kenyataan yang sesungguhnya

975 121 49
                                    

"Stop" ucap seseorang sembari mengatur pernafasan nya.

Brankar itu otomatis berhenti atensi mata mereka tertuju pada seseorang yang sedang menghampiri brankar Caca.

Ia menitikan air mata nya, menggenggam erat tangan Caca, mengecup kening nya dengan penuh rindu "Kuat by gue udah nepatin janji untuk nemenin lo lahiran hari ini" ucap nya.

Iya! Laki laki itu Nakamoto Yuta.

"Maaf pasien harus segera kami tangani jika terlambat kondisi nya akan semakin parah" ucap dokter tersebut lalu mengintrupsikan suster untuk membawa brankar Caca ke ruangan operasi dengan segera.

Surya memeluk tubuh Yuta dengan erat menumpahkan tangis bahagia karena anak semata wayang nya kembali dengan selamat.

"Mami?" tanya nya dengan suara bergetar.

Surya mengusap air mata nya "Mami belum sadar" balas beliau.

"Nak" ucap Rini membelai kedua pipi menantu nya dengan rasa tidak percaya.

"Bunda" ucap Yuta sambil menghapus air mata bunda dengan ibu jari nya.

Rini langsung memeluk tubuh Yuta tak kalah erat sambil terus menangis dan mengucapkan sukur dalam hati nya.

Ten dan Haechan masih tidak percaya dengan Yuta yang sekarang sudah ada dihadapan mereka.

Yuta menghampiri mereka berdua setelah pelukan dari bunda nya terlepas "Makasih, udah jagain Caca selama gue gak ada" ucap nya pada mereka berdua.

Ten dan Haechan tersenyum "Gue sebagai teman nya udah seharus nya dan sepantas nya menjaga dia di saat lo gak ada" ucap Ten menepuk bahu kanan nya Yuta.

"Santai bang, Caca sahabat gue dan gue pasti ngelakuin apa aja buat ngelindungi dia" ucap Haechan yang menepuk bahu kiri nya Yuta.

.
.
.

Saat ini Yuta berada di ruangan mami nya, kini Rosa sudah sepenuh nya sadar, Yuta terus menggenggam tangan Rosa yang terbebas dari infusan mengecup nya berulang kali.

"Lain kali jangan gini lagi, Yuta khawatir" ucap nya.

Rosa berdecak lalu menyubit tangan anak nya "Gak kebalik?" tanya nya.

Yuta menidurkan kepala nya disamping Rosa "Maaf yah mi, Yuta udah bikin semua nya khawatir" ucap nya.

"Gak papa, jangan diulang lagi yah, mami gak suka" balas nya.

.
.
.

Saat ini Yuta sedang diluar menunggu pintu ruang operasi dibuka, sudah lebih dari satu jam namun operasi belum juga selesai, hari ini giliran hati Yuta yang tidak tenang, pikiran nya berkecamuk takut jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan nya.

Saat ini hanya ada Yuta seorang, karena Rini bersama Ten dan juga Haechan sudah terlebih dahulu pulang karena ia khawatir jika bunda nya sakit karena terlalu memikirkan kondisi Caca, sedangkan Surya masih menunggu Rosa yang belum sepenuh nya pulih akibat shock yang sempat beliau alami.

Ceklek

Setelah mendengar pintu ruang operasi terbuka Yuta segera bangkit dari tempat duduk nya untuk menghampiri dokter yang menangani istri nya melahirkan.

"Dok bagaimana dengan istri dan anak saya?" tanya Yuta was was.

Dokter tersebut membuka masker serta pelindung tangan yang melekat di tangan nya "Operasi nya berjalan dengan lancar, kondisi bayi kembar bapak baik, dua dua nya berjenis kelamin laki laki dan kita tinggal menunggu pasien sadar kemungkinan beberapa jam lagi hal ini disebabkan karena obat bius jadi bapak tidak usah khwatir dan suster sudah memindahkan bayi kembar bapak ke ruang inkubator" jelas dokter.

Random | Nakamoto Yuta [book 2] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang