Lantas, apa yang lebih menyedihkan dari rasa kesepian? Apa yang lebih
menyakitkan dari kehilangan? Apa yang lebih menakutkan dari perpisahan?Di dunia ini ada banyak hal yang berjalan di luar kendali manusia, semua kehidupan mengalir seperti berjalan di atas puing-puing pecahan kaca tak kasat mata. Kehidupan Alisha layaknya roda berputar yang memiliki ujung tidak menyenangkan dan menyakiti, akhir dari hidup gadis itu seakan hanya untuk menyambut kehilangan dan merayakan perpisahan. Dari semua roda kehidupan yang ditakdirkan untuknya, baik dari kehilangan maupun perpisahan, Alisha akan
berakhir dengan tatapan kosong dan tangan yang bergetar di sudut kamarnya, dengan takut Alisha mengatakan bahwa ia kesepian dan ketakutan, namun tidak ada satu orang pun yang membantunya atau setidaknya menemaninya sementara waktu sampai ia benar-benar pulih untuk bangkit kembali.Pada malam malam seperti ini, Alisha akan menghabiskan malam di balkon kamarnya seraya memeluk tubuhnya secara utuh. Ia berusaha menggapai asa yang mungkin masih tersisa di jiwanya yang sudah berantakan. Alisha takut Tuhan, tapi dalam kondisi seperti ini rasanya melanjutkan hidup adalah hal yang
sukar untuk ia jalani. Alisha ingin pulang, pada-Nya yang telah membuatnya hidup dan bertemu banyak insan di dunia. Alisha ingin pulang, pada Papa yang senyumnya sehangat matahari tinggal. Alisha ingin pulang, pada Arcilla yang
meninggalkanya dengan seribu tanya. Pada waktu ini, waktu di mana ia mampu bertahan sampai sejauh dan melewati segala macam cerita yang memilukan. Izinkan Alisa berkata pada Tuhan, bahwa untuk kali ini, ia menyerah dan lelah. Dan bolehkah ia bertemu dengan Papa dan Arcilla lebih cepat dari yang sudah Tuhan atur?“Semua orang di dunia ini lelah Alisha.” Di bawah terik matahari jam 10 pagi, Alisha bisa melihat Papa mengatakan itu dengan keringat yang bercucuran. Wajah Papa yang terkena pantulan cahaya matahari membuatnya terlihat seperti meningalkan jejak hangat di wajahnya yang sudah menua.
“Kalau kamu ngerasa cuma kamu yang lelah, kamu salah.” Nafas Papa terengah sembari terus memindahkan media tanam yang baru dibelinya ke dalam polybag. Alisha akan menanam bibit bunga baru, yang ia prediksikan waktu mekarnya bersamaan dengan ulang tahun Mama. “Bahkan orang yang tidur seharian aja capek.”
”Semua orang lelah karena susahnya hidup yang mereka jalani itu wajar Al. Itu udah takdir kita jadi manusia, Tuhan memberikan kita rasa lelah supaya kita bisa dengan baik memahami rasa lelah apa yang sedang kita alami dan pelajaran apa yang bisa kita ambil dari segala lelah yang Tuhan kasih buat kita.”
“Jadi Alisha gak boleh capek ya?”Alisha bertanya, dirinya yang masih kecil tak cukup paham dengan apa yang Papa sampaikan.
Papa terkekeh pelan, si bungsunya masih terlalu belia untuk mengerti hal seperti ini. Tapi pemahaman seperti ini perlu ia sampaikan sekarang, karena jika menunggu nanti ia takut tak berkesempatan untuk menyampaikan ini kepada Alisha, putri kesayangannya. “Boleh dong, kata siapa Alisha gak boleh capek?”
“Dari apa yang Papa bilang tadi, gak sedikitpun Papa bilang Alisha gak boleh merasa lelah. Papa cuman bilang kalau yang capek bukan Cuma Alisha, tapi semua orang. Alisha boleh ngerasa capek ataupun Lelah, boleh nak silahkan. Itu hak kamu sebagai manusia untuk merasakannya,”
“Tapi ingat nak, selelah apapun hidup kamu nantinya, sejahat apapun dunia sama kamu. Jangan pernah pergi dengan sendirinya.”
Pada akhirnya, ia akan terus terbelenggu karena ucapan Papanya. Pada akhirnya, semuanya luluh hanya ketika suara Papa mampir ke daun telinganya. Pada akhirnya, Alisha hanya akan mengepalkan tangannya seraya menatap semuanya dengan sia-sia.
Alisha nyaris pergi… Tapi berkali-kali keinginan itu memberontak, ucapan lembut Papa pada waktu itu mampu mengendalikan semuanya.
“Jangan pernah tinggalin dunia sebelum Tuhan yang meminta nak.”
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA
Teen FictionKita, hanyalah remaja yang seharusnya menikmati hari dengan tawa. Kita, diciptakan untuk memulai, bukan mengakhiri. Kita, adalah sebagian dari makhluk bumi yang mengharapkan kedamaian dari apa yang sudah terjadi. Sekuat apapun melawan, goresan lu...