EKSTRA PART

354 12 0
                                    

"Sayang, aku gak suka sama Alfi, Imran juga!" adu seorang pria dengan balutan jas abu, wajahnya terllihat begitu masam sebagai bentuk bukti seberapa kesal hatinya saat ini.

"Gak suka kenapa? Anak gadis kamu diculik lagi?" tebaknya diiringi kekehan geli. 

"Iyaaa!" Bapak dua anak itu tampak makin kesal sebab sang istri biasa-biasa saja, padahal dia sudah kesal setengah mati. "Kamu kok keliatan biasa aja, sih? Nanti anak kita lupa siapa Ayah Bundanya, tiap hari diculik terus ke rumah mereka." 

Ulfa tertawa geli, wanita cantik yang saat ini terlihat begitu anggun lengkap dengan aura keibuannya. Semenjak menikah dengan Sam lima tahun lalu, ia hanya duduk manis di rumah sambil sesekali mengurusi bisnis skincare hasil dimodali suaminya. Pokoknya aman, nyaman, dan tentram deh rumah tangga mereka selama ini.

Yaaah, di balik ketentraman itu ada Sam yang mati-matian melawan egonya saat menghadapi Nyonya Baraningrat yang ... ampun deh mood-nya, labil nauzubillah.

"Pokoknya kita harus pindah negara, aku gak mau anak kita disabotase terus, mana dua-duanya lagi. Mentang-mentang buatnya gampang."

Plak!

"Shhh ... sakit, Yang." Sam merengut sambil usap-usap bahunya yang kena tempeleng istrinya.

"Buatnya gampang, ngeluarinnya susah. Udah ah jangan lebay, Mas. Bilang aja kamu cemburu anak kamu dicium-cium sama mereka."

"Hehe, iya sedikit."

Ulfa cuma geleng-geleng karena sifat cemburu akut Sam, pria itu selalu saja sensitif kala dua anak gadis mereka dibawa kabur ke rumah sebelah alias rumah yang dulu ditempati Ulfa dari kecil hingga dewasa. Sam sengaja membeli rumah tepat di sebelah rumah lama Ulfa, alasannya biar Ulfa gak kesepian pas dia tinggal ke luar negeri.

Sekarang, bapak dua anak itu menyesal setengah mampus karena anak mereka justru lebih nyaman di rumah sebelah ketimbang rumah sendiri. Huh, gara-gara itu tiap hari sebelum tidur Ulfa dibuat pusing dengan rengekan Sam yang minta diizinkan pindah rumah. Pria itu pengen jauh-jauh dan menghabiskan masa bersama anak-anaknya tanpa takut anaknya diculik ke rumah sebelah.

Sayang sekali sang istri tak mau, mungkin karena sudah nyaman dengan rumah bertingkat 3 yang sudah dihuni hampir 5 tahun lamanya. Sam juga tidak berani memaksa karena takut nanti istrinya merajuk dan dia disuruh minggat ke kamar tamu. 

Mana bisa Sam tidur nyenyak tanpa guling hidupnya. Bapak 2 anak itu sudah bucin mampus, udah gak ketolong lagi bulolnya. Semua yang diminta oleh sang istri akan selalu ia turuti meski kadang di luar nalar.

"Kamu baru pulang loh, Mas. Mau ke mana lagi?" tegur Ulfa kala melihat suaminya memasang kembali jas yang sudah dilepas. 

"Ambil balik anak kita, takut banget anak kita tiba-tiba pindah KK." Sam mendekat, membubuhkan satu kecupan mesra di bibir merah jambu milik istrinya, "Pergi dulu ya, Sayang."

"Iyaaa, udah sana selametin anak-anak kamu."

Sam mengangguk mantap lalu setengah berlari menuji rumah sebelah. Melihat itu membuat Ulfa tak kuasa menahan tawa, entah drama apalagi yang akan Alfi buat supaya keponakannya tidak dibawa pergi oleh induk galaknya.

Sam bergegas menuju ruang tamu, tempat yang sering dijadikan basecame oleh dua anak gadisnya.

"Agatha, Liona ini ayah." Sam tersenyum lebar tatkala seorang balita berusia 3 tahun berjalan tertatih ke arahnya.

"Yayaaah, Maman Api main mobey yeyen!" adu Agatha, bocal cilik itu menunjuk Alfi yang asik bermain game online. Merajuk dia gara-gara pamannya sibuk dengan benda pipih itu.

"Liona mana?" Sam mengangkat tubuh mungil Agatha lalu mendaratkan kecupan di pipi gembulnya, "Em bau acem, Ata belum mandi ya?" goda Sam ditanggapi tawa renyah Agatha.

"Ona amar aman Imyan." Agatha menyenderkan kepalanya di bahu sang ayah, batrenya perlu dicharger.

Agatha masih kesulitan dalam berbicara karena sewaktu ia lahir, usia kandungan Ulfa masih 7 bulan yang membuat Agatha harus dimasukkan ke inkubator. Sam juga tak menuntut anaknya bisa bicara lebih cepat, yang penting anaknya sehat dan aktif, meski kadang dia harus urut kepala karena tingkah sang anak plek ketiplek macam mamaknya.

"Ran, balikin anakku!" Sam melotot galak pada iparnya yang tampak asik menonton kartun kepala botak bersama anak bungsunya.

"Dih baru juga 4 jam ini anak di sini, sebentar lagi lah nanggung nih." Imran memeluk Liona sambil memasang muka songong.

"Kuaduin Ulfa ya, itu dia udah ngamuk anaknya gak pulang-pulang." 

Bohong banget, Ulfa justru merasa tentram sekali bisa bersantai sedikit lebih lama karena dua macan tutul kesayangannya diasuh oleh abang tersayang.

"Yeuuu dasar aduan!" ledek Imran, walau sambil bersungut-sungut ia tetap mengembalikan boneka hidup made in Sam dan Ulfa. Takut dia kena amuk macan betina. Imran memberi kecupan di pipi Liona yang saat ini baru berusia 1 tahun.

Dengan raut penuh kemenanngan Sam membawa dua maungnya balik ke rumah. Ternyata dua iparnya masih takut kepada sang istri. Dia juga takut sih.

"Sayaaang aku berhasil bawa Maung kita baliiik!"

TAMAT

HALLO PEMBACAKU TERCINTA, TERKASIH, TERSAYANG!

AWOGWOGWOG! Iya tau ekstra partnya telat banget, udah 3 tahun sejak cerita ini tamat dan aku baru inget ini cerita belum ada ekstra partnya. Hehe (ketawa karir)

KOMENNYA JANGAN LUPA!

JANGAN MARAHIN AKUUU :)


JANGAN MARAHIN AKUUU :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MAHASISWI BUCIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang