Di salah satu hari di musim salju yang amat dingin, Artsya berjalan keluar dari gedung perusahaan Gun. Berjalan menyusuri trotoar dengan sepatu boots dan pakaian tebal. Hingga tak sengaja, pandangannya tertuju pada sebuah mobil yang terletak tak jauh dari dirinya berdiri.
"Damn! How do i get home whereas today people are busy preparing for Christmas. And again, who wants to go out in the cold like this?" decak sang pria frustasi sembari menggosok-gosokkan tangannya kedinginan.
'Mungkin, dia memerlukan bantuan,' pikir Arstya. Tanpa basa-basi lagi, Artsya pun mendekatinya. Mengucapkan permisi dan bertanya.
"Excuse me, do you need help?" tanya Artsya ramah. Menawarkan bantuan. Sang pria tampak menatap Arstya sebentar dan menganggukkan kepala.
"Yes, suddenly my car broke down. And there's not a single mechanic I can ask for help." Artsya mengangguk paham. Ia pun bergegas berdiri di samping pria. Ikut memeriksa mobilnya.
"Oh, I can help you. Do you have car tools?" Sang pria pun mengangguk cepat dan mengambil perkakas miliknya. Mulai dari kunci inggris, obeng, kunci T, tang, bahkan kunci ring pas. Artsya pun mulai mengambil beberapa perkakas dan memperbaikinya hingga memakan waktu satu jam. Sebelum akhirnya ia menutup kap mobil.
"Can you start the car engine?" tanya Artsya tatkala sang pria terus terdiam memerhatikannya.
"Oh, okay." Sang pria pun masuk ke dalam mobil dan mulai menyalakannya.
Ajaib! Mobil kembali menyala dan ia pun tersenyum bahagia.
"Thank you very much, how much do i need to pay?"
"No, you don't have to pay. I sincerely do it for you."
"Really? You are very nice. then, take my card. Who knows you will need it. and with pleasure, I will help you."
"Okay, Fir—Man," eja Artsya membaca kartu nama sang pria.
"Yes, that's my name. And what's your name?" tanya Firman.
"I'm Artsya."
"Artsya? Nice name."
"If so, excuse me. I still have to go to my apartment. Yeah, doing college assignments. "
"And this is my last assignment. Because I want to pass. But, I think, finding a job here is quite difficult."
"What's your college?"
"Cook, i want to be a chef."
"Oh, good luck with your career."
"Thank you, i hope to see you again."
"Sure, i too."
"Nice too meet you, Artsya."
"Nice to meet you, Firman."
"Wah, ternyata lo keren juga. Bisa benerin mobil. Gak nyangka, kerja keras lo selama ini gak sia-sia."
"Yah, namanya juga takdir. Gak ada yang tahu kan?" Ryanya mengangguk. Hingga, sosok yang sedari tadi mereka bicarakan pun muncul bersama beberapa pelayan yang masing-masing membawa sebuah nampan.
Ryanya terpengarah. Menatap seluruh masakan di depannya.
"What? Banyak banget. Ini gak salah?" tanya Ryanya terheran-heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWI AGENCY (END)
Teen FictionR 15+ 《UPDATE SEPEKAN SEKALI》 Book 1 ⚠️ WARNING! ⛔ Kalian akan mengalami syok, kengerian, dan menimbulkan emosi ~ Kisah kita ada bukan untuk dilupakan. Melainkan 'tuk dilanjutkan ~ Ryanya yang awalnya sedang bersedih akan meninggalnya orang tua ters...