Tiga Puluh (Aurezly)

166 39 34
                                        

oke,, kita tancap gas lagi ya hahahaha,, biar cepet ending nya hihihihih..

soalnya aku lagi bikin kerangka cerita satu lagi, pengen aku rombak juga hehehe. gimana neh kalau "Jie untuk Bie" kita rubah sedikit hahahaha, soalnya banyak yang ngasih masukan salah satunya buat tetep pakai nama AL dan Yuki. hmm tadinya aku kira pengen coba gitu tapi kayanya feelnya gak dapet, setuju ga???.

aku gak bisa nganggurin cerita, hihi kecuali mau aku unpublish hehehhe...

oke deh ditunggu  masukannya ya,, makasih.....

lets to go,,,,

***

"Aku selalu mengikuti semua kabar tentang kamu, meski aku gak ada disana. Aku juga melihat penampilan kamu disini, disaat kamu mengira itu adalah Yuki. Atau.... ah sulit buat aku memilih kata yang tepat tentang saat itu." ucap Azzura, Al hanya meminum tehnya. "Aku juga ada disana" ucap Azzura yang berhasil membuat Al menoleh kearahnya.

***

"Aku menyaksikan semuanya, saat pertama kamu masuk dan naik panggung. Kata-kata kamu sukses bikin tembok yang aku jaga runtuh. Niatnya aku cuma pengen liat kamu, sekedar lihat kamu aja. Tapi ternyata itu bikin aku sadar kalau aku masih terkunci dimasa lalu" lanjut Azzura, Al masih menatap Azzura, ada kesedihan yang terpancar diwajahnya dan Al tau kalau Azzura tulus. "Saat Yuki datang, kamu otomatis menatap dia dan saat Yuki pergi kamu langsung mengejar dia. Jujur, aku patah hati untuk kesekian kalinya. Tapi, itu membuat aku yakin kalau cinta kamu memang buat Yuki. Saking cintanya kamu sama Yuki, buat kamu buta untuk membedakan mana Yuki dan mana pengganti Yuki, aku." Azzura kini menghadap ke Al. Azzura meraih tangan Al, menggenggamnya. "Aku tahu, kalau kesalahan aku emang fatal. Aku tahu kalau gak ada gunanya aku bicara kaya gini. Tapi, aku hanya ingin kamu tahu semuanya tanpa ada salah paham lagi. Dan rasa bersalah aku pun bisa sedikit berkurang" Ucap Azzura dengan tetap menggengam tangan Al. Azzura menampilkan senyuman diwajahnya dan menatap Al, bingung Al masih tak meresponnya.

Al melepaskan genggaman Azzura pada tangannya, AL tersenyum "kamu benar, cinta memang buta. Tapi seharusnya tidak membutakan hati dan pikiran kita, dan aku baru sadar kalau aku memang terlalu dibutakan rasa cinta aku saat itu sampai aku gak tahu kalau kamu dan Yuki berbeda. Dan aku sadar, aku juga melakukan kesalahan. Kalau saja waktu itu aku tak tergesa-gesa, mungkin kamu dan Yuki gak akan seperti ini. Aku minta maaf untuk hal itu" tulus Al. Azzura lega, jika nyatanya AL tak lagi membencinya "Dan aku juga minta maaf, jika nyatanya saat ini perasaan aku masih sama, aku mencintai Yuki dengan semua perubahannya. Aku baru sadar hal yang membuat aku jatuh cinta lagi sama Yuki adalah ketenangan dan ketulusan dia. Dan aku gak bisa memaksakan perasaan aku sama kamu, yang nyatanya waktu itu kamu yang menemani aku. Aku minta maaf" ucap Al.

Azzura menghela nafasnya, ia masih memaksakan senyumnya. "Aku tahu, dan aku paham. Aku juga gak berharap kalau kamu akan milih aku, aku juga gak akan memaksakan apa yang memang bukan hak aku" Ucap Azzura dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Aku titip saudariku, jangan sampai membuat ia terluka. Beban dia udah banyak, aku ingin dia bahagia saat ini dan seterusnya. Dia berhak menggapai semuanya, dan aku juga akan meneruskan apa yang udah aku bangun sampai saat ini. Aku memang udah melepas kamu sejak lama, keraguan kemarin hanya singgah sesaat, aku hanya ingin meyakinkan bahwa aku mengambil langkah yang benar" ucap Azzura. Al menganggukan kepalanya, "terimakasih Azzura" ucap Al, "Sama-sama. Boleh aku peluk kamu untuk terakhir kalinya" pinta Azzura, AL sedikit mempertimbangkan dan akhirnya mengiyakan. Azzura memeluk AL, memejamkan matanya untuk terakhir kali merasakan kehangatan pelukan AL dan keharumannya. Al membalas dengan hanya menepuk punggung Azzura tanpa mendekap eratnya.

Azzura pun meninggalkan AL yang masih diteras, dia masih butuh waktu menata hatinya yang patah karena kebodohannya untuk kesekian kalinya. AL lega jika masalahnya dengan Azzura sudah selesi, saat ini fokusnya hanya untuk meyakinkan Yuki atas perasaannya dan juga kesunggguhan Al.

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang