Lima Belas (Bimbang)

291 56 64
                                    

Ternyata kang Ilham meronta-ronta pengen ditemenin neh curhat tentang Yuki dan AL. Jadi, Yuk mari kita sekarang cuss aje masuk neh part selanjutnya. Jujur ikutan gemes juga sama Yuki yang maunya entah bagaimana, dan apa yang sebenarnya Yuki inginkan?? Saya pun masih mengikuti jalur benang merah bersama kang ilham yang baru memberikan sketsa akhirnya saja.. ini di hari Minggu tanggal 7 Februari hehehe.

tak usah banyak cang cing cong.,,, monggo dilanjut bacanya hehehehehe

Oh iya, aku mau ucapin Makasih banget buat yang bikin Cover terbaru story ini, Buat tangan jago editing ini  @LovestoryALKI atau biasa aku panggil Allea, Makasih banget ya Covernya komplit bareng Angga sang pria idaman di beberapa part sebelumnya hehehhe

Dan yang minta Cast Jessy, boleh neh ada usulan gak? Meski aku udah punya seh Cast Dia yang masih ragu cocok atau tidaknya. Soalnya masih perkenalan ini juga sama sosok ini. Lagi ngepoin dia hahahahaha

aduh,, monggo cus read aja hahahahha maafkan jadi banyak cuap-cuapnya...

***

Al kini menundukkan kepalanya, Yuki yang melihatnya merasa ikut terluka. "Kalian mempermainkan gue?" ucap Al dingin. "Aku baru tahu waktu di Havana, saat kamu menyanyikan lagu itu" Ucap Yuki, "Sekarang dimana dia?" tanya AL dengan tatapan yang tajam. "Azzura sudah meninggal. Dan aku yakin itu setelah Azzura mengucapkan perpisahan sama kamu" Ucap Yuki yang kini membuat air mata AL lolos dari pertahanannya.

***

Yuki melihat Al meneteskan air matanya ikut merasakan kecewa dan luka yang dirasakan Al. Ia pun bingung harus bagaimana ia kini bersikap. Perasaannya bergerak untuk mendekat kearah Al, tapi logikanya menolak dan memerintahkan tubuhnya untuk diam ditempat tanpa harus melakukan apapun. Meski sorotan mata Yuki kini mengatakan perasaannya.

Al buru-buru mengusap air matanya, memalingkan wajahnya dari Yuki. Mencoba menenangkan dirinya, perasaannya kini entah seperti apa. Keheningan kini tercipta diantara Yuki dan Al, mereka terdiam dalam kejolak perasaan masing-masing. Mencoba menepis semua kenyataan yang kini sudah terbuka didepan mata dengan ego yang kini mencoba untuk menunjukan dirinya.

Tanpa kata Al akhirnya beranjak dari duduknya, ia bingung harus melakukan apa. Ia hanya menatap wajah Yuki sesaat memastikan sesuatu dan melangkahkan kakinya menuju pintu ruangan Yuki. Sebelum keluar, sekali lagi Al terdiam dan akhirnya ia membalikkan badannya kearah Yuki yang masih terdiam dalam duduknya dengan pandangan yang kini menatap kearah depan pandangannya. "Jika kamu menoleh kearahku saat ini, aku janji akan kembali untuk mempertanyakan cinta ini, dan bagaimana perasaanmu padaku setelah aku mampu berdamai dengan kenyataan ini" batin Al seraya menata Yuki penuh harap.

Yuki masih bertahan dalam pikirannya, ketika AL hendak membalikkan badannya Yuki menoleh kearahnya. Dalam hati, Al tersenyum seraya menatap Yuki yang kini menatapnya. Tapi rasa kecewa yang ia rasakan mampu mengunci ekspresinya untuk tetap diam dan kini membawanya untuk berbalik dan keluar dari ruangan Yuki. "Setidaknya aku tahu, bahwa aku harus kembali. Maaf aku harus pergi dulu" gumam Al dibalik pintu ruangan Yuki yang telah ia tutup tanpa berbalik lagi.

Sepeninggalan AL, tubuh Yuki merasa lelah dan menyandarkan tubuhnya. Tanpa sadar kini air mata yang sedari tadi ia bendung pun keluar dengan tanpa seizinnya. "Kenapa rasanya sakit mengungkapkan semuanya? kenapa melihat Al terluka, aku merasa tak rela? Aku gak mungkin menerima perasaannya yang nyatanya bukan buat aku, itu buat Azzura". Ucap Yuki dalam tangisnya.

Cukup lama Yuki terlarut dalam emosi dan perasaannyaa, akhirnya sebuah panggilan mampu mengalihkan pikirannya. "Halo?" ucap Yuki, "Gue di cafe, loe bisa jemput gue?" tanya Yuki balik pada sang penelepon. Tanpa banyak kata ia menutup telponnya, dan menyimpannya di samping tempat duduknya.

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang