♥e n a m♥

6.7K 820 49
                                    

Pak Sam♥

[Fa]
[Fa]
[Fa!]
[Ulfa woy!]

[Apa sih, Pak?]
[Santai, jan ngegas.]
[Ntar kumat asmanya.]

[Heh, saya ga penyakitan, ya!]

[Kenapa lama bales? Ga percaya?]

[IDC]

[I Don't Care?]

[Iya Deh Cayang.]
[Lah di-read doang]

Ulfa menggedikkan bahu acuh, menyimpan HP sambil menatap sekeliling kali aja nemu barang bagus no lecet-lecet no buaya-buaya juga.

Sedotan berwarna biru masih nangkring di bibirnya, mengabaikan sekitar yang ramai pengunjung dan berisik tentunya. Rambutnya yang tergerai sampai punggung bergerak-gerak ditiup angin.

"Bwaaa!"

"Eh pocong!" Ulfa langsung latah ketika mendapat panggilan tiba-tiba dari siapa pun, entah kenapa dia jadi sering menyebutkan hal berbau horor akhir-akhir ini.

"Sialan lo!" semprotnya ketika mendapati Nani tengah terbahak sampai-sampai duduk di lantai memegangi perut yang nyaris kram karena tertawa.

Ulfa mengisi stok kesabaran yang mulai menipis karena temannya ini, sederet sumpah serapah mampir di hatinya dan siap dikeluarkan.

Sabaaar!

"Gila sih muka lo bikin bengek," ejeknya yang sudah duduk santai di kursi depan Ulfa. "Mikirin apa lo?" tanyanya setelah hening sejenak.

"Masa depan yang entah di mana rimbanya," seloroh Mirda seraya menghempaskan tas beratnya ke meja membuat suara debaman terdengar nyaring.

"Lo bawa buku apa mayat? Kayaknya berat banget kayak dosa mantan gue." Ulfa menyingkirkan tas Mirda yang nyaris menumpahkan nasi goreng yang belum dicicipi sama sekali.

"Gue bawa cinta buat doi, tapi ditolak, ya gue bawa balik," curhatnya berpura-pura menyeka air mata.

Nani membuat gaya seolah hendak muntah, "Geli gue nying, lo kebanyakan bergaul sama Ulfa jadi bucin dah."

Ulfa mengangkat garpu dan mengarahkannya ke wajah Nani, "Anda bosan hidup? Bicara pada saya, akan saya berikan solusi berupa tali dan kursi. Anda tewas saya puas." Ulfa bernarasi panjang sambil membuat gaya putaran di ujung garpunya.

"Ampun Bang Jago."

"Wahai peliharaan gue, berilah gue ruang buat duduk!" sela Sulas sambil menyenggol kursi Ulfa.

Cewek dengan rambut diurai sebahu itu menggeser kursinya seraya menatap sinis pada Sulas.

"Awas virus!" teriak Mirda saat Sulas hendak bersin.

"Tipe-tipe peliharaan no have akhlak!" tuding Sulas yang sudah duduk dan menikmati sensasi pedas dan asin dari kuah sotonya.

Nani dan Mirda mulai memesan makanan sedangkan Ulfa malah fokus ke daftar menu, mengingat-ingat menu mana yang belum ia pesan sambil terus menyedot teh esnya.

"Gue denger-denger, Pak Sam gak akur sama ortunya."

Nani memulai sesi ghibah-ghibahan.

"Gak boleh ghibah woy! Dosa!" larang Ulfa bijak, lalu dia menempatkan telapak tangan di belakang telinga seraya mencondongkan tubuh ke depan, "Apa masalahnya?"

MAHASISWI BUCIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang