"Ten" ucap Caca sedikit tercekat karena rasa kaget yang tiba tiba menyerang dirinya.
Ten tersenyum sambil menenteng koper nya "Halo bumil" ucap nya seraya menghampiri Caca.
Ten merentangkan kedua tangan nya pertanda ingin dipeluk dan tanpa berpikir panjang Caca langsung menghampiri dan memeluk nya.
"Lo, apa kabar?" tanya Caca seraya melepaskan pelukan tersebut.
Ten tersenyum manis "Gue selalu baik, lo gimana?" tanya nya
"Wow perkembangan yang cukup besar, berapa bulan nih perut buncit lo" ucap Ten yang memandangi perut buncit Caca.
Caca mengelus perut buncit nya "Maju delapan bulan, ada dua nih dalam perut gue" ucap Caca dengan bangga.
"Lo ngapain disini?" tanya Ten saat mereka berdua berjalan beriringan keluar dari bandara.
"Di sebrang sana ada cafe kita ngopi bentar lo gak sibuk kan?" tanya Caca, Ten menggeleng keras "Ayo lagian hari ini gue gak ada jadwal apa apa" balas Ten
.
.
.Setelah menempuh jarak yang cukup lama Yuta akhirnya sampai di Jepang, ia menghembuskan nafasnya lelah "Ah lagi" ucap nya.
"Gue udah di bandara, lo dimana?" ucap Yuta pada seseorang melalui sambungan telpon nya.
...
"Apa gak bisa gue istirahat sebentar?"
...
Yuta menghela nafas nya lagi, lalu memijit pelan kening nya rasa pusing mulai ia rasakan di kepala nya.
"Iya, gue kesana. Thanks" ucap nya pada Sakura lalu menutup telpon nya.
.
.
.Menjelang malam Caca belum mendapat kabar apapun dari Yuta.
"Ck, kebiasaan suka banget bikin khawatir" ucap nya sambil melirik handphone yang ia simpan diatas nakas nya.
"Mungkin ini takdir, gue di utus untuk kedua kalinya buat jagain lo"
Ucapan Ten benar benar mengganggu pikiran nya malam ini. Caca mencoba membuang jauh jauh pikiran negatif nya mengenai Yuta ia harus yakin dan percaya jika Yuta akan menepati janji nya.
Ting
Nada pesan berbunyi di handphone Caca, ia buru buru melihat notif tersebut sambil merapalkan doa dalam hati semoga pesan tersebut dikirim dari suaminya. Nakamoto Yuta.
"Maaf by gue baru ngabarin seharian ini gue sibuk, lo jaga diri baik baik selagi gue gak ada. Gue sayang lo"
Caca tersenyum kala membaca pesan tersebut ia mencoba untuk menelpon Yuta karena jujur ia sudah rindu dengan suara suaminya, namun nihil nomor Yuta sudah tidak aktif Caca mengkerutkan kening nya aneh.
"Ayah kalian lagi sibuk, kita tidur aja yah, besok kita hubungi lagi" ucap nya menguatkan diri sambil mengelus perut buncit nya.
.
.
."Selamat pagi" sapa seseorang yang sudah berkunjung ke rumah Caca saat ia hendak ingin keluar untuk mencari udara pagi.
Caca tersenyum "Pagi banget bertamu nya" jawab nya sambil melirik jam dipergelangan tangan nya.
Ten langsung masuk tanpa dipersilahkan Caca "haus nih" ucap nya saat ia sudah duduk di ruang tamu.
Caca berdecak sebal melihat kelakuan teman nya "Lo aja masuk tanpa izin dari gue, ambil sendiri sana" ucap nya.
"Sepagi ini lo mau ngapain ke rumah gue?" tanya Caca kepada Ten.
"ngajak lo jalan cuaca nya bagus buat ibu hamil, mau kan?" balasnya.
Caca tersenyum lalu mengangguk "ayo" ucap nya berdiri dan disusul Ten.
Ten dan Caca menelusuri jalanan komplek beriringan layak nya pasangan suami istri, mereka berdua beniat ingin mengunjungi taman, ini pertama kalinya bagi Caca ia bisa menghirup udara sepagi ini diluar rumah, Yuta dan Caca tidak pernah keluar rumah karena Yuta selalu sibuk dengan pekerjaan nya, jika ada waktu luang pun Yuta selalu menghabiskan waktu nya untuk istirahat namun Caca tidak pernah mempermasalahkan hal itu, ia cukup paham dengan keadaan Yuta.
"Lo sampai kapan disini?" tanya nya Caca saat mereka sedang duduk dibangku taman, keadaan taman pun cukup ramai karena kebetulan hari ini hari minggu.
"Sampai tugas gue selesai buat jagain lo" ucap nya tanpa mengalihkan pandangan ke arah Caca.
"Satu bulan lagi kak Yuta pulang, dia udah janji mau nemenin gue pas persalinan nanti" ucap Caca yang masih fokus dengan objek dihadapan nya.
Ten melirik Caca sekilas dari arah samping "Yakin bakal pulang?" tanya Ten sambil meneguk air putih yang sengaja ia bawa dari rumah nya.
Caca mengangguk meskipun ragu "Lo bantu doa makannya, jangan mematahkan harapan gue" ucap Caca dengan nada kesal.
Ten terkekeh mendengar jawaban dari Caca "Gue bukan mematahkan harapan lo, bukan" ucap nya, lalu Caca menaikan sebelah alisnya "terus?".
"Gue cuma ngingetin kalo berharap sama manusia itu sakit" ucap nya
Caca terdiam membenarkan omongan Ten dalam hati "Lo ada kerjaan apa sampe harus balik kesini?" tanya Caca yang mencoba mengalihkan topik pembicaraan.
"Jagain lo" ucap nya lagi.
Caca berdecak sebal mendengar jawaban Ten "Gue serius" ucap nya kesal sambil memutar bola matanya jengah.
Ten tertawa lalu mengusap lembut kepala Caca "proyek" ucap nya.
Pembicaraan Caca dan Ten terus berlanjut hingga menjelang siang sedangkan disisi lain kini Yuta sedang dipusingkan dengan perkara yang menyeret nama nya tiba tiba.
"Sial" umpat nya sambil meremas amplop coklat yang ada di tangan nya.
Sakura menghembuskan nafas nya saat melihat Yuta terisak, lalu ia menghampiri Yuta dan duduk disamping nya.
"Gue---
Ucapan Sakura terpotong saat tiba tiba Yuta memeluknya dan menyimpan dagu nya di pundak Sakura, Sakura sempat tertegun namun dengan pelan ia membalas pelukan tersebut dan mengusap punggung Yuta dengan lembut.
"It's oke" ucap nya.
Kangen gak? Eheheh
Kalo ada typo maklumin yah ehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Random | Nakamoto Yuta [book 2] ✔
Randommenceritakan kerandoman kehidupan Caca dan Yuta sebelum menikah dan sesudah menikah, penasaran? Baca aja yah :) Star: 14 Desember 2020 Finish: 28 April 2021 cover by: Pinterest Semua foto yang terdapat di setiap chapter itu aku dapetin di Pinterest...