Gadis cantik nan polos yang mengenakan sweater berwarna silver berjalan riang memasuki area sekolahnya. Sebelum benar-benar masuk ke gedung sekolah, Alisha menghentikan langkahnya lalu menatap ke atas langit. Lebih tepatnya memandang tulisan yang tertempel diatas gedung sekolah menampakkan tulisan Langit high school. Ya, nama sekolahnya.Sebelum melangkah masuk, Alisha kembali menghirup udara pagi dengan pelan, terasa menyejukkan sebelum udara segar ini bercampur dengan polusi. Bukan hanya suka menghirup udara malam, Alisha juga suka menghirup udara pagi. Makanya sebisa mungkin Alisha selalu berangkat pagi ke sekolahnya. Alisha merasa damai kala melalukan ritual itu.
"Alisha?" Panggil seseorang di belakang Alisha. Alisha menoleh mendapati teman sekelasnya sedang tersenyum di belakangnya.
Alisha tersenyum hangat, "Apa?"
"Ke kelas bareng yuk?"
Alisha Mengangguk, lalu berjalan bersama dengan temannya ini. Sebenarnya Alisha tidak terlalu dekat dengan teman-teman sekelasnya terkecuali Nisya dan Shella. Wajar jika ia merasa canggung dengan teman sekelasnya ini, apalagi terbilang baru kenal padahal Alisha sudah hampir tiga tahun bersekolah disini.
Di pertengah jalan menuju kelas, Alisha menghentikan langkahnya. "Eh, emm lo duluan aja. Gue mau ke toilet dulu sebentar."
Teman Alisha mengangguk paham, "Yaudah, gue duluan ya."
Setelah teman Alisha menjauh, Alisha menghela nafas pelan. Alisha berbalik lalu ia berjalan menuju taman belakang sekolahnya. Katakan Alisha berbohong, ia bukan ingin pergi ke toilet tapi pergi ke taman.
Memasuki area taman, mata Alisha langsung disuguhkan oleh kabut pagi yang menutupi langit dan embun yang masih menempel di bunga dan dedaunan. Memang semalam hujan deras, dan hujan meninggalkan jejak berupa kabut dan embun.
Alisha menghampiri semak semak yang berada di ujung taman. Di belakang semak-semak itu banyak sekali bunga-bunga tulip yang bermekaran dengan berbagai warna menarik. Alisha mengambil sesuatu dari tas nya dan itu adalah bibit bunga tulip. Ya, yang menanam bunga itu adalah Alisha. Tak seorang pun tau bahkan teman-temannya pun tak tahu, hanya Alisha yang tahu. Tak pernah ada yang tahu keberadaan bunga tulip itu karena Alisha menanamnya jauh di ujung taman dan dibelakang semak-semak tinggi, yang Alisha yakinkan tak akan ada orang pergi kesitu.
Alisha menanam bunga-bunga itu saat awal ia masuk sekolah. Satu hari satu bunga, jadi bisa dihitung banyaknya bunga yang tumbuh seiring waktu Alisha bersekolah disini. Untungnya, sekolah Langit mempunyai semak-semak besar dan dibalik semak-semak itu terdapat lahan kosong. Jadi, bunga-bunga milik Alisha tertutup oleh semak-semak itu sehingga tak ada yang tau.
Tangan mungil Alisha mulai menanam bibit bunga yang ia bawa. "Tumbuh yang baik ya." Ucap Alisha pada bunga yang barusan ia tanam. Setelah selesai, Alisha pergi menuju kelasnya karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.
****
Suasana riuh terdengar ketika berada di kelas 12 IPS 3, kelasnya ketua tawuran sekolah, siapa lagi kalau bukan Aksara Langit Wiraguna. Kali ini kelas mereka sedang jam kosong, keberuntungan setiap kelas ketika guru dikabarkan tidak akan masuk kelas.
Keadaan kelas sudah tak terkendali, mereka asik membuat kehebohan di kelas. Siapa lagi kalau bukan Aksa dan teman-teman laknatnya. Lihat saja, Aksa sedang bermain sepak bola di kelas, padahal aturan bermain sepak bola kan di lapangan. Mending kalau pake bola, lah ini kertas di gulung-gulung dijadiin bola.
"Vid lempar sini Vid." Terika Aksa pada David yang sedang menerima bola dari Adi. Sontak, David langsung melempar bola itu pada Aksa yang sudah siap menerima bola. Ralat, bukan bola tetapi kertas di gulung menjadi bulat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA
Teen FictionKita, hanyalah remaja yang seharusnya menikmati hari dengan tawa. Kita, diciptakan untuk memulai, bukan mengakhiri. Kita, adalah sebagian dari makhluk bumi yang mengharapkan kedamaian dari apa yang sudah terjadi. Sekuat apapun melawan, goresan lu...