mencari

787 106 11
                                    

Hari ini tepat dua minggu Yuta berada di Jepang dua minggu itu pula ia sudah tidak menghubungi Caca karena sibuk menyelesaikan masalah nya dengan Sakura, setelah pertemuan malam itu ia memulai untuk menyelesaikan masalah nya satu persatu.

Tuan Miyawaki tidak berbohong mengenai janji nya, setelah pertemuan malam itu ia langsung mengirim sekertaris nya untuk bertemu dengan sekertaris Yuta di Indonesia untuk membicarakan makasud nya yang ingin membantu keuangan perusahaan tersebut.

Saat ini Yuta berada di ruang khusus yang telah disediakan ayah nya untuk Yuta menyelesaikan masalah nya, ia menghela nafasnya lalu menyandarkan kepala nya di kursi dan memejamkan matanya sebentar itu kebiasaan Yuta saat pikiran nya sedang kacau karena masalah yang sedang menimpa nya.

Ting

Handphone milik tuan muda itu berbunyi, ia melirik handphone tersebut dan nama Caca tertera disana, ia sedikit menyunggingkan senyum, rasa nya semangat nya tumbuh kembali tepat saat Caca menghubungi nya lagi setelah dua minggu tak saling memberi kabar ini memang permintaan Caca karena ia sendiri memberi waktu luang untuk Yuta menyelesaikan masalah nya.

"Apa kabar, aku kangen" ucap Caca disebrang sana sambil memakan satu buah mangga yang diberikan Haechan.

Yuta tersenyum membayangkan wajah istri nya yang semakin menggemaskan dengan perut buncitnya "Gue baik by, lo gimana? Yang di perut aman kan?" ucap nya sambil memainkan bolpoint yang berada di tangan nya.

"Video call aja yah aku kangen, kamu harus liat perut aku yang semakin hari semakin berat buat dibawa jalan jalan".

"Ya udah video call yah, gue juga kangen sama si kembar" ucap nya yang beralih menekan tombol video call.

"Kak udah gak tidur tiga hari yah?" tanya Caca saat ia menerima panggilan video call dari suami nya.

Yuta meneguk saliva nya bagaimana bisa Caca mengetahui jika ia sudah tidak tidur selama tiga hari "Dih so tau banget lo" elak Yuta pada Caca sembari memutar bola mata nyam.

Caca berdecak "Gak usah bohong aku kenal kamu bukan kemaren sore" ucap nya sambil memasukan potongan buah yang tadi ia kupas.

Yuta tersenyum senang melihat tingkah Caca yang gemas, jika saja saat ini jarak nya sangat dekat sudah dipastikan jika ia akan memeluk Caca dan tak akan melepaskan nya.

"Kak, coba ngomong deh sama si kembar dari tadi dia nendang mulu, mungkin lagi kangen sama kamu" ucap Caca saat ia mengelus perutnya dengan satu tangan.

Yuta sedikit mengubah posisi duduk nya agar terlihat lebih nyaman "Boleh, gue lagi kangen sama si kembar" ucap nya dengan antusias dan Caca langsung mengarahkan camera handphone ke perut buncit nya.

"Hai anak daddy, jangan sering merepotkan mommy yah, jangan sering nendang nendang perut mommy, selagi daddy gak ada tolong jaga mommy baik baik yah nak, daddy sayang sama kalian" ucap Yuta dengan nada sedikit sedih karena merindukan perempuan dan calon anak nya.

"Dia berhenti nendang loh kak, dari tadi perut aku ngilu banget ditendang sama si kembar" ucap Caca yang mengarahkan kembali camera handphone ke wajah nya.

Yuta tersenyum bahagia "Bagus dong dia nurut sama gue" ucap nya yang mengundang kekehan dari keduanya.

"Jadi gak sabar deh kak tiga bulan lagi ketemu si kembar, kamu kapan pulang tiga bulan lagi aku mau lahiran, aku kangen kak" ucap Caca yang mulai terisak.

Yuta menghela nafas nya "Jangan nangis dong gue gak bisa lap air mata lo" ucap Yuta terkekeh mencoba menghibur Caca.

Toktoktok

Ketukan pintu membuat Yuta berhenti berbicara dengan Caca.

Brreaaakkkk

Seorang perempuan masuk tanpa izin dari Yuta dan menggebrak meja nya secara brutal.

"Gue belum nemu titik terang dari kasus lo" ucap Sakura saat ia duduk dihadapan Yuta.

"Kak itu siap---

"Nanti gue telpon lagi, gue tutup yah" ucap Yuta yang langsung menutup handphone tersebut tanpa menunggu persetujuan dari Caca.

Sakura memicingkan matanya heran "Siapa?" tanya nya.

"Lo ngapain?" tanya Yuta yang mengabaikan pertanyaan Sakura tadi.

"Gue kesini cuma mau bilang, gue belum nemu titik terang dari kasus lo" ucap nya sambil menyilangkan tangan nya terkesan angkuh.

"Kasus apa?" tanya Yuta dengan polos nya.

Sakura berdecak lalu menghampiri Yuta dan mengikis jarak diantara kedua nya.

Yuta memundurkan kepala Sakura dengan pelan "Mundur, nanti khilaf" ucap nya.

"Transaksi jual beli yang lo lakuin itu, gue belum menemukan titik terang, gue----

"Udah berapa kali sih gue bilang, kalo gue gak pernah terlibat dalam transaksi tersebut" ucap Yuta dengan kesal.

Sakura memperhatikan wajah Yuta dari samping "Lo yakin gak pernah terlibat dalam transaksi tersebut?" tanya Sakura, sebetul nya pertanyaan ini sudah sering ia tanyakan pada Yuta namun tetap saja jawaban nya akan sama ia tidak pernah terlibat dalam kasus transaksi tersebut.

Sakura menghela nafas nya lalu memberikan amplop coklat kepada Yuta "Buka" perintah nya saat Yuta menerima amplop tersebut.

Untuk sesaat Yuta tertegun setelah membuka surat tersebut, ini bukan akhir dari masalah nya, ia tak pernah terlibat dalam kasus tersebut.

"Secepat nya kita harus menemukan bukti kalo lo gak pernah terlibat dengan masalah ini" ucap nya lalu meninggalkan Yuta sendiri, Sakura paham untuk saat ini Yuta membutuhkan ruang dan waktu nya untuk menemukan titik terang dari masalah yang sedang ia hadapi.

Setelah Sakura meninggalkan Yuta sendiri ia meremat kertas tersebut dan menginjak nya dengan keras lalu memukul tembok untuk melampiaskan kemarahan nya.

























Setelah Sakura meninggalkan Yuta sendiri ia meremat kertas tersebut dan menginjak nya dengan keras lalu memukul tembok untuk melampiaskan kemarahan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai hai masih ada yang mampir gak? :')
Mon maap yah akhir akhir jarang up bgt huhuhu :(

Jangan lupa vote dan komen yak hehehe
See you ❤❤❤❤
Mon maap kalo ada typo ehehe

Random | Nakamoto Yuta [book 2] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang