Chap 25. Ajakan Makan Bersama

3 1 0
                                    

Ketika mendengar pengumuman tadi, semua siswa dan siswi yang sedang ada di kantin, lapangan, perpustakaan, dan tempat lainnya langsung berlari-lari ke kelas mereka. Mengambil tas nya dan menuju gerbang yang sudah padat lantaran mereka ingin segera keluar sekolah. Ada yang masih santai berada di sekolah, atau yang akan melaksanakan ekstrakurikuler hari ini nampak tidak peduli dengan pengumuman tadi.

Diantara banyaknya ruangan di sekolah ini, satu orang nampak tidak peduli. Alisha masih setia berada di kelasnya dengan posisi yang tidak ia rubah sedikitpun. Meski telinganya jelas mendengar langkah kaki yang berlomba-lomba paling cepat dan teriakan nyaring yang menyatu dari banyaknya orang tidak membuat Alisha bergerak sedikitpun.

Alisha tidak tahu dan tidak ingin tau mengapa orang-orang berteriak gembira. Alisha merasakan pergerakan orang disekelilingnya, Alisha bisa mendengar suara teman sekelasnya yang saling bersahutan, dan kini Alisha juga merasakan keheningan yang tiba-tiba melanda ruangan ini. Kegembiraan dari orang-orang itu, lenyap seketika.

Matanya memang terpejam, tapi ia tak sungguh tertidur seperti orang kebanyakan. Alisha larut dalam pikirannya, menulikan pendengaran dari apa yang ia dengar disekitarnya.

Seseorang menepuk pelan pundaknya. Tapi tepukan pelan itu, tidak membuat Alisha bereaksi apapun. Alisha menyadarinya, tapi enggan untuk membuka mata.

"Kok gak pulang?" Bu Cinta duduk di bangku depan meja Alisha. Ia menopang dagunya, memerhatikan Alisha yang tak lama mengangkat kepalanya.

Alisha menatap ke sudut sudut ruang kelas. Ia tak melihat satu pun tas yang tadinya ada di setiap kursi.

"Kok bingung?" Bu Cinta bertanya lagi. Ia tertawa kecil melihat wajah Alisha yang seperti anak kecil baru bangun tidur.

"Orang-orang pada kemana?" Tanya Alisha masih bingung.

"Kamu ngga denger pengumuman tadi?"

Alisha menggelengkan kepalanya pelan. Membuat Bu Cinta lagi lagi tertawa kecil walau hanya sekejap mata. Ia mengusap kepala Alisha pelan, jelas perlakuannya membuat dada Alisha sedikit menghangat.

"Terus kamu ngga denger juga temen-temen kamu teriak kesenengan?"

"Denger bu. Tapi Alisha ngga terlalu meduliin."

Jawaban Alisha, seketika membuat Bu Cinta mengubah raut mukanya. "Semua murid dipulangin, katanya ada rapat osis sama guru."

Alisha mengangguk mengerti. Ia merapihkan bukunya untuk ia masukkan ke dalam tas. Tapi, pergerakannya terhenti ketika Bu Cinta melayangkan tanya.

"Biasanya osis sama guru rapat tuh ada acara apa sih?"

Alisha tampak berpikir sebentar, sebelum ia kembali mengemasi barang-barang nya.

"Hmm biasanya sih mau ada acara Festival Langit. Ulang tahunnya sekolah ini."

"Berarti sebentar lagi dong? Tanggal berapa?"

"Iya, tapi Alisha gatau tanggal berapa-berapanya."

Bu Cinta menatap Alisha bingung. Tapi, dalam hatinya tidak benar-benar bingung dengan jawaban Alisha.

"Lho, kok kamu gatau? Udah hampir tiga tahun lho kamu sekolah disini. Masa sih gatau ulang tahun sekolah sendiri." Kata Bu Cinta dibarengi nada candaan dalam ucapannya.

Alisha tertawa pelan. Jangankan ulang tahun sekolah, macam-macam ekstrakurikuler di sekolah ini saja ia tidak tahu.

Bu Cinta, memandang lirih Alisha yang tertawa pelan walau hanya dalam hitungan detik. Dua hari ia berada di sekolah ini, pertama kalinya ia melihat Alisha tertawa lagi. Setelah tiga tahun lamanya, ia kembali bisa mendengar dan melihatnya. Walau tidak seperti dulu.

KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang