Empatpuluh Tiga

164 7 0
                                    

Pagi ini Quenn berangkat sekolah dengan keadaan lesu. Bagaimanapun kerasnya Ia berpikir tetap saja tidak ingat dengan apa yang terjadi semalam. Rasanya Quenn seperti kehilangan separuh ingatannya.

"Quenn! Yee masih pagi juga. Ngapain sih bengong?" tanya Rachel mengejutkan Quenn yang sedang melamun dibangkunya.

"Eh.. Enggak kok" elak Quenn terkejut. Sejak kapan Rachel sudah duduk disebelahnya?

"By the way, gue kemarin liat Dirga lagi jalan sama si Krystal. Tumben banget Dirga gak ngintilin lo. Biasanya kan setiap ada lo selalu ada Dirga"

"Yaa.. Kan gak harus selalu ada disamping gue. Lagian Dirga pasti punya kesibukan sendiri kan?" jawab Quenn menutupi.

"Tapi aneh aja. Gak biasanya gitu lo.. " beo Rachel dengan segala rasa penasarannya.

"Udah deh Chel. Gurunya udah dateng tuh" ucap Quenn saat melihat guru kelasnya datang.

Jam istirahat kali ini Quenn memutuskan untuk mencari Dirga dikelasnya. Dirga benar-benar menghindari dirinya. Pesan dan panggilannya selalu diabaikan. Saat jam makan siang seperti ini pun Dirga tidak menunjukkan batang hidungnya.

Saat hendak menaiki tangga Quenn berhenti sejenak. Kelas Dirga ada dilantai 2 ruangan paling pojok. Quenn sedikit ragu pasalnya tangga menuju kelas Dirga itu yang paling curam. Bagaimanapun Quenn takut ketinggian kan?

Quenn membulatkan tekatnya berjalan dengan hati-hati menaiki tangga itu. Perlahan tapi pasti Quenn sudah berada dilantai 2. Kini langkahnya mengarah ke kelas Dirga yang berada dipojok kanan.

"Permisi.. Dirga ada dikelas nggak?" tanya Quenn ke salah satu siswi yang berdiri didepan kelas.

"Oh ada tuh lagi tidur dipojok. Masuk aja" jawab siswi itu ramah.

"Oke thanks"

Quenn berjalan perlahan menghampiri Dirga yang sedang menangkupkan kepalanya diatas meja. Tangannya terulur untuk menyentuh bahu Dirga namun urung. Quenn menarik kembali tangannya. Dirga sedang marah dengannya Quenn tidak akan berani bertindak lebih jauh.

"Apa?" ucap Dirga mengangkat kepalanya. Sebenarnya Dirga tidak tidur. Jadi Dirga tau Quenn sedang ragu-ragu memanggilnya.

"A-aku mau ngobrol boleh?" tanya Quenn takut-takut

"Gue lagi gak mood ngobrol. Lo pergi aja." ketus Dirga. Sebenarnya Dirga berdiam diri dikelas untuk menghindari Quenn. Selama ini Quenn tidak pernah mengunjungi kelas Dirga karena takut naik tangga. Jadi Dirga sedikit kaget dengan kedatangan Quenn ke kelasnya kali ini.

"Maaf. Aku minta maaf. Tolong jangan jauhin aku Ga." sahut Quenn sedih.

"Gue cuma gak nyangka sih lo bisa kayak gitu. Apa emang sifat lo sebenernya kayak gitu? Apa harusnya waktu itu gue sama Aldo gak perlu repot-repot buat nyelametin lo dari Jendra? Oh atau sebenernya kita malah ganggu acara seneng-seneng lo sama Jendra?" sarkas Dirga, sangat sarkas.

"Aku gak nglakuin apapun sama Kak Jeff. Kita dijebak Ga. Kita juga gak tau kenapa bisa sampai disana" ucap Quenn membela diri.

"Apa? Dijebak? Lo dan drama itu udah jadi satu kesatuan rupanya?" sinis Dirga lalu beranjak ingin pergi.

"Tunggu dulu Ga! Lo harus percaya. I can live without Aldo but not you. Don't leave me please!" Quenn menahan tangan Dirga ketika hendak beranjak pergi.

"Pergi Quenn" desis Dirga

"No. Aku gak akan pergi sebelum kamu maafin aku." tegas Quenn sambil memegang erat lengan Dirga.

"Gue bilang pergi ya pergi!" Dirga menghempaskan tangan Quenn kasar hingga Quenn terdorong jatuh ke belakang.

"Akh.." Quenn mengerang ketika punggungnya terantuk kursi kayu.

"Ck" Dirga berdecak malas lalu berjalan keluar kelas tanpa peduli dengan keadaan Quenn

Quenn menangis. Baru kali ini Dirga bersikap kasar terhadapnya. Biasanya Dirga adalah sosok yang sangat lembut. Tapi kali ini Quenn benar-benar membuat Dirga marah.
Quenn bangkit perlahan. Punggungnya terasa sakit. Quenn yakin punggungnya lebam. Sambil mengusap air matanya Quenn berjalan perlahan keluar kelas. Tapi ketika didepan tangga Quenn dihadang Krystal dan kedua temannya. Mau tidak mau Quenn harus berhenti untuk meladeni gadis licik ini.

QUENNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang