Tigapuluh Enam

173 9 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 19.00 Quenn terbangun dari tidur panjangnya ketika mendengar ponselnya berbunyi nyaring diatas nakas. Perlahan Quenn bangun dari tidurnya menyandarkan tubuhnya dikepala ranjang lalu meraih ponselnya yang sedang meraung-raung.

Kak Aldo? Batinnya setelah melihat nama penelepon

"Halo?" sapa Quenn sambil menyamankan posisinya. Kepalanya sudah tidak berat seperti tadi siang. Badannya juga sudah kembali bugar setelah tidur siang yang panjang tadi.

"Quenn.. Lagi ngapain?" tanya Aldo disebrang telepon

"Bangun tidur Kak. Kenapa?" tanya Quenn balik

"Di taman kota deket sekolah lagi ada pasar malem tuh. Mau kesana nggak?" tawar Aldo. Beberapa waktu lalu Aldo memang menjanjikan Quenn untuk pergi jalan-jalan.

"Wah.. boleh. Sekarang Kak?" ucap Quenn antusias. Kapan lagi dia bisa jalan-jalan malam?

"Iya Kakak jemput ya? Siap-siap gih sana."

"Oke Kak hati-hati ya"

Setelah sambungan itu mati Quenn bergegas ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya dan menggosok gigi. Kali ini Quenn memutuskan untuk memakai celana jeans hitam dengan sweater berwarna soft pink dan sepatu kets berwarna senada dengan sweaternya.

Selesai dengan tampilan Quenn memutuskan untuk menunggu Aldo diteras rumah. Saat sampai diteras Quenn melihat bodyguardnya sedang duduk bersantai sambil menyesap kopi yang masih mengepul.

"Kak" panggil Quenn agar bodyguardnya menoleh.

"Eh.. Non mau pergi kemana?" tanya Jeffran bingung. Pasalnya tidak ada jadwal lain setelah konsultasi ke dokter. Seharusnya Quenn tidak pergi kemanapun diatas jam 7 malam.

"Emm.. Aku mau keluar sama Kak Aldo. Boleh?" Quenn sebenarnya bingung. Apa dirinya harus meminta izin seperti ini pada bodyguardnya?

"Mau kemana? Saya antar saja ya Non? Harusnya Non sudah tidak boleh pergi kemanapun diatas jam 7 malam. Saya bisa kena marah Tuan besar kalo Nona pergi malam-malam." jelas Jeffran dengan sedikit panik

"Aku cuma pergi sebentar kok Kak. Ke pasar malem deket sekolah itu lo. Lagi pula aku perginya sama Kak Aldo kok. Papa pasti ngijinin kok kalo sama dia." ucap Quenn dengan mata berbinar.

"Aduh bagaimana ya? Tapi Non harus selalu nyalain GPS ya? Kalo ada sesuatu yang darurat langsung telepon saya. Nanti saya langsung ke sana." ucap Jeffran mewanti-wanti

"Siap Kak! Jangan panggil Non dong kan tadi udah aku bilang panggil Quenn aja." kata Quenn merasa tidak enak.

"Eh iya Quenn"

TIN TIINN

"Itu Kak Aldo. Aku pergi dulu ya Kak! Paipaii~" pamit Quenn sambil berlari menuju depan gerbang

"Udah nunggu lama ya Quenn?" tanya Aldo saat Quenn memasuki mobilnya

"Enggak kok. Kakak tumben bawa mobil? Motornya kemana?" tanya Quenn heran. Padahal tadi ekspetasinya naik motor sambil menikmati udara malam pasti menyenangkan.

"Ada. Kakak gak mau ada resiko nanti kalo bawa motor." jawab Aldo sambil perlahan menginjak pedal gasnya

"Yaahh" Quenn menghela napas. Quenn tau akan jadi seperti ini. Semua orang akan menjadi protective padanya.

"Kenapa sih? Berat banget emang? Pake menghela napas segala." sindir Aldo mendengar Quenn menghela napas jengah sepertinya?

"Yaa aneh aja. Sekarang apa-apa serba dilarang." ucap Quenn pelan sambil menoleh ke samping kiri memandang jalanan

Mendengar itu Aldo terkekeh pelan. Tangannya terangkat untuk mengusak kepala Quenn pelan.

