Chap 10. Indomie kemenangan

22 7 2
                                    

"HE YOU WHATSUP BRO. BERJUMPA LAGI DENGAN GUE AKSARA COWOK PALING GANTENG SEANTERO JAKARTA. HAHAHA." Bukannya mengucapkan salam ketika memasuki rumah mewah milik sahabatnya. Dengan tidak tau dirinya Aksa malah berteriak seperti itu seolah di dalam rumah itu tidak ada penghuni lain selain mereka. Tidak heran, orang tua Arka sudah tau sifat dari masing-masing teman anaknya. Begitupun dengan orang tua temannya yang lain.

Jangan heran dengan sifat Aksa yang seperti ini. Sudah dibilang Aksa akan bersifat cool hanya di medan perang saja, jika aslinya lihat saja sendiri.

"WOI SETAN LO KEMANA AJA?! GUE NUNGGUIN KUACI DARITADI! " Adi si jomblo kelas kakap berkacak pinggang menyambut kedatangan Aksa. Sudah hampir satu jam ia menunggu, pria berbaju hitam ini baru menampakkan diri setelah tadi sempat di maki-maki karena terlalu lama menunggu.

"Tau lo. Gue udah kalah main ps tiga kali lo baru dateng!" Samber Dani. Memang, cowok berambut ikal ini tak bakat dalam permainan seperti ini. Tapi kalau soal masak memasak, semuanya menyerahkan pada Dani yang akan menjadi chef dadakan ketika perut mereka berbunyi tanda minta diisi.

"Slow dong slow, tau sendiri kan Jakarta macet. Jadi nyampenya lama, belom juga gue harus beli kuaci yang lo mau." Ujar Aksa lalu menaruh sekantong plastik berwarna putih. Adi yang melihat itu langsung mengambilnya, mengalihkan tatapan tajam yang dilemparkan oleh Aksa.

"Pemilik rumah mana?"

"Mandi." Jawaban singkat dari David yang sedang fokus bermain ps dengan Dani membuat Aksa manggut-manggut paham.

"Eh anjir lo Vid, lo nyuruh gue cepet-cepet kesini ternyata Arka masih mandi." Omel Aksa. Siapa yang tidak kesal jam tidurnya diganggu oleh orang lain.

"Lo kalau ga digituin ga bakal bangun Sa." Kata David enteng dan menaikkan sebelah alisnya. Alhasil, kotak tisu yang ada di meja melayang tepat di pipi sebelah kanan David.

"Bangsat sakit Sa! Ah lo ma tega banget masa gue dilempar kotak tisu!" David mengusap-usap pipinya yang perih akibat lemparan cukup keras yang dilayangkan oleh Aksa. Pipinya yang semula berwarna putih bersih kini berubah menjadi merah.

"Bodo!" Jawaban Aksa membuat David merengut kesal. Ditambah ia harus kalah dari Dani, akibat pipinya yang terasa panas David jadi gagal fokus.

"YESSS AKHIRNYA GUE MENANG!!!!" Seru Dani heboh disambut tepuk tangan meriah dari Aksa dan Adi yang sedang memakan kuaci, juga Arka yang berlari dari arah tangga mendengar seruan heboh Dani. Sementara David hanya melengos dan membanting playstation milik Arka lalu melipat kedua tangannya di dada, dengan ekspdesi yang dibuat sedatar mungkin. Ia tidak marah kok, David hanya menggambarkan ekspresi layaknya orang kalah dalam sebuah permainan. Biarkan Dani merasakan kemenangan bermain playstation.

"Sumpah demi apa lo menang?" Tanya Arka tak percaya.

"Tuh tuh lo liat Ka lo liat!! GUE MENANG!!!" Dani menunjuk ke televisi yang ada di depannya, tercetak angka 2-1 di layar tersebut. Itu artinya 2 poin untuk Dani, dan 1 poin untuk David.

"YAALLAH GUE GA NYANGKA LO BISA MENANG DAN!" Arka berseru heboh. Ini momen langka.

Dani bersujud layaknya pemain bola yang meraih kemenangan lalu berjoget-joget diatas kursi. Kentara sekali bahwa Dani sangat bahagia. Hanya karena menang di playstation saja sudah membuatnya bahagia, apalagi menang dalam pertandingan asli? Mungkin Dani akan mengadakan acara selametan.

"YEE DANII MENAANG YEEE!!"

"HUHUUU AKHIRNYAA LO MENANG DAAN, GUE BANGGA SAMA LO!!" Aksa menepuk-nepuk pundak Dani beberapa kali. Dani yang diberi ucapan seperti itu langsung memasang ekspresi wajah dengan bangganya. Ya wajar lah ini baru pertama kali soalnya.

KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang