Two : Meet

211 22 0
                                    

Setelah menempuh perjalanan lima belas menit, mobil Audy R8 berplatkan Jakarta itu pun memasuki pelataran sebuah sekolah bertaraf Internasional bernamakan Apollo Mann School Indonesia—cabang dari Apollo Mann School yang bertempat di New York, Amerika Serikat. Sekolah ini tentu bukanlah sekolah biasa. Bisa dibilang, Apollo Mann School ini hanya ada satu di Indonesia dengan alumni-alumni yang begitu memukau hingga mancanegara. Bahkan, ada beberapa alumni yang berhasil memecahkan rekor dunia dengan ciptaan-ciptaan terbarunya.

Tak hanya itu, Apollo Mann School juga memiliki pendidikan selama lima tahun di masa Senior High Schoolnya. Beda halnya dengan jenjang SMA atau sederajat lainnya yang ada di Indonesia yang rata-rata adalah tiga tahun. Karena di Apollo Mann, para siswa akan mendapatkan pembelajaran jenjang kuliah sebagai tambahan di tiga tahun sekolahnya dan dua tahun full mengenai jurusan perkuliahan mereka yang telah ditentukan di dua tahun awal mereka masuk.

Tentu, biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Bahkan, sebulannya para orang tua harus membayar SPP sebesar lima juta dengan masa depan yang sudah terarah. Ya, sebuah pekerjaan yang layak bahkan hingga luar negeri. Cukup murah dan sesuaikan dengan fasilitas yang diberikan? Juga tambahan mendalam tentang agama masing-masing. Salah satunya target satu juz per-semester bagi penganut agama Islam. Super sekali!

Dan benar saja! Setibanya mereka di parkiran sekolah, sudah ada kaum hawa yang bergerombolan mendatangi mobil milik Gybran. Ryanya yang menyaksikan kepopuleran sepupunya itu pun hanya bisa mendengus sembari bersedekap dada.

"Emang, ya. Cewek-cewek di sini pada buta. Gak bisa bedain mana yang ganteng mana yang kagak. Nyebelin!" Gybran yang baru saja menarik kunci mobilnya itu pun menoleh sembari menurunkan kaca mata hitamnya sedikit.

"Bilang aja ngiri! Gak punya fans banyak kayak gue," cibir Gybran bangga. Ryanya memutar kedua bola matanya malas dan menoleh.

"Ogah!" Ryanya kembali menatap ke depan. Melihat gerombolan kaum hawa yang kini sudah mulai terurus berkat adanya beberapa pria berbaju hitam yang menghadang gerombolan itu. Dirasa sudah tenang, Ryanya pun memakai tasnya dan membanting pintu mobil Gybran. Membuat sang empu tersentak dan mengumpat.

"Woi! Saudara sialan ya, lo! Kalo sampe mobil gue rusak gimana?" ucap Gybran emosi.

"Bodo amat! Gue gak peduli." Ryanya melenggang pergi dari area parkiran mobil. Melintasi celah-celah antara gerombolan penggemar Gybran—dibantu dengan pengawal yang telah disiapkan oleh keluarga mereka. Mengundang banyak tanda tanya di benak para gadis itu.

Tidak biasanya Ryanya berangkat ke sekolah bersama Gybran. Biasanya, ia akan berangkat bersama kedua orang tuanya yang saat itu masih bekerja dan hidup. Namun, kali ini, ia harus melewatkan itu dan harus terbiasa dengan kehidupan barunya sekarang. Sedih? Pasti! Tapi, mau bagaimana lagi? Toh, sudah takdir Allah. Yang hanya bisa ia lakukan sekarang adalah mendoakan orang tuanya dan bersiap 'tuk membalaskan dendam. Ya, membalaskan dendam pelaku pembunuhan kedua orang tuanya yang sampai sekarang masih menjadi misteri pihak kepolisian.

Aneh. Itulah yang dipikirkan Ryanya. Tidak mungkinkan kalau seorang pembunuh tidak meninggalkan jejak apa pun pada korbannya? Sebersih atau sesempurna apa pun tindakannya, yang namanya kejahatan, pasti akan ada bukti. Sekalipun itu adalah bukti kecil ataupun tak terlihat. Dan dipastikan, kalau ia akan menemukan bukti tersebut dan menyeret pelaku bersalah itu ke jalur hukum. Yah, seperti itulah cara balas dendam yang ia lakukan. Toh, di dalam agamanya, ia tidak boleh membunuh. Jadi, ia hanya bisa menyeretnya dan membawanya menuju jalur hukum.

Semudah itu? Tidak! Itu tidaklah mudah. Ryanya harus mencari barang bukti atau petunjuk terlebih dahulu. Lalu, dari manakah ia akan mendapatkan semua petunjuk itu? Ryanya menampilkan smirk devil. Teringat akan sebuah tempat yang mungkin akan membawanya menuju sang pelaku. Ya, apalagi kalau bukan rumah kediaman mereka.

SWI AGENCY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang