Lima (Kesalahan)

303 56 49
                                    

Aku kembali...
Selamat membaca guys..
.
.
***

Al kini makin dekat dihadapannya, "tapi selama ini gue rindu sama kecerian loe, suara loe" ucap Al. Yuki melihat Al ingin menyentuhnya, Yuki memalingkan wajahnya dan mundur selangkah dari dekat Al. Al tersenyum kearahnya, senyuman pertama yang Yuki lihat. "Gue gak akan maksa loe. Gue tau loe udah bahagia sama Dimas" ucap Al dan kemudian ia kembali ke balkonnya dan masuk ke kamarnya. Pertahanan Yuki runtuh, ia terduduk. Dan Jessy langsung menghampiri Yuki, "Loe gak apa-apa?" Tanya Jessy, Yuki menggelengkan kepalanya. "Ayo kita masuk" Jessy membantu Yuki masuk.

***

"Loe yakin mau berangkat aja ke Lombok? liat reaksi loe kaya gini, gue takut AL ngelakuin hal yang aneh sama Loe. Dia pasti ngira loe ayuk, dan gue yakin Loe gak mungkin bilang yang sebenernya sama Al sekarang. Jadi, lebih baik kita batalin aja. Gimana?" Ucap Jessy.

"Gue gak bisa ngecewain Dimas, dan ini sama aja gue ngebuat AL makin pensasaran atau apalah itu. Gue bakal hadapin, kalau pun perlu gue akan kasih tau AL semuanya" Ucap Yuki, Jessy memeggang kedua bahu Yuki "Dan itu berarti loe siap buat orang lain tau semua tentang loe dan keluarga loe?" pasti Jessy. Yuki seketika tubuhnya merendah. Membuka identisanya sama saja ia harus memberikan sinyal hijau pada siapa pun yang saat ini mengincar keluarganya. Membayangkan semuanya itu, seketika membuat Yuki mengingat lagi bagaimana dirinya dikejar oleh orang-orang yang tidak dia kenal dan tanpa sadar menggiringnya ke tempat dimana Ayuk dan Mama Jessy berada. Dan tanpa ia ketahui, dirinya didorong ke sebuah lantai bawah tanah dengan paksa dan hanya mendengar bunyi tembakan yang melesat dari platuknya. Lewat celah kayu ia melihat  Ayuk yang tersungkur menghadapnya dan menatapnya. Yuki menggelengkan kepalanya, "Gue ga bisa kehilangan siapapun lagi" gumam Yuki.

Jessy memeluknya, "Kita cari jalan keluarnya nanti, sekarang loe tinggal pilih tujuan kita mau kemana. Lombok atau Singapur?" tanya Jessy, Yuki mengerutkan dahinya "Singapura?" tanya Yuki. Yuki melihat Jessy menghela nafasnya, "Nyokap Loe pengen ketemu, dan sepertinya dia udah nyiapin tempat di singapura buat ketemu sama Loe. Kalau loe mau" Ucap Jessy. "Kita ke Lombok" Ucap Yuki tanpa ragu. Jessy sudah menebaknya, "Oke" Ucap Jessy kemudian ia mengirim sebuah pesan pada Tantenya, Mama Yuki. Yang pasti dia akan kecewa dengan isi pesannya, mau bagaimana lagi kalau ternyata Yuki tak menginginkannya.

Yuki dan Jessy sudah siap untuk meninggalkan hotel, ketika dilobby Yuki melihat Al yang menatapnya. Yuki memakai kacamata hitamnya untuk menghindari tatapan AL yang entah diartikan seperti apa. Mereka melewati AL, tapi sebuah tangan menahan pergelangan tangan Yuki. Yuki seketika membalikan badannya dan menatap pergelangan tangan yang digenggam oleh seseorang. "Bisa kita bicara sebentar" tanya Al, ya itu Al yang menahannya. Yuki membuka kacamatanya, "Gak ada yang perlu kita bicarakan, dan semua gak seperti yang anda pikirkan. Saya mohon, jangan libatkan saya lagi dalam semua urusan anda. Cukup sebagai kenalan saja" Ucap Yuki dengan tegas dan itu membuat AL melepaskan tangannya. Yuki kembali memakai kacamatanya kemudian kembali melanjutkan langkahnya.

Setelah sampai di mobil jemputan mereka, Yuki baru bisa bernafas lega. "Kayanya barusan gue lihat Melody" goda Jessy, Yuki hanya meliriknya. "Ya, Melody On" gumam Jessy dengan senyumnya, itu tandanya Jessy setuju untuk Yuki seperti ini, meski ia tahu akan ada kemungkinan-kemungkinan yang terjadi nantinya. Dalam perjalanan Yuki hanya diam, ia sesekali memegang pergelangan yang ditahan AL tadi, ada sesuatu yang mengusik pikirannya saat ini. Pertanyaan-pertanyaan tentang Ayuk dan AL yang kini mulai bermunculan, juga ada perasaan baru yang mengusik hatinya. Namun itu semua membuat ia mulai merasa gelisah. Yuki takut akan sesuatu yang terjadi nantinya merubah semua yang ia telah pertahankan bahkan yang ia telah ciptakan.

Handphone Yuki berbunyi, Yuki membuka sebuah pesan yang masuk " Apakah semarah itu kamu sampai tak bisa menyempakan waktumu untuk Mama" bunyi pesan itu yang ternyata dari Mamanya. Yuki tak ada niatan untuk membalasnya, namun ada sebuah pesan kembali masuk. "Mama hanya ingin melihat kamu, Mama rindu kamu Aurora" bunyi peseannya.

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang