Twenty Two : Demon Master

34 3 0
                                    

Setelah melakukan banyak misi, mulai dari yang mudah hingga susah, Ryanya pun dipercayai untuk turun dalam menjalani misi melawan FII AGENCY—yang selama ini dilakukan oleh Yuan, Joseph, dan Jamesh. Sebelum akhirnya mereka melakukan misi lain dan meninggalkan misi tersebut untuk sementara waktu.

Dalam hati, ia berucap syukur karena pengorbanannya selama ini tidaklah sia-sia. Sampai akhirnya ia bisa turut serta dalam misi yang selama ini ia idam-idamkan. Tentunya bersama Gybran—sepupunya. Yah, bagimanapun, mereka telah menjadi satu paket. Di mana ada Ryanya, pasti di sana juga ada Gybran. Begitu pula sebaliknya. Bosan? Tentu! Siapa sih yang tidak bosan bertemu dengan satu orang dalam waktu 24 jam. Tidak di sekolah, misi, bahkan mansion. Pasti, Ryanya akan bertemu dengan makhluk kasatmata itu.

Malam pun semakin menjelang. Ryanya melirik ke arah jam tangannya. Pukul 23.25 malam. Yang artinya 5 menit lagi, ia harus bersiap-siap untuk masuk ke sana dan mengambil kotak milik Angel.

Ya, siapa sangka! Mereka justru diberi misi yang seberbahaya ini. Sempat terlintas di pikiran Ryanya, mengapa tidak aunty dan uncle-nya saja yang menjalani misi itu? Dan jawabannya hanya satu. Untuk melatih keberanian dan kekuatan mereka. Karena mereka ingin Ryanya dan Gybran mengolah SWI AGENCY nanti—selepas mereka lulus. Yang artinya, Ryanya tak lagi bisa mengejar cita-citanya dan beralih mengurus profesi turun-temurun keluarganya itu.

Sedangkan Gybran, ia masih bisa mewujudkan impiannya. Dengan melanjutkan bisnis keluarga, yang tak lain adalah Delicious. Bisnis kuliner yang kini masih terkenal di Indonesia. Berkat keuletan dan kerja keras Jamesh selama ini. Entah bagaimana caranya, Jamesh bisa mengurus kedua profesi tersbeut. Tapi yang pasti, bagi Ryanya itu adalah hal yang sangat luar biasa! Patut diacungi banyak jempol.

"Eirene, sudah setengah 12," bisik Gybran memberitahu Ryanya. Ryanya menganggukkan kepala mengerti. Menarik dua buah revolver dari sarungnya, yang berada di kanan-kiri tubuhnya.

"Siap?" Ryanya mengangguk.

Gybran memgambil bahan peledak dari tas kecilnya. Mengeluarkan bom asap yang sedari tadi sudah ia persiapkan. Tidak hanya bom asap saja yang berada di sana. Tapi, juga bahan peledak hebat lainnya seperti TNT berukuran kecil—namun memiliki kekuatan peledak yang sangat hebat—setelah mengalami modifikasi dari agensi. Dan juga, granat, dan bombers—bahan peledak yang hanya diproduksi oleh SWI AGENCY saja dan tidak untuk dipasarkan.

Bum

Bum

Bum

Pertempuran pun dimulai. Seperti biasa, Gybran berhasil melemparkan bahan peledaknya ke beberapa titik koordinat yang sebelumnya sudah mereka tentukan. Ryanya melompat turun bersama Gybran memasuki kontainer yang diduga adalah markas utama FII AGENCY.

Mereka berjalan mengendap-endap ke dalam. Dan bersembunyi di balik kotak-kotak yang beruntungnya tersedia di sana. Ryanya menatap Gybran. Memberi arahan untuk maju. Gybran mengangguk dan mereka pun langsung memukul semua pengawal di sana.

Dor

Dor

Dor

Dor

Suara tembakan revolver Ryanya pun turut terdengar di sana. Tatkala seorang pengawal hendak menembak Gybran. Namun, hal itu telah Ryanya cegah terlebih dulu dengan menembak tangannya beserta kakinya. Entah karena terlalu hebat atau memang sudah jago, dalam waktu setengah jam, mereka telah berhasil melumpuhkan semua musuh. Cepat-cepat mereka berlari semakin dalam menuju ruangan yang tak lain adalah tempat di mana kotak milik Angel berada.

SWI AGENCY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang