Oke oke,, aku kembali,,,,hehehehe,, nungguin ya,,,,
oke langsung cus baca aja yaaa,,,
****
Al mendekat pada mereka, Angga berdiri dan menghampiri Al "Al, Yuki mana? loe udah ketemu sama Yuki kan?" tanya Angga, Al menganggukan kepalanya "Yuki ada disaat kita bertemu sama Azzura" ucap Al dan membuat mereka bertiga kaget "Dan Yuki syok, dia kalut dan kemudian ia disuntik obat penenang sama Sam. Saat ini Yuki lagi istirahat" lanjut Al. Kemudian Sam dan Azzura masuk, Al dan Azzura bertemu dan saling menatap. Azzura perlahan mendekati Al...
****
Al masih diam dipijakannya, ia menatap Azzura dengan penuh pertanyaan. Dan melihat Azzura baik-baik saja seperti dihadapannya semakin membuat ia merasa bingung. Kerena pasalnya, tak ada yang terlihat baik-baik saja setelah melakukan semuanya itu, pasti tetap ada kegelisahan dalam hidupnya. "Al,," ucap Azzura, AL menghela nafasnya sekilas memalingkan mukannya dari pandangannya pada Azzura. "Permainan apa lagi yang akan loe buat? loe udah bikin skenario yang lebih baik dari sekarang? atau loe mau ngerenggut Yuki dari gue lagi?" tanya Al dingin, Azzura sedikit syok namun tersenyum melihat respon Al seperti ini, dan sakit ketika AL berkata merenggut yuki "lagi", kini ia benar-benar tahu jika perasaannya cuma buat Yuki Aurora, bukan dirinya.
"Sejahat itu kah aku dimata kamu AL?" ucap Azzura masih dengan sikap yang tenang. Kemudian Azzura duduk di samping Angga, "boleh kita bicara buat ngelurusin ini semua? aku ingin sedikit memberikan pembelaan untuk diriku sendiri dan alasan atas semua sikap aku!" ucap Azzura seraya memohon pada Al. Jessy menarik Al dan duduk disampingnya dan Dimas duduk di kursi dekat meja makan rumah Yuki. "Al, aku gak bermaksud untuk menyakiti kamu, menipu kamu atau semacamnya. Aku hanya mengikuti permintaan orang tuaku untuk melindungi saudara kembarku yang saat itu dikelilingi kemungkinan ancaman pembunuhan. Apa kamu gak iba sama aku? yang pastinya ancaman itu menjadi pemburu untuk aku?" ucap Azzura seraya menatap Al, "Gak mudah Al, tapi apa yang bisa aku perbuat? aku sayang sama Aurora dan aku gak mungkin membantah Papa, makanya aku setujui. Dan Aurora saat itu hidup sebagai bayanganku, dan menjadi seorang Melody. Tapi, dia tetap menjadi pusat perhatian semua orang. Bahkan semua penjaga juga dengan sigap akan ada untuk Aurora" Ucap Azzura lalu menatap Sam sekilas disela perkataannya, "Dan saat aku bertemu kamu untuk pertama kalinya ditempat Les yang sama dengan Aurora. Jujur, saat itu aku udah mulai jatuh cinta sama kamu, dan aku mencari semua hal tentang kamu. Sampai akhirnya aku tahu, kalau kamu menyukai Aurora dan juga anak dari salah satu sahabat Papa. Dan ketika aku harus menjadi Aurora dengan waktu yang lama, aku bahagia karena aku bisa ketemu kamu terus. Disitulah aku menjadi Aurora yang membuka hati untuk kamu, dan saat kamu memberikan sebuah melody padaku waktu itu, jujur aku bingung dan bahagia. Aku ingin memahami isinya makanya aku berikan pada Aurora, dan mungkin memang kamu ditakdirkan untuk bersama Aurora, melody itu menjadi sangat ia sukai. Bahkan setiap aku menceritakan kamu, mata Aurora bersinar. Dan aku melihat ia memiliki sorotan mata yang sama denganku. Aurora jatuh cinta pada melody yang kamu ciptakan dan pastinya penciptanya" Azzura menghentikan ucapannya, ia meloloskan tangisan yang sedari tadi ia tahan. Angga mengelus punggungnya lagi menguatkan Azzura. Azzura mulai mengendalikan lagi perasaannya, "Dan kalian tahu? setelah Papa mengetahui hubunganku sebagai Aurora sama kamu Al, Papa tetap akan menjodohkan kamu sama Aurora bukan Azzura. Dan itu yang sangat menyakitkan. Karena aku seolah gak ada hak untuk memiliki apa yang sudah aku miliki saat itu, aku seolah boneka hidup yang seluruh kehidupan aku diatur sedemikian rupa. Aku membenci Aurora, aku sangat membenci keadaan yang harus dilahirkan kembar. Tapi rasa sayang aku sama Aurora mengalahkan semuanya. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari orang yang sangat mirip denganku. Dan aku menemukannya, makanya aku disini sekarang dimana perempuan itu tinggal seharusnya" ungkap Azzura.
Al yang mendengar semua penjelasan Azzura pun merasa iba, seolah semua memang bukan kesalahannya. Tapi perasaannya tak mungkin ia berikan pada Azzura, karena Yuki yang ia cintai bukan Azzura. "Gue hargain kejujuran loe. Tapi, gue masih merasa seolah dipermainkan. Hanya saja mungkin gue udah bisa memaafkan" ucap Al. Azzura pun tersenyum, "itu udah cukup buat aku Al" ucap Azzura.

KAMU SEDANG MEMBACA
Melody
Fanfictionsetiap kehidupan itu punya iramanya sendiri, dan memiliki komposisi nada yang berpareasi. begitupun ketika nada itu mampu membuat dua hati menemukan benang merah yang terhubung dal kehidupannya.. tentang dia, tentang nada dan irama dari sebuah kisah...