Tiga Belas (Dia, Cinta?)

289 49 35
                                        

aku kembali di hari jum'at... ada yang nunggu kah??

Cus ah tak usah banyak kateee......

***

Yuki tersenyum, "Iya, gue Melody" Ucap Yuki dan diluar ekspetasinya tentang respon Angga. Angga memberikan respon yang ajaib, ia langsung loncat dengan berteria. Kemudian menghampiri Yuki dan menggenggam tangan Yuki, Yuki yang melihat itu malah ia yang dibuat heran "Sumpah, ini yang akan gue lakuin kalau gue ketemu sama "Melody"" Ucap Angga yang langsung bersujud didepan Yuki. Yuki yang melihatnya langsung menjauhkan kakinya, "Gue bener-bener ngefans sama loe, gue bener-benert candu sama loe. dan sekarang ternyata gue malah dekat sama loe, itu bakal jadi pukulan yang dahsyat buat semua fans loe. Termasuk Al dan Dimas" Ucap Angga bangga dan dengan ke kagumannya. Yuki dan Jessy saling pandang dan kemudian mereka tertawa bersama melihat tingkah Angga. Angga yang menjadi bahan tawaan mereka malah menggaruk kepalanya yang tak gatal dan seperti salah tingkah.

***

"Yuk, sejak kapan loe jadi "Melody"?" Tanya Angga ketika mereka bertiga sudah duduk dengan santai seraya makan bersama. "Gue dari SMA udah jadi Melody" Jawab Yuki dan Angga yang mendengarnya pun jadi tersedak, refleks Jessy memberikan air minum kepada Angga, "Cieee,, perhatian banget seh sama calon suami" Goda Yuki, dan dijawab tatapan tajam dari keduanya, "Tuh kan, sampe kompakan gitu pada liatin gue" Yuki tak berhenti menggoda mereka berdua.

"Sejak SMA? sumpah gue udah ngefans sama loe saat SMA dan gue gak tahu kalau gue sesekolah sama seorang MELODY" Ucap Angga dengan takjub dan menggelengkan kepalanya. "Udah deh, sekarang kan loe tau gue. Gak usah berlebihan gitu" Ucap Yuki. Angga masih merasa takjub dan bangga pada dirinya sendiri karena bisa menjadi sahabat bahkan mantan calon tunangan seorang MELODY. "Bangga banget kayanya bisa jadi Sahabatnya Melody" Ucap Jessy, entah ia meledek atau ada hal yang lainya pada Angga, "Bukan hanya sahabatnya, tapi gue MANTAN CALON TUNANGAN MELODY. Gila keren banget kan?" Angga masih bangga pada dirinya sendiri, "yang ada harusnya Dimas yang Bangga, Dia udah pernah jadi orang yang spesial buat seorang Melody, dia kan MANTAN PACAR MELODY" Ucap Jessy yang tak mau kalah sama Angga dengan menekankan kalimat terakhir, Yuki yang melihat mereka berdua hanya tertawa. Pasalnya mereka tanpa sadar seperti saling mengen satu sama lain.

"Harusnya kalian lebih bangga dong" Ucap Yuki, mereka menatap Yuki dengan mengerutkan keningnya. "Kalian kan sepupu gue dan calon sepupu ipar gue, Gimana lebih wow kan?" tanya Yuki dengan senyuman yang menggoda mereka. Jessy pura-pura fokus dengan makanannya dan Angga pura0pura bersiul lalu melihat-lihat sekeliling ruangan Yuki. "tadi rame sekarang pada diem, baper loe pada" Ucap Yuki yang kemudian meninggalkan mereka berdua yang masih sibuk dengan pikirannya.

Yuki kini ada ditempat kerjanya, ia memeriksa beberapa berkas kuasa hukum yang ia minta untuk mengurus perizinan dah hak cipta pada lebelnya, bahkan ada berkas kerja untuk usahanya yang lain. Jessy masuk ke dalam dengan minuman ditangannya. "Loe yakin mau buka cabang di Ausi?" tanya Jessy, Yuki menganggukan kepalanya. "Yang di Havana aja udah nyita waktu loe, belum disini. Sekarang loe mau nambah lagi. Waktu buat loe sendiri gimana?" tanya Jessy. Yuki menghentikan kerjanya, "Gue masih ingin lebih mengembangkan dunia musik gue. Dan untuk cafe gue, gue juga ingin lebih berkembang. Karena menurut gue, cafe dengan tema untuk para pecinta baca itu belum banyak" Ucap Yuki, "Loe selalu benci sama Bokap loe, tapi loe ga sadar bahkan saat ini loe ngelakuin hal yang sama dengan Bokap loe, lebih mementingkan karir ketimbangan kehidupan pribadinya atau bisa dibilang keluarganya" Ucapan Jessy sukses bikin Yuki menghentikan kegiatannya, Yuki menyandarkan badannya dan memejamkan matanya. Kata-kata Jessy memang tak ada yang salah, itu tepat sekali. Tapi ia bingung harus bagaimana, ia butuh satu alasan untuk menghentikan ini semua. Karena selama ini Yuki merasa kosong, merasa kesepian. Dunia musik dan karirnya inilah yang mampu mengusir kekosongan dalam hidupnya.

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang