Redaksi koran sekolah sedang kekeringan ide, dan jadwal terbit koran adalah setiap hari Selasa. Sekarang hari Jumat, dan kami masih belum punya berita untuk halaman depan. Apapun itu, Levi, ketua redaksi, memercayakan padaku untuk meliput berita yang menarik perhatian pembaca karena halaman selanjutnya berisi bullshit, begitu katanya. Masalahnya adalah, tidak ada satu hal pun di sekolah ini yang menarik perhatian pembaca jika dibuat berita. Segala kehebohan telah diliput di koran pekan lalu.
Bel pulang sudah berdering lima belas menit yang lalu, namun koridor utama masih dipadati murid-murid. Ada yang mengobrol bersama kelompok mereka, ada juga beberapa pasangan yang berduaan dan melakukan hal 'itu' di tempat yang tidak menyediakan privasi sama sekali. Haruskah aku meliput Indiana dan Trevor untuk halaman depan? Mereka berciuman dengan penuh nafsu dan bisa menghancurkan loker tempat bersandar itu kapan saja.
Aku mendorong pintu kafetaria, hendak membeli minum walau tidak haus sama sekali. Mungkin aku akan menemukan sesuatu yang pantas untuk diletakkan di halaman depan sebagai berita utama. Kulihat orang-orang mengerumuni sesuatu dan bersorak-sorai. "Fight! Fight! Fight!"
Siapa yang berkelahi? Aku menyelip di antara kerumunan, lumayan sulit karena postur tubuhku yang tinggi. "Apa yang terjadi?" aku bertanya pada lelaki berkemeja biru di sebelahku.
"Harry Styles dan Andrew Harris," ia menjawab dengan singkat dan segera mengalihkan pandangan pada dua laki-laki di depan kami yang fokus menendang dan meninju satu sama lain. Jelas sekali ia tidak tertarik meladeniku. Sedetik kemudian ia menoleh padaku lagi. "Kau .. kau Rania, kan? Rania kekasih Andrew Harris?"
Suara lelaki itu rupanya terlalu keras. Beberapa anak mulai menolehkan kepala ke arah kami, atau tepatnya aku dengan tatapan yang beragam. Kebanyakan dari mereka mulai berbisik-bisik dengan teman di sebelahnya, mengabaikan keributan yang terjadi di depan mata mereka.
Aku mendengar namaku di antara bisikan-bisikan yang terlalu keras itu, dan refleks aku melempar tatapan permusuhan pada lelaki kurang ajar di depanku ini, yang kini berbicara dengan orang di sebelahnya juga. Kenapa? Hanya karena aku kekasih Andrew Harris yang sedang berkelahi dan tidak membela kekasihku sendiri, kini aku dijadikan bahan gunjingan?
Terdengar bunyi yang keras, dan semua orang kembali memusatkan perhatian pada dua lelaki yang sedang beradu tinju. Harry Styles— aku tahu dari rambut keritingnya—menabrak sebuah meja dengan punggungnya, jatuh terduduk di lantai. Hidungnya sudah mengeluarkan darah. Seseorang harus menghentikan perkelahian ini sesegera mungkin. Aku tidak ingin jadi sok pahlawan, karena aku tidak akan sanggup melerai dua lelaki ini. Terutama, karena Andrew adalah pacarku.
Terutama, karena Harry pernah kutolak mentah-mentah demi Andrew.
Sesuatu terlintas di pikiranku. Dengan cepat aku menonaktifkan flash kameraku dan mengambil banyak gambar dari pertarungan Styles dan Harris. Aku akan menjadikan perkelahian mereka sebagai berita halaman utama. Dua lelaki berpengaruh di sekolah ini, berkelahi di kafetaria selepas jam sekolah, salah satunya berdarah. Bukankah itu bacaan yang akan laku keras?
Tanpa sengaja pandanganku dan Harry bertemu saat Andrew berhasil menghempaskannya ke meja kafetaria untuk yang kesekian kalinya. Baru kali ini kulihat matanya nampak kosong, namun ia mengatakan 'bitch' tanpa suara, dan kata itu ditujukan padaku.
< < < <
Aku tidak berani menampakkan diri begitu koran sudah beredar. Dan seperti perkiraanku, semua orang yang kutemui, baik di kelas, koridor, kafetaria, perpustakaan, dan segala penjuru sekolah membicarakan hal itu. Aku tidak melihat Andrew maupun Harry sampai hari ini. Biasanya semua orang di lorong akan tertuju pandangannya pada kelompok Andrew, kelompok anak populer. Namun bocah itu seperti ditelan bumi sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
compass || oneshot request
Short Story"compass points you anywhere, closer to me." [ ] open [ x ] closed ©2015 by nabila