Malam ini Quenn sedang sangat gundah gulana gelisah dan apapun itu sejenisnya. Sebab besok dirinya harus melepas kekasihnya untuk pergi ke negeri orang, sekaligus melepas statusnya menjadi mantan kekasih Bian Ardiansyah. Sebelumnya Quenn sudah sedikit tenang dan rela, tapi semakin mendekati keberangkatan Bian ke Prancis, rasa tidak rela itu hinggap kembali. Mengingat betapa hangatnya perlakuan Bian, tatapan sayangnya, perhatiannya, cara melindunginya itu berbeda dengan orang lain yang pernah dekat dengan Quenn. Ahh si tampan itu jadi lebih tak ingin berpisah saja rasanya.
Tring
Bian Ardiansyah
Quenn udah tidur?Quenn Cassandra
Belum Bi. Why?
Bian Ardiansyah
Kok belum tidur? Udah lewat jam tidur Quennku sayang. Tidur gih gak ada penolakan ya.Quenn Cassandra
Iyaaa Bian Bawel ArdiansyahBian Ardiansyah
Nyebelin ya sekarang. Mentang-mentang mau ditinggal. Bisa bebas gitu? Gak bisa ya. Aku udah nyewa bodyguard buat kamu biar gak kabur.Quenn Cassandra
Nggak ya!
Apaan sih gak jelas banget. Aku udah gede Bian! I can take care of my own. okay?Bian Ardiansyah
Nggak. You can't refuse this Love.
Kamu tuh teledor Quenn. Sadar nggak sih? Udah ya sayang kamu nurut aja. Nanti aku kasih cinta yang banyak."Terserah" ucap Quenn kesal lalu melempar ponselnya diatas kasur. "Emangnya aku bocah apa dijagain kemana-kemana? Kan gak jelas. Ugh nyebeliiiinnnn!!" gerutu Quenn hingga akhirnya terbawa menuju alam mimpinya.
***
Sepulang sekolah Quenn menunggu bodyguardnya si manusia alien Dirga. Dengan wajah tertekuk dan bibir mengerucut Quenn terpaksa harus mengikuti kemauan Bian. Hell sebenarnya Quenn bisa saja saat ini kabur menaiki taksi dan langsung pergi menuju bandara sendirian. Tapi mengingat Bian yang selalu mengomel seolah-olah Quenn bayi yang baru belajar berjalan tidak boleh jauh dari pengawasan orang tua. Dan ya begitulah akhirnya Quenn mengalah saja. Dia tidak mau bertengkar saat Bian akan pergi jauh dan lama tidak berjumpa. Mengingat itu Quenn jadi sedih sekali kalau harus berpisah dengan Bian.
"Hey Quenn! Ayo pergi" sentak Bian mengacaukan lamunan Quenn. Sedangkan Quenn terkejut. Tangannya memegang dadanya untuk menetralkan jantungnya yang berdetak keras.Bugh
"Akh! Kok dipukul sih" gerutu Dirga. "Lo tuh ngagetin gue dasar Dirga nyebeliiinnn! Kalo jantung gue jatuh ke perut gimana?!" dengan muka merah padam Quenn mengomel dan memukuli dada Dirga membabi buta. "Aw eh udah dong sakit Quenn. Maaf tadi aku udah panggil-panggil kamu tapi kamunya tetep aja bengong kayak patung selamat datang." Dirga mengaduh dan memegang kedua tangan Quenn agar tak bisa memukulinya lagi. "SEMBARANGAN! Lepasin! Nyebelin banget sih!" Quenn semakin marah. "Iyaiya maaf. Ayo Bian keburu terbang." Dirga menyeret tangan Quenn menuju motor besarnya.
Dalam perjalanan Quenn hanya diam karena masih sebal. Sedangkan oknum yang menyebalkan tetap saja cengar-cengir dan mengoceh kesana kemari. "Quenn kok diem aja sih ngomong dong. Kan aku udah minta maaf. Lagian ntar kalo jantung kamu jatuh aku gantiin deh pake jantung aku. Mau gak?" Dirga sedikit berteriak karena suaranya terbawa angin. Sekali lagi Quenn memukul kepala Dirga kali ini tidak begitu terasa karena kepala Dirga yang sekeras batu itu tertutup helm. "Bodo" jawab Quenn cuek.Setelah setengah jam perjalanan dengan segala ocehan dan bualan Dirga akhirnya mereka sampai dibandara. Quenn mendesah lega akhirnya telinganya bisa sedikit damai dari dengungan-dengungan tak berdasar sepanjang perjalanan. "Quenn!" terdengan teriakan seseorang dari lobby bandara. Yang dipanggilpun menoleh dan tersenyum senang. Quenn berlari memeluk Bian yang merentangkan tangannya. Bian mengelus sayang kepala Quenn dan mengecup pelipis Quenn singkat. "Belum berangkat aku udah kangen duluan gimana dong Bi? Aku ikut deh ya? Masukin koper pasti muat. Ayo ayo cepet Bi." ucap Quenn kelewat girang. Entah sedang menghibur diri atau menyembunyikan tangisnya. Bian tersenyum melepaskan pelukan mereka. Hanya menoleh sebentar memastikan Dirga ikut mengantarnya. "Emang Quenn mau kehabisan napas didalem koper?" tanya Bian lembut. "Quenn denger ya daripada lo mati kehabisan napas didalem koper mending lo sama gue aja sini. Gue jajanin es krim yang banyak deh." Dirga menyahut mendengar permintaan konyol Quenn. "Kan. Kan nyebelin lagi!" ucap Quenn bersungut. "Kamu liat sendiri kan Bi? He's so annoying to infinity and beyond. Segala dirayu pake es krim. Emangnya aku anak kecil apa? Aku bukan anak kecil ya paman!" adu Quenn sambil menatap tajam Dirga. Sedang Bian hanya tertawa karena demi apapun wajah Quenn saat marah sangat lucu. Manik mata hitam itu semakin besar dan mempesona sekaligus. "Udah dong sayang. Kamu semakin lucu kalo marah-marah gitu. Makanya dia suka godain kamu." kata Bian sambil mengelus kepala Quenn. Quenn mendengus sebal kedua orang ini bukannya malah membelanya malah menertawakan Quenn.
"Ayo masuk deh. Pegel gue berdiri nungguin romeo juliet bermesraan. Lo gak laper lagian cil bocil?" omel Dirga sambil berlalu membuat Quenn menganga. What's did he say? Bocil? Cih yang benar saja. Bian yang melihat Quenn menggerutu tidak jelas terkekeh lalu menarik tangan Quenn mencari tempat yang pas untuk menunggh jam terbangnya dan tentu saja mengisi perut. "Kamu belum makan ya Quenn? Pasti belum deh" tebak Bian. "Aku ga laper Bian. Ntar aja dirumah." jawab Quenn santai. "Gak boleh dong. Sekarang kita makan dulu. Aku masih punya waktu kok." jelas Bian lembut.
"Heh Cil sini Cil! Mumpung tempatnya kosong" teriak Dirga mengajak Quenn dan Bian masuk ke salah satu cafe. "Heh sembarangan! Nama gue bagus-bagus lo ganti seenak jidat!" sungut Quenn. "Lagian gak lo gak tinggi-tinggi sih. Olahraga sana biar gak disamain sama anak smp." ucap Dirga sambil menaik turunkan alisnya. "Udah Quenn ayo makan dulu udah aku pesenin nih keburu dingin." Bian menengahi pedebatan keduanya. Bian heran sejak kapan mereka jadi sering berdebat gini. Seingatnya Dirga bersikap sangat manis untuk mendapat maaf dari Quenn. Apa Quenn sudah berdamai dengan dirinya sendiri? Atau hanya akal-akalan mereka berdua untuk membuatnya percaya menitipkan Quenn pada Dirga? Sepertinya kemungkinan kedua sangat mustahil. Mungkin memang Quenn sudah berdamai dengan masa lalu. Baguslah aku bisa pergi dengan tenang. Batin BianSetelah acara mari mengisi perut mereka selesai Bian menuju pintu keberangkatan. Quenn memeluk Bian sekali lagi untuk melepasnya yang terakhir kali. "Quenn denger ya! Kamu gak boleh keseringan nyepelein pola makan kamu. Aku gak suka kalo kamu sakit. Kamu harus selalu sehat. Jaga kesehatan. Selalu bahagia ya? Jadi Quenn yang lemah lembut dan baik hati. Jangan macem-macem. Jadi anak yang nurut. Kalo Dirga bilang itu gak baik buat kamu, kamu harus dengerin. Okay? Paham kan?" omel Bian panjang kali lebar kali tinggi, bervolume dah tuh. Sedang Quenn menjatuhkan rahang tak percaya. Seolah-olah dirinya bocah cilik yang tingkat kenakalannya sudah tidak bisa diminimalisir lagi. Apaasih! Quenn merasa bisa mengurus dirinya sendiri loh. "Biaannn! Aku udah gede loh. Kamu ini apaan sih?! Kamu yang harusnya jaga diri disana. Jauh dari temen-temen dan harus nyesuaiin lingkungan baru lagi. Kebalik tau gak ceramahnya. Ngeselin deh!" ucap Quenn menggebu-gebu.
