw takutnya dia ketemu kita di sana dan dia tau siapa loe, curiga sama loe n gw yang ada di sana. Dan pastinya dia bakal bertanya-tanya. Makanya gw punya rencana, loe ga perlu Dateng ke acara nanti malam. Biar gw aja, loe pantau acara itu dari kamar hotel. Gw yang akan ngurusin semua keperluannya. Lagian mereka emang tadinya nyiapin salah satu kamar yg terhubung buat bisa vote. Dan memberikan penilaian buat peserta" jelas Jessy, Yuki menyandarkan tubuhnya pada kursi tunggu.
"Saat dimana gue harus main petak umpet sudah dimulai. Gue kira, gue ga perlu main petak umpet lagi. Rasanya gue ga punya jati diri. Bahkan untuk memperlihatkan diri gue didepan keluarga aja gue ga bisa. Sekalinya mereka tahu tentang gue, mereka malah mau ngebunuh gue. Padahal kemampuan yang gue punya juga ga seistimewa atau membahayakan orang orang lain" ucap Yuki. Jessy hanya merangkulnya dari samping, "gue paham, tapi loe harus yakin kalau loe adalah orang yang paling berharga buat kedua orang tua loe, buat gue, papah dan buat temen-temen kita" Jessy menenangkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/235402996-288-k988445.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody
Fiksi Penggemarsetiap kehidupan itu punya iramanya sendiri, dan memiliki komposisi nada yang berpareasi. begitupun ketika nada itu mampu membuat dua hati menemukan benang merah yang terhubung dal kehidupannya.. tentang dia, tentang nada dan irama dari sebuah kisah...