Delapan Belas

292 10 2
                                    

Beberapa waktu sebelum Quenn membuat keributan, Dirga dan Aldo mencari keberadaan Quenn dikelasnya. Biasanya Quenn rajin datang pagi-pagi tapi sampai bel berbunyi belum ada tanda-tanda Quenn datang.

"Dir.. Quenn mana dah? Biasanya sama lo kan berangkatnya?" tanya Aldo heran.

"Tadi sih gue gak jemput. Quenn juga belum ngabarin berangkat sama siapa." ucap Dirga sedikit panik.

"Lo gimana sih? Masa lo biarin gitu aja? Ga tanggung jawab banget" cerca Rachel.

"Ya kan biasanya dia sama supir." Jawab Dirga enteng

"Ya kan supirnya keluar kota sama bokap nyokapnya." ucap Lavina sinis

"Astaga gue lupa!" Dirga menepuk jidatnya. Bagaimana bisa dirinya lupa akan hal itu. Quenn sedang sendiri dirumahnya. Bagaimana kalau terjadi sesuatu saat Quenn dijalan?

"Yauda ntar abis upacara gue yang nyari." ucap Aldo lalu pergi begitu saja.
Saat ini Dirga, Sam, Nico, Rachel dan Lavina berada dilapangan karena upacara segera dimulai.

Setelah selesai upacara Dirga dan kawan-kawan melihat mobil hitam yang sangat familiar memasuki kawasan sekolah. Parkir dengan rapi, begitu sang pengemudi keluar mereka mengerutkan kening heran.

Ya siapa yang tidak heran jika yang keluar dari bangku pengemudi itu satpam sekolah. Mereka yakin sekali kalau itu mobil teman mereka. Jadi pertanyaannya dimana Quenn? Mengapa yang memarkirkan mobilnya si satpam sekolah? Dan harusnya jika sudah terlambat gerbang tidak akan dibuka jika belum waktu istirahat pertama. Tak menunggu lama Dirga lari untuk bertanya kepada si satpam itu.

"Loh pak ini mobilnya Quenn bukan?" tanya Dirga to the point.
"Eh iya. Tadi ada kecelakan kecil didepan." jawabnya singkat
Mata Dirga membola mendengar kata kecelakaan.

Tunggu!

Itu berarti?

Quenn?!

Tanpa basa-basi Dirga berlari menuju uks. Teman-temannya melihat dari kejauhan jadi heran mengapa Dirga begitu panik dan berlari seperti dikejar rentenir. Mereka akhirnya memutuskan untuk mengikuti Dirga. Toh pelajaran belum dimulai.

***

Mata bulat yang semula menutup itu berkedip-kedip lucu, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Begitu matanya sudah menyesuaikan cahaya dirinya heran, mengapa dirinya ada disini? Dan kenapa ada kakak kelasnya si ganteng itu juga disini? Hendak bertanya tapi lidahnya terasa kelu. Badannya sangat lemas tidak bisa digerakkan. Perlu beberapa waktu untuk memulihkan dirinya.

"Quenn.. Lo udah sadar? Jangan banyak gerak dulu. Lo baik-baik aja kok. Gak ada luka serius." kata Aldo menenangkan Quenn.

Quenn hanya berkedip lucu. Ohh dirinya baru ingat tadi pagi hampir menabrak pengendara motor didepan gerbang sekolah.

"Tadi gue nyariin lo. Biasanya pagi udah dikelas eh tadi gak ada sampe waktu upacara. Gue ama Dirga jadi kalang kabut. Gue cari ke depan gerbang kali aja lo telat kan. Eh pak satpamnya bilang kalo lo hampir nabrak. Gue langsung kesini. Tapi mobil lo aman kok. Gaada yang lecen. Elonya nih yang lecet." jelas Aldo panjang lebar

"Aku kesiangan kak. Terus pas buru-buru mau masuk ke sekolah ada pengendara motor tiba-tiba muncul gitu. Ya refleks aku rem mendadak kan. Kejedot setir deh nih pala." ucap Quenn lemah.

"Lagian kenapa kesiangan sih? Tumben banget?" tanya Aldo heran. Karena selama dekat dengan Quenn dirinya tidak pernah mendapati Quenn datang siang ataupun terlambat, kecuali memang benar-benar tidak masuk sekolah.
"Ya itu gara-gara Dirga nyebel-"

Brakk

"Quenn lo kenapa?! Mana yang luka? Gak parah kan? Gimana sih kok bisa nabrak? Tapi mobil lo kok gak lecet? Kok lo yang lecet? Gimana sih?" cerca Dirga bertubi-tubi.

Quenn hanya memutar bola matanya saja. Jengah sekali dengan kelakuan Dirga. Apa dia tidak tahu penyebab kesialan Quenn hari ini karena dirinya. Rasanya Quenn ingin murka saja. Belum sempat menjawab pertanyaan Dirga teman-temannya yang lain datang memberi pertanyaan yang sama. Aldo yang melihat raut sebal Quenn jadi tersenyum gemas.

"Kaakk.. Bantuiinnn" Pinta Quenn sambil menunjukkan wajah melasnya ke Aldo yang sedang terkekeh.

"Iyaiya sabar dong. Tadi Quenn kesiangan, buru-buru terus hampir nabrak pengendara motor gitu. Jadi yaa gitu deh." jelas Aldo singkat.

"Yaampun Quenn.. Bisa-bisanya ya? Kok ga berangkat sama pawang lo sih? Tanya Rachel heran.

"Iya nih pawangnya malah nganterin cem-cemannya." jawab Sam dengan wajah tanpa dosa. Mendengar itu Dirga melotot hendak memukul kepala Sam tapi sudah menghindar lebih dulu.

"Bukan gitu Quenn.. Ga sengaja tadi ketemu dijalan" jawan Dirga ragu.
"Terserah." jawab Quenn malas.
"Terus yang lo tabrak gimana Quenn?" tanya Nico

"Gatau belum dicek udah gaada orangnya. Mana pake item-item gitu semotor-motornya. Udah kayak intel aja." jawab Quenn santai

Mendengar ciri-ciri yang disebut Quenn barusan Aldo jadi ingat penguntit yang waktu itu lolos dari kejarannya. Apa jangan-jangan itu orang yang sama? Pikir Aldo tapi segera mengenyahkan segala praduganya yang belum pasti itu. Gue musti cari tau! Batin Aldo.

"Ninja kagak tuh item-item?" tanya Sam asal.

"Yakali hari gini ninja muncul terang-terangan." timpal Lavina sinis

"Udah deh. Masuk kelas aja yuk. Aku udah baikan kok." ajak Quenn kepada teman-temannya

"Lo yakin mau masuk kelas Quenn?" tanya Aldo khawatir.

"Iya kak Quenn okay kok."

Setelah itu mereka semua membubarkan diri untuk masuk ke kelas masing-masing. Tapi dengan catatan mengantar Quenn sampai selamat dibangku kesayangannya.

QUENNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang