Sesuai dengan perkataan Dirga tadi pagi kini Dirga dan Quenn sedang bersantai dirumah Quenn berniat untuk menonton film bersama. Segala macam camilan sudah mereka persiapkan. Kini mereka sedang duduk bersantai diruang keluarga rumah Quenn. Mereka duduk bersila disofa sedang memilih film apa kiranya yang cocok untuk mereka tonton.
"Jangan yang ini deh Quenn. Adegannya rated. Kamu kan masih dibawah umur." goda Dirga
"Sembarangan banget! Quenn udah 17+ ya!" ujar Quenn bersungut-sungut
"Mana coba? Gak keliatan tuh 17+nya. Quenn tulis dimana? Gaada dijidat" balas Dirga semakin menggoda Quenn.
"Nih tampol nih!" sahut Quenn menunjukkan kepalan tangannya.
"Tampol nih buru!" tantang Dirga.
"Beneran ya!" balas Quenn segera menganggkat tangannya ke wajah Dirga. Sebelum tangan Quenn mendarat diwajah Dirga, tangannya lebih dulu ditangkap oleh Dirga. Mengunci kedua tangan Quenn lalu menggelitiki pinggang Quenn yang sangat sensitif itu.
"Ih Dirga! Iya iya! Ampuunn! Akh Ampun!" teriak Quenn memohon pengampunan.
"Janji gak bakal brutal lagi ya?!" ucap Dirga menghentikan pergerakannya
"Iyaiyaa!" teriak Quenn
"Lagian udah dibilangin jadi cewek harus lemah lembut!" sungut Dirga
"Ahh capek bangett! Iyaiya maaf" keluh Quenn
Mendekatkan tubuhnya ke tubuh Dirga lalu beringsut memeluk Dirga dari samping. Menyandarkan kepalanya ke dada Dirga. Menggusak-usakkan kepalanya seperti kucing kecil mencari posisi ternyaman.
"Apanih? Mau ngerayu?" tanya Dirga curiga. Pasalnya Quenn tidak mungkin menjadi clingy seperti ini tanpa ada alasan kuat. Biasanya merayu Dirga atau sedang berbuat suatu kesalahan.
"Ga.. Bian kenapa ya ga ngabarin aku sama sekali? Apa dia ga kangen sama aku? Dia kapan ya balik kesini? Apa di gak tau kalo aku kangen banget?" tanya Quenn dengan nada sendu.
"Pasti kalo Bian masih disini Quenn gak bakal nyusahin kalian berdua. Quenn pasti aman-aman aja sama Bian. Gara-gara Quenn kalian berdua kesusahan. Quenn ngerepotin banget ya Ga?" sambung Quenn lagi.
"Maafin Quenn ya Ga.. Quenn cuman jadi parasit doang. Pasti kamu capek ya ngadepin bocah kayak aku?"
Dirga hanya diam mendengarkan apa yang sedang dikelukan Quenn. Mencoba mencari inti dari ucapan Quenn barusan. Biasanya Quenn akan terus berbicara menyalahkan dirinya dan melantur kemana-mana jika sedang menyembunyikan masalahnya. Kali ini Dirga mencoba untuk tidak memaksa Quenn bercerita. Mencoba melihat sampai sejauh mana Quenn sanggup.
"Apa Quenn pindah ke luar negeri aja ya Ga biar gaada lagi yang repot ngurusin Quenn? Apa Quenn nyusul Bian aja? Tapi gimana kalo Bian lagi sibuk? Atau Bian udah punya pacar? Percuma dong Quenn kesana jauh-jauh. Ga? Quenn pengen balapan. Ayo tanding sama Quenn. Nanti kalo Dirga menang Quenn bakalan jauh-jauh dari Dirga. Biar Dirga ga kerepotan lagi. Biar Dirga juga bisa punya pacar. Gak ngurusin Quenn melulu. Mau ya Ga? Atau sekalian sama Kak Aldo juga? Gimana G-
"QUENN!" bentak Dirga. Sedari tadi Dirga sudah menahan untuk tidak menyela keluhan Quenn. Tapi semakin dibiarkan Quenn semakin berbicara gak jelas arahnya. Apa tadi katanya? Balapan? Mana mungkin Dirga ngebiarin Quenn balapan seenak jidatnya.
Yang dibentak seketika terdiam. Dapat Dirga rasakan tubuh yang memeluk dirinya itu menegang. Mulutnya terkatup rapat. Menundukkan wajahnya tidak berani menatap Dirga. Bola mata indah itu kini sudah berkaca-kaca.
"Kali ini apa lagi? Siapa? Apa masalahnya?!" tanya Dirga frustasi. Dirga tidak merasakan pergerakan Quenn. Kemudian Dirga menarik dirinya dari pelukan Quenn. Mecoba memandangi Quenn yang sedang menunduk dalam. Kedua tangannya digunakan untuk memegang kedua lengan Quenn. Sedikit mencengkeram lebih tepatnya. Memaksa Quenn untuk menatapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
QUENN
Ficção AdolescenteQuenn Cassandra cewek cantik periang yang selalu jadi pusat perhatian orang-orang. Bagaimana tidak ? Dia sangat pandai dan berkompeten dalam bidang apapun terlebih dalam dunia musik. Terlahir sebagai anak tunggal tidak membuatnya kesepian karena dia...