"Udah gak usah badmood. Ntar Kakak jajanin sampai buncit" ujarnya jahil

"Ish!"

Duapuluh menit kemudian mereka sudah sampai ditaman kota. Aldo memilih untuk memarkirkan mobilnya lebih dalam agar tidak perlu berjalan jauh untuk masuk ke pasar malam.

Saat mobil sudah terparkir dengan baik Aldo turun memutari mobilnya untuk membuka pintu penumpang. Membuka kan pintu tuan putrinya yang sedang berbinar lucu melihat kerlap kerlip lampu pasar malam.

"Masuk yuk" ucap Aldo meraih tangan Quenn untuk digenggam.

"Woah.. Ada banyak permainan. Ada bianglala juga ya Kak?!" ujar Quenn antusias saat sampai ditengah pasar malam

"Ada dong. Mau main yang mana dulu nih?" tawar Aldo

"Itu Kak! Basket!" Quenn menunjuk gerai permainan basket dengan girang

Mereka bermain dengan penuh minat lebih tepatnya bersaing mencapai poin tertinggi. Quenn sangat bersemangat memasukkan bola itu ke dalam ring. Diawal permainan Quenn memimpin dengan angka 50 poin tapi tak lama Aldo mengejar. Kini keduanya telah usai dengan bahu lemas Quenn mengakui kekalahannya. Poinnya tertinggal jauh dari milik Aldo.

"Payah! Gak pernah olahraga sih!" ejek Aldo melihat poin Quenn berada jauh dibawahnya

"Sombong amat" sinis Quenn

"Pindah yuk. Gue mau coba itu tuh yang ngelempar susunan kaleng." ucap Aldo sambil menyeret Quenn ke gerai itu.

"Emang bisa?" tanya Quenn ragu

"Bisa dong!" jawabnya dengan penuh antusias.

Percobaan pertama dan kedua Aldo gagal merobohkan kaleng-kaleng itu karena bolanya meleset. Quenn sudah tertawa begitu keras karena lemparan Aldo tidak tepat sama sekali. Dari samping Aldo tersenyum senang melihat Quenn yang tertawa begitu lebar. Sudah lama sekali Aldo tidak melihat tawa Quenn yang sebegitu lepas.

Percobaan ketiga Aldo masih saja gagal. Quenn semakin menjadi-jadi mengejek Aldo. Aldo mendengus keras. Gregetan juga rasanya melihat kaleng-kaleng itu masih berjajar rapi. Dengan sekuat tenaga Aldo melempar bola itu ke arah kaleng-kaleng itu. Sejak tadi sebenarnya Aldo sudah mempelajari dari arah mana yang tepat untuk melempar kaleng itu.

Praangg

Akhirnya semua kaleng itu roboh. Membuat Quenn terkejut dengan matanya membola. Melihat itu Aldo tersenyum bangga. Usahanya tidak sia-sia meskipun harus dilalui dengan ejekan Quenn.

Banyak permainan yang sudah mereka lewati. Hampir semua permainan mereka mainkan. Aldo benar-benar membuat Quenn tertawa lepas hari ini. Hingga akhirnya Quenn mengeluh lapar jadilah Aldo menyeret Quenn ke jajaran kedai makanan.

"Quenn lo mau apa?" tanya Aldo sambil membawa Quenn ke meja tempat untuk makan.

"Emm.. Mau milshake red velved sama sosis bakar" jawab Quenn sambil melihat-lihat jajaran makanan yang dijual dikedai-kedai.

"Udah itu aja? Tunggu disini ya gue beli dulu. Jangan kemana-mana tanpa gue!" peringat Aldo membuat Quenn mendengus

"Iya ih bawel." sinis Quenn lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam tas

Sudah tiga puluh menit Quenn menunggu tapi Aldo belum juga datang. Dari arahnya duduk pun Quenn tidak melihat Aldo dimana-mana. Tadi waktu awal Aldo pergi ke kedai minuman Quenn masih melihat jelas Aldo sedang mengantri. Tapi lama-kelamaan Aldo tidak terlihat dimanapun.

QUENNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang