Nyok ah dilanjut,,,
Btw ini tinggal beberapa part lagi lho sampe ending, maunya happy ending atau gak nih...hehehe..
Apa pun nanti endingnya yang penting bahagia ya.. meski siapa sama siapa hahahahhaha..
Oke... Monggo dilanjuta hehe
****
"Aku harus apa? Aku harus gimana? Aku harus kemana?" Yuki merasa bingung hingga pandangannya menatap ke sekeliling seolah mencari jawaban dan tiba-tiba gelap.
***
Yuki membuka matanya dengan perlahan, pandangannya masih berbayang. Kepalanya masih sedikit sakit, mungkin terbentur sesuatu. Kemudian Yuki memperjelas pandangannya dan memeriksa sekelilingnya. Sekarang Yuki tenang, kalau ia sudah ada dirumahnya. Tapi Ia bingung, siapa yang membawanya kesini.
"Kamu udah bangun sayang?" Tanya seseorang yang tak lain adalah Papahnya. Yuki mengerutkan dahinya "kenapa Anda bisa ada disini?" Tanya Yuki dingin, Papah Yuki mendekat pada Yuki dan duduk di samping Yuki. "Sebenarnya setelah kamu sampai disini, Papa langsung terbang kesini. Papa hanya ingin melihat kamu, sudah lama Papa mengabaikanmu dan Papa minta maaf" tulis Papa Yuki.
Yuki hanya memandang tajam kearah Papanya, ia tak bisa menerima permintaan Papanya setelah apa yang ia lakukan. "Anda sudah melihat saya, silahkan Anda melanjutkan kesibukan Anda. Karena jujur, kehadiran Anda membuat saya tak merasa nyaman" ucap Yuki seraya memalingkan pandangannya. Papa Yuki sadar, karena ia sendiri yang mendidik Yuki sedemikian keras hingga membentuk karakter sedingin ini. Papa Yuki tak ingin mengusik anaknya lagi, ia pun beranjak dari kamar Yuki. Sebelum keluar Papa Yuki berkata "Jessy baik-baik saja, kamu tak perlu cemas sama dia. Dan Papa bisa jamin itu semua" ucapannya seraya berlalu.
Yuki mendengarnya pun merasa lega, dan sepertinya Papanya tidak tahu tentang gelang kaki yang Yuki temukan. Yuki teringat, kemudian ia mencarinya dan melihat gelang kaki itu ada di nakas samping tempat tidur Yuki. Ia pun mengambilnya dan memutar mutar gelang tersebut. Yuki yakin ini miliknya, karena hanya ada 2 orang yang memiliki gelang kaki ini. Yuki dan Azzura, tapi mana mungkin jika Azzura masih hidup. Karena itu tak akan pernah terjadi. Karena jelas Yuki melihat sendiri jenazah Azzura saat prosesi pemakaman dari memandikan sampai akhir. Dan itu jelas Azzura. Yuki menundukkan kepalanya, matanya memanas dan kini air matanya keluar tanpa bisa ia tahan. Besar harapan dia untuk Azzura masih hidup, meski nantinya ia tak tahu akan seperti apa hidupnya.
Yuki teringat sesuatu, bisa saja Azzura pun melakukan hal yang sama seperti dirinya saat ini, Yuki pun kemudian menelpon seseorang yang mungkin saja mengetahuinya, "Halo pak Zaki, saya boleh bertanya sesuatu?" Ucap Yuki, "Apakah beberapa tahun lalu ada yang meminta dokumen seperti yang saya minta? Dan mungkin itu orang yang mirip dengan saya?" Tanya Yuki lagi setelah mendapat jawaban disebrang sana. Yuki sedikit mengetuk ngetuk jarinya, "saya tahu kalau itu adalah kerahasiaan klien anda, tapi mungkin akan jadi pertimbangan jika saya masuk ke sistem pengamanan anda saat ini!" ucap Yuki seraya sedikit mengancam. Terdengar nafas panjang disebrang sana, "Saya pernah membatu pembuatan dokumen untuk seseorang Dengan Nama yang sama dengan anda yang tertera dalam dokumen itu, Aurora YK. Hanya itu, tanpa ia memberikan kepanjangan dari huruf YK" jawab pak Zaki dan itu membuat Yuki yakin kalau feeling ia tak salah. "Terimakasih Pak" ucap Yuki dan mengakhiri telponnya.
Yuki menyandarkan badannya pada tepian tempat tidur, jika benar ia Azzura. Tapi kenapa selama ini ia tak pernah datang padanya dan malah bersembunyi?? Yuki merasa bingung, ada rasa bahagia namun seketika sakit yang mendalam. Seolah ia patah hati dalam waktu bersamaan. Banyak hal yang akan terjadi jika itu benar adanya, salah satunya Al. Akan sangat tak adil baginya jika semua ini terjadi dan Al akan sangat tersakiti. Yuki menenangkan perasaannya meski air mata terus mengalir dipipnya, "jika benar adanya, aku akan mencari kamu Azzura. Akan aku mengembalikan semuanya untuk Dia. Atau kalau perlu memberikan identitasku,Dan termasuk mengembalikan Al" lirih Yuki.

KAMU SEDANG MEMBACA
Melody
Fiksi Penggemarsetiap kehidupan itu punya iramanya sendiri, dan memiliki komposisi nada yang berpareasi. begitupun ketika nada itu mampu membuat dua hati menemukan benang merah yang terhubung dal kehidupannya.. tentang dia, tentang nada dan irama dari sebuah kisah...