"Sumpah ye, kalo diinget-inget lagi, gedeg bat gue sama si dapit pas malem."
Sampai sekarang, Arka masih terus mengomel tentang kejadian semalam. Kejadian yang mana harus membuatnya tidur di rumah David dengan keadaan tidak tenang lantaran ulah cowok itu yang membuat semuanya harus turun tangan.
Sama dengan Arka, Dani dan Adi pun tak henti-hentinya mengumpat. Siapa yang tidak kesal, harusnya malam itu mereka habiskan untuk berleha-leha sembari memakan seblak buatan Dani pun gagal total.
Aksa tak banyak bicara, malah ia menahan untuk tidak terbahak mendengar cerita tentang kejadian semalam yang tidak ada dirinya. Iya, Aksa pergi ke rumah David setelah cowok itu tertidur pulas. Aksa kebagian enaknya, datang langsung disuguhkan mie instan buatan Dani yang selalu favorit.
Sementara sang empu yang dibicarakan, dengan tenangnya meminum es teh tanpa memedulikan celotehan teman-temannya. Ia mendengarkan, hanya saja malas untuk membalas. Anggap itu sebagai ucapan atas kebaikan teman-temannya meski tak tahu ikhlas atau tidak.
"Kalo lo semalem ada disana Sa, pasti lo pengen aja ngegibeng si dapit. Masa iya dia masuk ke mobil orang lain!" Cerita Adi sarkas.
David memang segila itu bila sedang mabuk. Semalam ia mabuk lantaran baru saja diputuskan tambatan hatinya yang baru saja berpacaran tak lebih dari dua bulan.
"Caileh Vid, lo bisa cari lagi yang lain, ngapa harus mabok si." Kata Aksa yang lebih tenang dari yang lain.
"Dia cantik, baik lagi. Susah move on gue."
"Lebay anjing."
Aksa tertawa pelan, dilihat arloji yang melingkar di lengan kirinya. Pukul sembilan siang, tapi ke lima lelaki ini tidak berniat sedikitpun untuk pergi ke kelas mereka.
"Gaada yang mau masuk kelas? Makin bodo lo semua."
"Lah anying, kan sekarang bebas."
Aksa mengernyit. "Lah ko?"
"Kan bentar lagi sekola ulang tahun." David memberi tahu, mengingat dirinya lah yang lebih tau tentang acara ulang tahun sekolah mereka.
"Oh yang ada gebetan lo nya." Adi menyeletuk.
"Ada gebetan juga, ngapa sampe mabok karena diputusin." Dani menyindir, masih kesal bila mengingat kejadian semalam.
"Kan gue udah bilang, mantan gue cantik dan baik makanya gue sayang."
"Bulshit."
"Bebas kok kantin sepi sih." Tanya Aksa, tak melihat satupun yang berada di kantin selain mereka. Hanya ada beberapa siswa yang membeli makanan atau minuman lalu pergi kembali.
"Kagak tau dah. Di kelas kali." Jawab Arka yang sama-sama tidak tahu.
"Lo gak liat noh orang-orang pada gotongin salon sama tenda ke lapangan, dah kaya mau hajatan."
Benar saja, di lapangan utama sekolah mereka banyak orang dengan kegiatannya masing-masing. Beberapa salon dengan ukuran besar diangkat bersama-sama karena beratnya yang tidak bisa dibawa sendiri.
"WOI ALISHA." Dengan suara lantangnya, David memanggil Alisha yang berada tidak jauh dari mereka. Hingga suara nya mampu mengalihkan perhatian keempat temannya, terutama Aksa.
Sontak, Alisha yang berada di salah satu penjual kantin menoleh ketika ada yang memanggil namanya. Sosok
Aksa dan keempat temannya memandangnya secara bersamaan.Alisha tak bereaksi apapun, ia pergi begitu saja setelah mengangkat salah satu alisnya sebagai tanda jawaban darinya. Kemudian, ia menyusul Bu Cinta yang menunggunya di dekat lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA
Teen FictionKita, hanyalah remaja yang seharusnya menikmati hari dengan tawa. Kita, diciptakan untuk memulai, bukan mengakhiri. Kita, adalah sebagian dari makhluk bumi yang mengharapkan kedamaian dari apa yang sudah terjadi. Sekuat apapun melawan, goresan lu...