"Heh bocil! Ga sadar diri banget sih!" Dirga menyahut. Kelewat jengah dengan sikap percaya diri si nona ribet ini. "Udah udah. Quenn aku berangkat ya. Inget pesen aku. I Love you so badly. I'll miss you so much my Queen." ucap Bian dengan penuh ketulusan. "Ga gue beneran titip ya. Agak susah sih diaturnya. Lo musti banyakin stok sabar lo. Udah pernah kan? Kebal dong harusnya." ejek Bian sembari menyeret kopernya. "Sialan lo. Pawangnya kan elo heh!" teriak Dirga tak terima Bian hanya terkekeh sambil melambaikan tangannya bersiap masuk.Setelah Bian tak terlihat Quenn hanya diam termenung. Entah apa yang ada didalam pikirannya Dirga jadi bingung sendiri. Dirga hanya takut Quenn memendam perasaan sedihnya lalu jatuh sakit. Quenn itu paling tidak bisa memendam masalahnya sendiri atau dirinya langsung drop berhari-hari. "Quenn hey ayo kita balik. Udah mau malem nih. Ayam-ayam udah pada ngandang. Yuk" ujar Dirga pelan takut mengejutkan Quenn dan berakhir mendapat pukulan manis darinya. Quenn hanya menoleh sebentar lalu berjalan mendahului Dirga tanpa mengucap apapun. Dirga jadi ikut diam dan mengikuti Quenn dari belakang. Dirga paham mungkin Quenn sedang sedih dan butuh waktu menenangkan diri.
Satu jam berlalu, akhirnya mereka sampai dirumah Quenn. Sepanjang perjalanan Quenn hanya diam Dirga jadi khawatir Quenn kesurupan atau apapun sejenisnya. Yah memang tipikal Quenn sekali sih sangat diam dan tenang. Tapi belakangan ini kan dia jadi lebih ekspresif. Tingkah lucunya saat marah-marah dan menggerutu masih Dirga ingat beberapa waktu yang lalu. Apa sebegitu berpengaruhnya Bian untuk Quenn? Batin Dirga heran.
"Quenn rumah lo masih sepi? Ortu belum balik?" Dirga bertanya sambil memandang rumah Quenn yang sepi dan gelap. Quenn menoleh sebentar lalu mengangguk. "Kita pergi makan dulu yuk. Pasti lo gak akan makan kalo gak ada orang gini. Apa mau aku beliin nasi goreng didepan komplek? Mau ya?" mohon Dirga. Quenn mendongak menunjukkan tatapan mata yang sendu. Mata bulat itu sedang sedih saat ini. Berkaca-kaca seolah mau tumpah ruah. Oh shit! Jangan mata itu Inner Dirga berteriak. Mata menahan tangis itu sangat melemahkan Dirga. Rasanya sangat ingin merengkuh tubuh munggil gadis didepannya itu."Hey Quenn jangan sedih dong. Bian kan kesana buat banggain kamu juga. Aku ada disini okay? Aku yang bakal jagain kamu mulai sekarang. Terserah kamu mau anggep aku temen, orang asing, bodyguard, atau musuh sekalipun aku gapapa. Asal kamu gak sedih lagi. I'll be there for you" kata Dirga lembut sambil mengusap air mata di pipi halus Quenn. Quenn semakin terisak, bahunya bergetar menunduk dalam. Merasa bersalah sebelum ini bersikap acuh kepada Dirga. Disaat dirinya butuh sandaran seperti ini Dirga malah dengan baik hati dan berlapang dada menemaninya. Dirga yang melihat Quenn menangis tak bisa menahan diri lagi. Dirga merengkuh tubuh mungil Quenn ke dalam pelukannya. Mengusap-usap punggung Quenn untuk menenangkan. "Its okay Quenn. You can cry. Then you must be happy after that."

KAMU SEDANG MEMBACA
QUENN
Novela JuvenilQuenn Cassandra cewek cantik periang yang selalu jadi pusat perhatian orang-orang. Bagaimana tidak ? Dia sangat pandai dan berkompeten dalam bidang apapun terlebih dalam dunia musik. Terlahir sebagai anak tunggal tidak membuatnya kesepian karena dia...