Enam tahun kemudian ....
Seorang balita lelaki dengan kedua pipi tembamnya tampak bersemangat menunjuk-nunjuk layar televisinya. Menampilkan acara live talk show terkenal di salah satu stasiun televisi nasional.
"Papa." Itulah kata yang sejak tadi disebutnya sembari menunjuk layar televisi. Sang mama yang baru saja dari dapur pun langsung menoleh ke arah putranya yang menunjuk wajah papanya dengan bersemangat.
"Anta, duduk. Jangan berdiri dekat-dekat tv. Nanti matanya sakit," peringatnya sembari menggenggam tangan putranya untuk duduk di atas sofa. Sang putra pun menurut dan duduk di sofa tepat di samping mamanya. Menyaksikan papanya yang sedang diwawancarai seorang host sembari memakan potongan buah yang pastinya disuapi oleh mamanya.
"Kalau boleh tahu, apa sih jimat yang dipakai seorang Artsya untuk mencapai kesuksesannya ini?" tanya sang host kepada lelaki berjas hitam yang berada di seberangnya yang tak lain adalah Ahmed Fazari Artsya, atau yang biasa dikenal dengan nama Artsya. Artsya menyungginkan senyum tipis. Tanpa sadar, tangannya pun kontan menggaruk surai pirangnya yang tampak rapi dan mengkilap pagi itu.
"Jimat, ya," ulang Artsya tampak berpikir.
"Iya, jimat. Kadang kan para pengusaha sukses memiliki jimat atau motivasi yang membuatnya bisa maju dan sukses sampai sekarang. Contohnya, pengusaha batu bara Yoyok Tresno. Punya peliharaan kerbau bule di rumahnya. Katanya, kerbau tersebut membawa keberuntungan. Dan kalau tanpa dia, pertambangannya gak bakal lancar," jelas sang host. Artsya yang mendengar hal itu pun sontak tertawa.
"Saya mah tidak ada hal begituan. Bagi agama saya, itu adalah perbuatan syirik. Dan ditanya soal jimat dan motivasi, maka jimat saja bukanlah barang. Tetapi, keluarga."
"Jadi ... Artsya sudah berkeluarga nih?" tanya host wanita itu tidak percaya.
"Atau ... maksudnya keluarga di sini, adalah orang tua Artsya," lanjutnya yang masih tidak ingin menerima kenyataan kalau Artsya memang sudah menikah dan memiliki anak.
Artsya yang mendengarnya pun semakin melebarkan senyumnya. Membuat salah satu penonton di rumah mengerutu kesal karena sejak tadi suaminya tidak henti-hentinya menebarkan senyum manisnya kepada perempuan lain. Yah, anggap saja dia sedang cemburu.
"Anta, nanti kalau Papa pulang, kamu kacangin, ya. Jangan kasih Anta peluk. Oke?"
"Emang, kenapa, Ma?"
"Soalnya, Papa kamu udah nakal. Kalau nakal kan harus dihukum kayak yang biasanya Anta dapet."
"Tapi, biasanya, kalau Anta dihukum. Anta biasanya suruh tidur sama Papa dan Mama di kamar. Jadi, kalau Papa dihukum, berarti Papa suruh tidur sama Anta dan Mama gitu, ya?" Sang mama tampak menggaruk kepalanya kebingungan. Hingga, fokus mereka pun kembali tertuju pada televisi ketika mereka kembali mendengar suara suaminya.
"Sebenarnya, saya sudah memiliki istri dan seorang anak," aku Artsya jujur.
"Benarkah? Yah ... para fans kecewa," ujar sang host yang memang benar-benar kecewa. Artsya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Hingga, layar di belakang mereka menampilkan beberapa foto. Foto yang di dalamnya terdapat dirinya yang sedang menggandeng seorang balita laki-laki ketika ia sedang melakukan kunjungan dan menghadiri acara di luar negeri. Acara yang dihadiri oleh beberapa pengusaha internasional terkenal seperti Bill Gates, Jeff Bezos, Sundar Pichai, Kevin Johnson, dan pengusaha sukses lainnya. Di foto berikutnya, juga mempilkan dirinya yang sedang bersama seorang perempuan berjilbab yang sama-sama membelakangi kamera. Berjalan berdua tanpa kehadiran balita laki-laki tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWI AGENCY (END)
Ficção AdolescenteR 15+ 《UPDATE SEPEKAN SEKALI》 Book 1 ⚠️ WARNING! ⛔ Kalian akan mengalami syok, kengerian, dan menimbulkan emosi ~ Kisah kita ada bukan untuk dilupakan. Melainkan 'tuk dilanjutkan ~ Ryanya yang awalnya sedang bersedih akan meninggalnya orang tua ters...